•
•
Pria berhidung bangir yang sedari tadi duduk bersembunyi sembari menyulut rokonya di sudut ruangan itu hanya diam dan menatap Jungkook malas. Wajah pria itu tak kalah tampan, ia tersenyum remeh pada Jungkook karena sudah berhasil merebut miliknya. "Yah, apa kau akan melayangkan tinjumu hanya kita berebut pria cantik ini? Wah. Lihatlah begitu gagahnya seragammu, apa seorang kepala devisi bintang tiga akan bertengkar dan membuat keributan dengan orang biasa sepertiku,—hanya karena masalah ini?" Jungkook menepis tangan pria itu yang tanpa sopan memegang pundak lebarnya seenaknya. Sial. Entah kenapa Jungkook tak bisa melawan, ia hanya memandang tak suka pada pria itu dengan tatapan tajam. Jungkook sedikit menahan nafasnya karena kesal, tangannya sudah mengepal sedari tadi. Ia mengeraskan rahangnya dengan perasaan kesal dan ingin melawannya. Tapi tak bisa. Jungkook tak mau ribut dan berurusan dengan pria yang lebih mirip serigala dihadapannya itu. Ia tak mau mengusik seekor anjing gila.
"Bersenang-senanglah dengan wanita yang lebih sexy bung.." ucap pria tampan itu menampilkan senyuman remehnya lagi, lalu ia berjalan pergi dengan menepuk bahu Jungkook untuk terakhir kali, sembari meninggalkan pria gagah berseragam itu yang masih berdiri kesal menatapnya. Pria manis itu sangat bingung dan menolak ajakan lelaki yang se-enaknya menariknya pergi, ia mencoba melepaskan gegaman tangannya, namun lengannya malah digengam cukup kuat dan semakin erat hingga membuat ia meritih kesakitan "Kita mau kemana?" tanya pria cantik itu sedikit takut.
"Keluar dari tempat ini." sahutnya.
"Tuan kau begitu gila. Aku harus bekerja!" pria manis itu melepaskan gengaman tangan lelaki yang menariknya keluar bar dengan paksa.
"Ah. Maafkan aku." ucapnya sembari melepaskan tangan pria manis itu yang sedari tadi di gengamnya cukup kuat. Ia sebenarnya tak bermaksud melukai pria cantik itu.
"Sialan. Aku kehilangan lelaki kaya itu. Gara-gara kau Tuan." tangannya berkacak pinggang dengan mengomel karena rasa kesal.
"Aku akan mengganti rugi atas semuanya. Maafkan aku." pintahnya
"Cih. Pria tadi terlihat cukup kaya darimu." lelaki manis itu memandang cukup remeh melihat penampilan pria dihadapannya itu. Memandang dari atas hingga bawah, ia hanya memakai celana linen dan kemeja yang di lapisi mantel coklat dengan topi baret yang sedikit ditarik kebawah menutupi salah satu mata cokelatnya. Penampilan yang jelas jauh berbeda dengan pria gagah berseragam tadi, tapi setidaknya ia cukup tampan dan rapi.
"Ini. Untuk mengganti upahmu hari ini" pria cantik itu mengintip isi amplop yang di berikan lelaki itu, manik matanya melebar ketika melihat beberapa lembar uang bergambar Raja Sejeong dari Dinasti Joseon, memenuhi isi amplop yang diberikannya. Uang yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama dua bulan. Pria cantik itu mengatupkan giginya, dahinya sedikit berkerut tak mengerti.
"Oke. Jadi kau ingin bermalam denganku malam ini Tuan?" tanyanya sembari menyimpan amplop itu di saku celananya.
Lelaki itu mengangguk pelan "Panggil saja aku Kim Taehyung." ucapnya mengulurkan tangan dengan lugasnya.
"A-aku Jung Hoseok Tuan." ia menyahut memberi salam dengan sedikit ragu.
"Sudah kubilang santai saja, panggil aku Kim Taehyung. Jangan terlalu takut seperti itu. Apa aku membuatmu takut? Maaf jika menarikmu tiba-tiba seperti itu" gaya bicaranya yang sedikit santai membuat lelaki manis bernama Jung Hoseok itu sedikit menghembuskan nafasnya pelan.
"Disini dingin, aku tidak ingin membuatmu membeku kedinginan seperti ini. Pakai mantelku ini." lelaki itu dengan lembut dan perlahan membuka mantelnya dan memakaikannya pada tubuh pria manis yang pucuk hidungnya sedikit memerah karena cuaca malam ini.
"Ah, tidak usah Tuan Kim." tolaknya halus karena rasa tak enak padanya.
"Ini perintah. Aku membayarmu sebanyak itu apa masih kurang? Membuatmu tak mematuhi perintah dariku?"
"E-eh iya.. Maafkan aku." Jung Hoseok menunduk gugup ia lalu memakai mantel cokelat milik laki-laki itu.
"Tuan Kim. Kita mau bermalam dimana? Ada motel tak jauh dari sini. Mau pergi kesana?" tanya Hoseok dengan sedikit gugup dan jantungnya sedikit berdebar.
Tangan Taehyung merangkul pinggang sempit Hoseok, mendekatkan tubuhnya pada pria manis itu sembari berjalan bersama secara berdekatan. "Aku melupakan sesuatu sayang." ucapnya.
"Melupakan apa Tuan?"
"Anjingku seharian belum kuberi makan. Bisakah kita mampir kerumahku sebentar." kepulan asap terlihat jelas saat ia berbicara,—itu karena hawa dingin yang menyelimuti malam ini. Hoseok lelaki manis itu sedikit tak enak pada Tuan Kim karena mantelnya ia pakai. Pasti lelaki itu sangat kedinginan sekarang, lelaki tampan itu hanya berpura-pura terlihat keren saat menerobos dinginnya malam.
"Baiklah Tuan Kim, kita ke rumahmu sekarang" ucap Hoseok sembari mengegam tangan lelaki itu, ia lalu meniup dan mengosok-gosokan telapak tangan Taehyung agar membuatnya terasa hangat. Sangat Manis, perlakuan pria cantik itu sungguh membuat hati Taehyung menghangat di tengah dinginnya malam. Ia tersenyum hangat melihat perhatian Hoseok yang sangat tulus kepadanya sekarang.
~Ephemeral
KAMU SEDANG MEMBACA
'Ephemeral • ᴠʜᴏᴘᴇ ✔️
Ficción históricaTakdir mempertemukan mereka karena luka lama. Tahun-tahun demokrasi yang begitu menyesakkan semuanya. Sebuah kehancuran karena pemerintahan yang selalu mencekik pribumi dengan kekuasaannya. Era 80'an dimana kesenjangan dan birokrasi politik begitu p...