16 - best friends

4.3K 433 18
                                    

Hari ini Arga masih ada di rumah. Anak itu tak bekerja karena Kevin tidak ada di tempat. Pemilik Kafe Sirius itu harus menghadiri upacara pemakaman pamannya. Dan mereka diliburkan beberapa hari kedepan.

Mansion tampak sepi. Hampir seluruh penghuninya sedang tak ada di sana. Kecuali si kembar yang sedang dalam masa liburan.

Fio dan Theo mengantarkan papa mereka ke bandara. Gema ada di rumah sakit untuk melaksanakan tugas mendadak. Sementara itu Arga dan Niel ada di rumah.

"Ar, kau belum makan. Ayo sarapan dulu," ujar Niel.

"Aku tidak lapar," balas Arga.

Anak itu bahkan tak menatap Niel. Fokusnya kini tertuju pada taman mansion di bawah. Tempat itu dipenuhi berbagai bunga yang sudah ada sejak Rennata masih hidup.

Para pelayan berusaha menjaga tanaman yang ada di sana. Dan bahkan menjadi seindah sekarang berkat tangan terampil Arga yang kadang merawat taman itu.

"Kau ini serius sekali mengamati taman bawah. Tanaman di sana akan tetap hidup karena kita menjaganya. Sekarang habiskan sarapanmu kemudian minum obat."

"Aku tidak mau."

"Turuti aku sekali saja, ya. Kau tidak mau Kak Gema yang memaksamu menghabiskan makanannya, kan? Jadi ayo sarapan sekarang. Aku akan menyuapimu."

Niel duduk di samping Arga. Kemudian menyuapkan sesendok makanan ke mulut kembarannya. Seperti yang dia harapkan, anak itu mau membuka mulut dan mengecap makanan kesukaannya yang dimasak oleh Bi Ima atas permintaan Niel.

"Kalau mau disuapi, bilang. Turunkan saja gengsimu itu. Aku dengan senang hati melakukannya untukmu," ucap Niel.

Arga tak membalas ucapan kembarannya. Kepala anak itu sangat pusing sejak kemarin malam. Sebenarnya ada alasan mengapa dia tak memberikan asupan makanan pada perutnya.

Niel juga kembali berceloteh. Sifat yang sangat khas dari anak itu. Dia hanya diam mendengarkan cerita yang lebih tua. Walau sesekali menjawab hanya dengan deheman singkat.

Makanan hampir habis. Tiba-tiba sesuatu seolah menghantam dadanya dengan sangat keras. Dan itu sangat sakit sehingga membuat Arga harus menarik napas panjang untuk meredakan rasa sakit.

Sudah beberapa hembusan napas, namun entah mengapa rasa sakitnya belum juga berkurang. Dia juga berusaha mengatur napasnya lagi agar lebih teratur. Tapi tetap saja itu tidak membantu.

"Ada yang sakit? Apa aku harus menghubungi Kak Gema?" tanya Niel dengan raut wajah panik.

"A—aku bisa mengatasinya," ucap Arga.

"Kau yakin? Sepertinya kau tidak bisa mengatasinya sendiri. Aku akan hubungi Kak Gema sekarang," balas Niel yang telah memegang ponselnya untuk menghubungi Kakak Keduanya.

"Aku baik."

"Kalau begitu minumlah, oke. Aku akan ambilkan obatmu dulu."

Niel menyodorkan air pada Arga. Kemudian mengambil kotak obat khusus yang ditunjukkan Gema padanya kemarin malam. Dia mengambil satu persatu merek obat yang sudah dikelompokkan oleh kakaknya.

"Aku ada di kamar jika kau membutuhkan sesuatu," ujar Niel sebelum meninggalkan kamar Arga.

*********

Akhirnya masa liburan usai. Tak banyak yang berubah di mansion Ryandra selama sebulan kebelakang. Aditya masih belum pulang dari tugas kerja di luar negeri. Dan rumah juga tetap senggang setiap hari.

Seperti kegiatannya sebelum liburan, Arga akan berangkat lebih awal dari rumah. Dan akan pulang paling akhir dari yang lain. Anak itu lebih sering menghabiskan waktu di luar dari biasanya.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang