Ruangan itu terasa pengap, bahkan tidak ada satupun cahaya yang berhasil masuk. Sunyi, telinga pun terasa berdengung karena keheningan. Tak lama sorot cahaya perlahan muncul dihadapan hingga membuatnya tersadar.
"Hingga saat ini, apakah aku masih menjadi seorang pengecut?" Matthew memandangi telapak tangannya yang kosong.
Tiba-tiba sebuah tangan berusaha menggapai dan meraih tangan Matthew lalu kemudian menggenggamnya. "Kau sudah melakukan yang terbaik" suara itu terdengar lembut di telinga Matthew.
Disusul dengan sebuah tepukan pada bahunya.
Perlahan Matthew mengangkat wajahnya dan langsung disambut oleh tatapan sendu dihiasi senyuman yang tergambar jelas pada wajah Raja William dan Ratu Sofia. "Ayah? Ibu?" lirihnya pelan.
Lalu Matthew dikejutkan dengan seorang anak kecil yang memeluk perutnya, "Angela?" suara Matthew terdengar bergetar kini."Bawa dia kembali, Matt.." ucap Sofia sambil tersenyum.
Matthew kemudian melihat sosok Maxwell yang sedang duduk membelakangi mereka ditempat yang begitu gelap sambil tertunduk. Dari belakang tampak jubah putih Maxwell terlihat membentang lebar, wajahnya ia tenggelamkan diantara kedua tangannya.
"Aku berjanji akan membawanya kembali" balas Matthew.
Matthew lantas terbangun dari tidurnya. Hembusan angin yang terasa dingin membuatnya semakin sadar bahwa sedari tadi tanpa sengaja ia sudah tertidur dibawah pohon ini. Namun ketika ia hendak beranjak, tubuh Michelle langsung terjatuh keatas pangkuannya. Matthew lantas terkejut, "Michelle?!" ucapnya spontan.
Wajah Michelle seakan menunjukkan bahwa gadis itu sedang tertidur pulas, "Aku tidak ingat bahwa Michelle duduk bersamaku tadi?" gumam Matthew pelan. Tangannya perlahan meraba pipi Michelle berniat untuk membangunkannya, "Pipinya dingin sekali" lirih Matthew, "Hei.. Michelle.." panggilnya pelan. "Bangunlah"
Semenit kemudian Michelle membuka matanya, ia lantas tersadar dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk, "Bagaimana aku bisa tertidur disitu?!" tanyanya kaget.
Matthew tersengir, "Tadi saat aku ingin berdiri, tubuhmu langsung terjatuh" ungkapnya.
Pipi Michelle terlihat memerah, ia lantas memalingkan wajahnya, "Ma-maaf.." ucapnya kemudian.Matthew hanya tertawa, "Tidak apa" jawabnya. "Lalu, bagaimana kau bisa sampai tertidur disampingku?" tanyanya.
"Tadi aku melihatmu tidur, tapi aku tidak tega untuk membangunkanmu karena kau terlihat begitu lelap. Jadi aku hanya berniat untuk duduk disampingmu sembari menunggumu bangun, namun ternyata aku malah ikut tertidur.." jelas Michelle sambil tersipu malu.Matthew hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda paham, "Kalau begitu terima kasih" balasnya.
"Untuk apa?" tanya Michelle, "Karena kau sudah menjagaku" jawab Matthew sambil tertawa.
Michelle kemudian berdiri dan langsung berjalan pergi, "Udara diluar semakin dingin, cepat kembali ke dalam!" ucapnya kemudian.****
"Bagaimana dengan serangan selanjutnya? Dan balasan atas wilayah Thrixfor?" tanya Viktor.
"Rasanya bertarung menghadapi satu Vampir bangsawan saja akan terasa sangat berat" gumam Zach diiringi helaan nafas."Itu bukan masalah, selama dia bukan Cordelia. Karena akan sangat merepotkan bila wanita itu yang langsung turun tangan" balas Eldon.
"Namun aku tak pernah melihatnya bertarung secara langsung selama beberapa abad ini" ujar Lenora.James kemudian tertawa, "Mungkin kemampuan bertarungnya sudah mulai menurun, karena walaupun perawakannya masih terlihat seperti wanita cantik namun umurnya sudah ribuan tahun"
"Justru dengan umurnya yang abadi dan menjadi leluhur pertama itu sudah membuktikan bahwa ia tak terkalahkan, dasar bodoh" Eldon lantas menjitak kepala James dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loyalty
VampireJiwa dan ikatan yang kita miliki tidak akan musnah meskipun raga kita telah hilang dari muka bumi.