"Dimana?"
Matthew menyadari bahwa tempat itu gelap ketika ia melihat cahaya datang dari hadapannya.
"Matt, jaga dirimu." terlihat tangan Angela sedang melambai, disisinya ada William dan Sofia, yaitu sang Raja dan Ratu. Mereka bertiga tersenyum pada Matthew, dan tak lama kemudian mereka berbalik badan dan mulai berjalan membelakangi Matthew."T-tidak.. Ayah.. Ibu.. Angela.. Jangan pergi" lirih Matthew, tangannya seakan berusaha meraih mereka bertiga namun ia tak dapat bergerak.
"Matt."
Panggilan itu lantas membuat Matthew menoleh dan langsung membalikkan badannya, terlihat Maxwell sedang berdiri dihadapannya, namun sisi tempat Maxwell berpijak begitu gelap. Ia hanya berdiri disitu seraya menatap Matthew dengan tatapan kosong tanpa berkata sedikit pun.
"Max? Kau tidak apa-apa?"
Sesaat setelah Matthew ingin melangkah mendekati Maxwell, darah mulai mengalir disekujur tubuh Maxwell dan ia pun langsung duduk bersimpuh dihadapan Matthew, tangannya memegangi mulutnya yang mulai mengeluarkan darah.
Mata Matthew tidak berkedip, ia ternganga, nafasnya pun terasa seakan berhenti, ia kembali dihadapkan dengan kejadian itu, "Max!" teriaknya.
"pergilah.", suara itu terdengar lirih dan serak. Sama seperti saat terakhir kali Matthew meninggalkan Maxwell dalam keadaan sekarat.
"T-tidak.. Max.."
....
"Max!"
Matthew terbangun.
Beberapa detik kemudian ia menyadari bahwa ia sedang berada disebuat ruangan. "Dimana ini?" tanyanya pada diri sendiri. Tak lama kemudian ia merasakan sakit pada kepalanya, saat ia berusaha meraba ternyata kepalanya sudah berbalut perban.
"Kau sudah bangun?"
Matthew lantas mengalihkan pandangannya pada sesosok pria yang sedang berdiri diambang pintu ruangan tersebut. "Bagaimana kepalamu?" tanyanya lagi.
Matthew tak menjawab, sedari tadi ia hanya diam, pikirannya mencoba untuk mencerna apa yang sedang terjadi saat ini. "Zach?" tanyanya.
Pria itu adalah Zach Granberg, kesatria kerajaan yang selalu menemani Matthew dan Maxwell saat berlatih pedang. "Dimana ini?" tanyanya lagi.
"Tempat ini adalah Markas Pasukan Pemusnah Vampir", jawab Zach dengan segelas air ditangannya, "Ini, minumlah" ia pun menyodorkan gelas itu pada Matthew.
"Apa yang terjadi?" tanya Matthew sesaat setelah ia meneguk air itu.
"Kau beruntung. Karena kau adalah satu-satunya anggota keluarga kerajaan yang selamat, maaf aku tak dapat menyelamatkan mereka. Sesaat setelah penyerangan itu aku beserta prajurit dan kesatria yang selamat langsung melarikan diri dan tak berani mendekati kastil karena itu sangat berbahaya"
Setelah mendengar itu membuat Matthew kembali tersadar akan apa yang sedang terjadi. Air mata kembali mengalir membasahi pipinya, "Max.." lirihnya, "Max menyelamatkanku.. dan aku tak dapat berbuat apa-apa untuknya. Vampir itu menusuk Max tepat dihadapanku. Ini salahku, aku begitu lemah"
"Itu bukan salahmu"
"Jelas ini adalah salahku! aku begitu lemah sehingga tidak mampu menolong saudara kembarku sendiri!"
"Kalau begitu apakah kau siap untuk berlatih dan bergabung dengan pasukan kami?" seorang perempuan tiba-tiba saja berdiri diambang pintu dan mulai berjalan mendekati Zach dan Matthew, ia terlihat menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loyalty
VampireJiwa dan ikatan yang kita miliki tidak akan musnah meskipun raga kita telah hilang dari muka bumi.