•
•
Lelaki cantik itu sedikit gugup dan merasa tak enak saat Kim Taehyung mengajaknya masuk kedalam rumah miliknya. Dengan langkah ragunya ia menuruti perintah Taehyung Tuan nya malam ini. Saat membuka pintu rumahnya, seekor anjing lucu mengemaskan langsung menghambur menyapa Tuan nya dengan mengongong dan mengendus pada kaki pemiliknya dengan sambutan ramah dan sangat manja. Sepertinya anjing itu sangat kelaparan dan merindukan Tuan muda nya itu.
"Hei Yeontan. Kita kedatangan tamu malam ini. Apa kau sangat merindukanku." beruntungnya anjing kecil itu, mempunyai seorang majikan yang sangat menyayanginya seperti seorang ayah pada anaknya. Hoseok hanya terkekeh gemas saat melihat anjing itu, ia ikut mengelus dengan lembut bulu halusnya.
"Lucu sekali anjingmu Tuan." ucapnya sumringah sambil memberi senyuman.
"Nama nya Yeontan. Anjing jagoan yang selalu menemani hari-hariku." ceritanya, "Yeontan. Tangan! " lelaki itu mengetes kepintaran anjingnya, dengan mengulurkan tangannya dan anjingnya tanpa ragu-ragu meraih tangan sang majikan.
"Wah. Dia anjing yang pintar" Hoseok tertawa dibuatnya. Melihat seekor anjing yang begitu terlatih dan sangat pintar.
"Duduklah akan ku buatkan teh." perintah Taehyung.
"Tak usah repot-repot. Aku—"
"Tak usah membantah. Ini hanya secangkir teh untuk menghangatkan tubuhmu. Aku tak kerepotan." ucapnya dengan nada tegas membuat Hoseok terdiam tak bisa menolak.
"Baiklah Tuan Kim terima kasih, kau baik sekali."
Hoseok lalu mendudukan dirinya di sofa dengan perasaan canggung. Matanya menjelajahi dan melihat seisi ruangan, rumahnya sangat rapi tak terlalu banyak perabotan. Bahkan jarang sekali ada sebuah foto yang menempel di dinding rumah Tuan Kim, lebih banyaknya sebuah lukisan yang menghiasi dinding di beberapa ruangan. Lukisan yang cukup tua jika dilihat dari tahun pembuatannya. Sangat indah, sepertinya Tuan Kim nya itu mempunyai rasa cinta yang sangat tinggi terhadap sebuah seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Ephemeral • ᴠʜᴏᴘᴇ ✔️
Historical FictionTakdir mempertemukan mereka karena luka lama. Tahun-tahun demokrasi yang begitu menyesakkan semuanya. Sebuah kehancuran karena pemerintahan yang selalu mencekik pribumi dengan kekuasaannya. Era 80'an dimana kesenjangan dan birokrasi politik begitu p...