note : HEU berarti Hope Extended Universe. Ini adalah lanjutan dari akhir Season 1 Hope.
.
7 tahun kemudian...
Seorang pria dewasa yang kini telah menginjak usia 35 tersebut, saat ini tengah berdiri di samping seorang psikiater.
Ada satu sosok yang kini menjadi perhatian kedua orang itu. Sosok tersebut duduk di sebuah bangku taman putih dengan tatapan kosong yang sudah menjadi ciri khasnya selama 6 tahun kebelakang.
Suasana di sana cukup bising. Bau obat-obatan memang sudah tidak asing lagi di hidungnya. Tapi, kelakuan orang yang ada di sana membuatnya tidak terlalu nyaman berlama-lama di tempat tersebut.
"Maafkan orang-orang di sini, Tuan. Mereka berbuat seperti itu maksudnya ingin berkenalan dengan para penjenguk," ucap psikiater yang mendampinginya sejak tadi.
"Oh—tak apa. Ini bukan masalah besar untuk saya, Mr. Jake," balas sang pria.
Pria itu sebenarnya tak terlalu memerdulikan kelakuan orang-orang yang ada di sana. karena tujuannya kemari setiap bulan 2 minggu sekali adalah untuk memastikan keadaan seseorang yang sangat ia hormati.
Meski keadaan orang tersebut kini tak seperti dulu, namun pria itu masih tetap menghormatinya dia apapun yang terjadi.
"Apa ada perkembangan, Mr. Jake?" tanya pria itu.
"Berdasarkan hasil statistik selama 6 bulan terakhir, keadaan mental pasien perlahan membaik. Walau masih sering melamun dan memberontak, namun itu kemajuan yang baik," terang sang psikiater.
"Bisakah beliau sembuh total seperti dulu?" tanya pria itu lagi. matanya tak berhenti menatap sosok yang telah menjadi fokusnya selama 15 menit ini.
"Melihat data kesehatannya, itu mungkin terjadi. Meski membutuhkan waktu terapi yang cukup lama," jawab Mr. Jake, Psikiater yang sejak awal menemani pria itu.
"Saya serahkan penanangan untuk kesembuhan Papa saya pada anda, Mr. Jake. Saya sangat berharap beliau bisa sembuh total dan mendampingi kami seperti dulu," harap pria itu.
"Saya akan mengusahakan yang terbaik. Dan terimakasih banyak karena telah mempercayai saya menjadi perantara untuk menyembuhkan Papa anda, Tuan Fio."
Pria itu, Fio Geraldion Ryandra.
Pria yang kini menjabat sebagai pemimpin utama Ryandra Group. Sekaligus kepala yang menggantikan Aditya selama 7 tahun ini. Tugasnya kini semakin berat. Namun pria itu menikmatinya selama ini.
Fio selalu meluangkan waktu untuk melihat perkembangan kesehatan Papanya yang tengah dirawat di rumah sakit untuk menyembuhkan kesehatan mentalnya.
Setelah berita mengejutkan yang mendadak dari Tara tempo hari, keadaan Keluarga Ryandra berubah. Banyak badai yang menerpa keluarga itu sejak Arga dinyatakan tiada.
Hal itu juga memengaruhi Aditya. Pria yang kini berusia hampir 60 tahun itu, kini menjadi seseorang yang sangat berbeda. Ada kalanya dia hanya diam. Namun, kadang pria itu bertingkah seperti orang yang tidak waras.
Fio masih ingat apa yang dikatakan oleh Theo. Yang memaksanya mengambil keputusan untuk mengirim sang papa ke Rumah Sakit Jiwa.
"Ini diluar kemampuanku sebagai psikolog, Kak. Jika mengizinkan, kita harus membawa Papa terapi ke psikiater untuk penanganan yang lebih baik."
Kalimat itu selalu saja membuat air matanya berlomba untuk keluar. Selama ini dia-lah yang harus menjadi sosok yang paling kuat. Karena dia sadar, bahwa dirinya adalah penopang bagi adik-adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Teen FictionOrang-orang mengenal sisi dirinya yang misterius dan tak tersentuh. tetapi, siapa tahu jika dalam lubuk hati terdalamnya tersimpan banyak luka yang selama ini dia pendam. Arga Devano. Dia hanya seorang remaja biasa yang menginginkan kehidupan yang l...