"Bisa-bisanya kita mengalami kemunduran seperti ini.." Sebastian terlihat sedang menopang kepalanya dengan tangan.
Zach menghela nafasnya perlahan, "Padahal sudah mendapatkan sekutu yang lebih kuat" ungkapnya.
"Bagaimana dengan rencana untuk penyerangan selanjutnya?" pertanyaan itu hanya dibalas gelengan oleh Zach. Entah kenapa pikirannya sedikit kacau hari ini.
"Aku sedang ingin minum kopi" ucapnya sembari berjalan keluar ruangan.Viktor hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya, "Mungkin dia lelah" lirih pria itu dengan senyuman tipis. "Maklumi saja" sambungnya lagi menetralkan suasana ruangan ini yang diisi olehnya dan para manusia serigala serta beberapa ketua regu elit.
Zach terlihat sedang berjalan keluar dari dapur besar markas dengan segelas kopi ditangannya. Ia perlahan menyeduh kopi itu sembari menyusuri lorong. Diberbagai ruangan terdengar suara tawa beberapa anggota regu yang sedang bercanda gurau sembari bersantai.
Hawa disekitar terasa dingin dikarenakan hujan deras yang sedang menyelimuti, namun suara tawa itu membuat suasana terasa hangat.
Senyuman tipis mulai terukir disudut bibirnya, Zach kemudian duduk disofa panjang yang ada di lobi.Bunyi suara air hujan yang menghantam tanah terdengar merdu ditelinganya, pikirannya pun terasa tenang. Ia kembali menyeruput segelas kopi yang ia pegang sembari menatap keluar. Lobi ini adalah ruangan yang dimana sisi kiri dan kanannya terbuat dari kaca tembus pandang, maka dari itu Zach dapat dengan jelas memperhatikan air hujan yang memercik dari luar.
"Sudah ku duga yang kau butuhkan hanyalah bersantai" mendengar itu membuat Zach tersenyum tipis, tanpa melirik ke sumber suara pun ia sudah tahu bahwa itu adalah Viktor yang kini sedang duduk disampingnya.
Zach lantas menghela nafasnya seraya tertawa kecil, "Yah, tidak ada salahnya. Lagi pula mendengarkan suara tawa para anggota yang menggema dari ruangan ke ruangan, diiringi suara derasnya hujan, dan segelas kopi hangat benar-benar dapat membuat pikiranku tenang" balasnya, lalu ia kembali menyeruput kopinya.
"Hei, Viktor" panggilnya kemudian dan membuat si pemilik nama menoleh, "Aku penasaran bagaimana cara kau melewati kehidupan yang hampa sekaligus penuh masalah seperti ini selama berabad-abad. Apa kau tidak lelah?" tanyanya spontan, sedetik kemudian setelah mendengar pertanyaan itu Viktor pun langsung tertawa.
"Sebenarnya kehidupan itu indah, Zach. Akunya saja yang menentang hukum alam" jawabnya sambil tersengir, "Tapi mau bagaimana lagi, menjadi seperti ini pun juga bukanlah keinginanku" sambungnya.
Zach hanya menatap kearah Viktor dengan tatapan kosong, "Indah?" tanyanya lagi."Ya begitulah.. aku sudah banyak menyaksikan kelahiran dan kematian dari seseorang. Disaat seseorang mati maka kisah hidupnya telah berakhir, namun disaat yang bersamaan pula bayi telah lahir ke dunia dan awal dari kisah hidupnya pun baru saja dimulai. Siklus yang seperti itu dapat aku saksikan disetiap harinya, bahkan aku tak jarang bertemu dengan mereka yang dulu ku kenal telah lahir kembali dengan sosok yang baru" ungkap Viktor seraya membuka memori-memori yang tersimpan dikepalanya.
"Hanya saja aku tidak tahu akan sampai kapan seperti ini.. Namun yang pasti, aku hanya akan menggunakan kehidupan abadiku ini untuk melakukan hal-hal baik, agar tidak ada penyesalan dikehidupanku yang selanjutnya" sambungnya lagi.Zach kemudian tersenyum dengan lebar, "Temui aku dikehidupanku yang selanjutnya, ok? Jika tidak, maka aku yang akan mencarimu!" ucapnya sembari menepuk-nepuk pundak Viktor.
"Apa maksudmu aku harus tetap menjadi Vampir selamanya bahkan ketika kau sudah mati?!" protes Viktor.
Zach langsung tertawa, "Karena aku tidak ingin kau mati, bodoh!" cibirnya. "Tapi tidak ada salahnya juga bila dikehidupan selanjutnya kita kembali bertemu dengan kau dan aku sebagai sesama manusia" jelas Zach lagi sembari menyeruput kopi yang masih ia pegang dan meneguknya hingga habis.
Mendengar itu pun Viktor lantas tersenyum dan kemudian tertawa kecil.
"Kau tahu, sulit untuk mencari sesosok teman sepertimu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Loyalty
VampireJiwa dan ikatan yang kita miliki tidak akan musnah meskipun raga kita telah hilang dari muka bumi.