Masa kemarin sudah berlalu
Masa sekarang adalah hari ini
Dan masa esok biarlah terencana
Matahari masih bersinar
Tandanya, hidup harus terus berjalan
-Alletha Anindhiya
---Alletha bangun dari tidurnya, tidak ada yang berbeda, matahari masih terbit dari timur, bahkan ia masih bisa melihat indahnya dunia, hanya saja rumah ini yang kian berbeda baginya, sekarang ia hanya akan tinggal dengan mamanya tanpa ada papanya. Setelah memikirkannya sepanjang malam, alletha menemukan jawabannya, ia tidak boleh egois, papa dan mamanya berhak bahagia. Perlahan, alletha mulai berdamai dengan keadaan, ia mulai menerima kenyataan bahwa orang tuanya kini sudah bercerai, walau sedikit mengiris hati alletha, namun alletha tidak boleh egois.
"pagi ma" sapa gadis itu melihat mamanya yang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Akhir akhir ini mamanya memang selalu punya wakti lebih untuk alletha, bahkan ia terkadang mengantar alletha ke sekolah.
"pagi sayang" mama alletha mendekati gadis itu dan mencium anak gadisnya. Hangat, itulah yang alletha rasakan, kehangatan yang pernah hilang, kini sudah kembali meski tanpa kehadiran papanya.
"sarapan yuk! tapi mama hari ini gak bisa anter alletha ke sekolah, soalnya mama ada rapat penting di kantor" wanita itu mrminta pengertian dari alletha.
"iya ma, gak papa kok. Alletha bisa pakr mobil sendiri ke sekolah" alletha mengerti posisi mamanya saat ini, ia tidak bopeh egois, sekarang mamanya yang harus menjadi tanggung jawab untuk seluruh isi rumah.
"tapi mama usahain pulangnya cepet" mamanya tersenyum pada gadis itu. Alletha hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya, tanda setuju.
Alletha berangkat ke sekolah dengan mobil miliknya. Ia tiba di sekolah sekitar 20 menit kemudian.
"pagi vano" alletha menyapa pacarnya itu, kebetulan ia bertemu dengan alvano di parkiran mobil dan juga tumben sekali seorang alvano berangkat menggunakan mobil, biasanya kan dengan motor kesayangannya itu.
Alvano tidak menggubris alletha sama sekali. Alletha tidak terima dengan perlkuan alvano terhadapnya, gadis itu kembali membuat alvano marah akan dirinya. Alletha spontan membuka tutup ban mobil alvano, sehinggam menyebabkan mobil laki laki itu mengempes.
"bisa gak sih, gak usah carik masalah sekali aja!" bentak alvano, laki laki itu sangat marah pada alletha. Kini, alletha hanya menunduk dan meratapu perbuatan bodohnya tadi. Alvano meninggalkn alletha yang masih menundukkan keplanya. Bel masuk juga sudah berbunyi 5 menit yang lalu.
"lo itu kenapa sih vano! kenapa selalu mengaggap gue gak pernah ada. Apa gue salah suka sama lo, apa itu buat lo gak nyaman!" alletha meneriaki alvano yang sudah berlalu beberapa langkah.
"itu lo tau jawabannya, gue gak nyaman" alvano berbalik dan menekankan kata katany. Sunggu alletha sakit hati mendengar perkataan alvano. Apa ini balasan untuk alletha? padahal ia hanya ingin dicintai oleh alvano, tidak lebih. Apa ini kesalahan alletha?.
"makasi udah buat gue sadar, ternyata sebesar apapun perjuangan kita, tapi kalau ada unsur paksaan di dalamnya, gak akan buat hubungan dua orang makin baik, malah semakin buruk" alletha kembali menriaki alvano yang berada jauh di depannya, beruntung hanya ada dia dan alvano di parkiran itu karena siswa lain sudah pasti masuk kelas.
" jangan suka memaksakan kehendak karena itu bakal nyakitin diri sendiri" tutup alvano sebelum berjalan kembali.
"gue sayang sama lo vano, tapi lo nggak! gue emng salah udah maksa lo buat sayang sama gue, tapi gue tulus, makasi juga udah buat gue sadar" alletha menghembuskan nafasnya berat. Laki laki itu sudah pergi dari hadapannya, ia kini hanya sendiri di parkiran itu.
"alletha mengapa kamu belum masuk kelas!" sesorang menegur alletha. Benar, itu adalah guru BK yang sedang bertugas untuk berkeliling sekolah pagi ini.
"maaf bu" alletha hanya bisa menunduk karena ia tahu dirinya bersalah, ia tidak bisa mengelak lagi.
"sekarang kamu pergi ke lapangan dan bersihkan lapangan itu" tujuk guru BK tersebut. Untuk pertama kalinya alletha harus menerima hukuman. Alletha berjalan pasrah menuju lapangan. Ia mengambil sapu dan mulai menyapu lapangan yang luas itu.
Saat menyapu, mata alletha menangkap sosok alvano yang juga sedang menyapu halaman. Sepertinya alvano juga ketahuan telat masuk kelas dan di hukum. Alletha tidak ingin menyapa laki laki itu, alletha sudah sadar, ia tidak boleh memaksakan kehendak, biarlah alvano yang mulai terbiasa dengan alletha tanpa harus memaksanya.
Mereka berdua menyapu lapangan yang luas itu dari sudut ke sudut, hingga selesai.
"ternyata cukup seru juga di hukum" monolog alletha setelah selesai membersihkan lapangan itu. Alletha duduk di bawah pohon rindang, tepatnya di samping lapangan luas itu.
"minum dulu" alletha merasakan dingin di dahinya akibat seseorang menempelkan minumn dingin di dahinya. Alletha sontak melihat siapa laki laki itu. Benar saja, laki laki itu alvano.
"makasi van" alletha terlihat kikuk berada di dekat alvano, laki laki itu ikiut duduk di samping alletha. Matanya melihat sekeliling lapangan, ia tidak ingin melihat laki laki itu atau bahlan tidak ingin mata mereka bertemu. Mengapa alletha semakin canggung?.
"gue" keduanya berbicara bersamaan.
"lo aja dulu" alletha memberi kesemoatan alvano untuk berbicara duluan.
"al, gue tau lo suka sama gue, tapi gue belum bisa sepenuhnya suka sama lo. Percuma aja kalau lo hanya memaksakan kehendak lo senidir, itu bakal menyakiti diri lo sendiri. Kalau emang lo suka sama gue, gue gak bisa larang itu tapi gue butuh waktu untuk mengenal lo dan suka sama lo" alvano memberi pengertian pada alletha, ia sevenarnya tidak ingin menyaliti hati wanita itu, ia tau alletha sangat tulus terhadap dirinya. Alvano meminum air dingin yang ia beli, ia sudah lega bisa memberi alletha pengertian.
"makasi van udah buat gue sadar, ternyata berjuang aja gak cukup tapi harus bersabar juga" alletha tersenyum kikuk pad laki laki itu. Entah apa status mereka sekarang? entah masih jadian atau hanya friendzone semata.
"jalani aja sewajarnya, siapa tau gue bisa suka sama lo" sebelum benar benar pergi, alvano memberikan senyumnyan pada gadi itu, jarang-jarang ia tersenyum pada seorang wanita, namun senyum itu terlihat tulus.
Alletha merasa ada sinyal tersembunyi dari petkataan alvano tadi. Ia masih memiliki kesempatan untuk bersama alvano. Ia akan berjuang tanpa memaksa kehendaknya lagi.
"lo itu kadang baik, kadang jahat, kadang cuek, kadang dingin, kadang perhatian, kadang nyakitin" Alletha senyum-senyum sendiri mengingat perlakuan alvano terhadap dirinya.
Alletha berdiri dan meyakinkan diri untuk memulai awal yang lebih baik dari sebelumnya, ia bis menjalani hidupnya tanpa egois. Alletha berjalan menuju kelas, ia harus mengikuti jam pelajaran selanjutnya karena ia sudah tertinggal 1 mata Pelajaran akibat di hukum tadi.
Alletha menemukan titik tengah dari hidupnya, gadis itu berjalan dengan senyum mengembang dari kedua sudut bibirnya yang terangkat.
"hari kemarin biarlah berlalu, hari sekarang adalah hari ini dan amhari esok biarlah terencana. Matahari masih bersinar, tandanya hidup harus terus berjalan" batin gadis itu.
----
Gimana part yang ini?
Semoga ini menjadi titik terang bagi alletha dan alvano
Lantas bagaimana hubungan keduanya?
See you next chapter
Jangan lupa tinggalkan jejakSenin, 22/02/21
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHA
Teen FictionCerita tentang gadis yang memiliki 2 sisi berbeda dalam hidupnya. Terlihat bahagia namun menyimpan kesedihan di baliknya. Gadis yang memiliki sejuta rahasia. Bagaimana jika ia mengejar seorang cowok yang begitu terkenal cuek dan pendiam. Akankah A...