⚠️ mengandung kata-kata kasar. JANGAN DITIRU! ⚠️
.
.
.
.
.
Jika memang tujuannya untuk mencintai, lantas mengapa menyakiti?
-HH-
.
.
.
.
.
Hinata membencinya. Membenci pria yang saat ini menatapnya dengan seringai seram. Seolah tengah mengumumkan pada dunia bahwa dia adalah pemilik Hyuuga Hinata. Tidak peduli dengan perasaan Hinata. Atau apa yang gadis itu pikirkan.
Sudah sejak lama pria jangkung itu bersikap angkuh. Arogan, jika ingin mendeskripsikan sifatnya dengan tepat. Dan tanpa permisi, pria itu mengatakan bahwa Hinata adalah miliknya. Mengabaikan fakta bahwa Hinata telah memiliki kekasih.
"Pergi," ujar Hinata dengan nada terdingin.
"Tidak akan."
"Pergi Sasuke! Atau aku akan memanggil polisi dengan mengatakan bahwa kau adalah stalker?!"
Pria itu terkekeh. Menikmati segala bentuk penolakan yang dilayangkan Hinata padanya. Wajah merah padam wanita itu begitu menggemaskan baginya. Dia suka bagaimana Hinata meresponnya. Sekalipun bukan respon ini yang ia harapkan.
Sasuke tahu, bahkan sangat tahu jika Hinata memiliki kekasih. Oh ... Bahkan kekasih gadis ini adalah sahabat Sasuke sendiri. Dan Sasuke tahu hubungan dengan Hinata juga sangat tidak mungkin. Keluarga Hyuuga membenci Uchiha hingga ke sumsum tulang. Kesalahan masa lalu yang dilakukan sang kakek buyut menciptakan jarak bagi dua keluarga yang semula merupakan rekanan selama puluhan tahun. Tidak hanya saling membenci, namun saling membunuh. Hingga tiba pada generasi sang ayah. Mereka tidak lagi saling membunuh. Namun kondisi tidak kunjung menghangat. Semakin buruk ketika Sasuke mengatakan pada sang ayah bahwa dia mencintai Hyuuga Hinata. Ayah dan kakaknya sanggup membunuh Sasuke jika sampai pria itu melaksanakan aksinya untuk memiliki Hinata. Bagi Ayahnya, lebih baik kehilangan kepala ketimbang bersatu dengan Hyuuga.
Dilema. Tapi Sasuke bersedia mengambil resiko itu. Cintanya memang segila itu. Urusan dengan Naruto, itu bisa diatur. Sasuke bisa membuat pria itu menjauh ratusan kaki dari Hinata sesegera mungkin. Bahkan dia sudah menyusun lebih dari 50 rencana untuk membuat hubungan itu rusak. Termasuk dengan cara 'memaksa' yang paling keji. Sasuke tidak peduli.
Dia hanya ingin Hinata.
"Jika kau masih memandangku seperti itu kupastikan akan menciderai matamu hingga buta," kutuk Hinata dengan raut wajah dingin.
Sasuke terkekeh. Menyumpah, bahkan membunuh, jika itu dilakukan Hinata, dia tidak akan ambil pusing. Sasuke toh tidak akan melawan. Asalkan dia diizinkan sebentar saja memiliki Hinata hanya untuk dirinya.
"Aku muak melihatmu!" sentak Hinata. Tidak tau lagi bagaimana cara mengusir Sasuke yang tak kunjung pergi dari hadapannya.
"Aku mencintaimu. Mungkin nanti kau akan merindukanku," kekeh Sasuke.
Pria itu dengan santainya meninggalkan Hinata setelah mengecup punggung tangan gadis itu. Seolah memang hal itulah satu-satunya kewajaran yang bisa ia lakukan. Satu-satunya bukti bahwa memang dialah pemilik Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go
Fanfiction"Bukankah hubungan yang penuh luka seperti ini sebaiknya dihentikan?" Hinata merintih dalam hati. Menatap pria yang masih ia cintai hingga detik ini. Pria bermata biru lembut itu berusaha menggapai tangan Hinata yang langsung dihentikan oleh wanita...