Dalam banyak kesempatan, seharusnya kau melibatkanku.
Bukan malah membiarkanku dalam kebencian milikku.
Sungguh ini menusuk jantungku.
Jika andai aku tahu lebih dulu.-HH-
.
.
.
.
.
Hinata menatap nyalang pada Neji. Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal sekeji itu? Memaksanya menerima Sasuke walau sudah jelas jika keluarga mereka pembunuh? Hah! Apa keluarga itu memilik sihir sampai bisa menarik Neji pada kesimpulan yang menjengkelkan seperti ini?
"Aku tidak mau!"
Neji menghela napas entah untuk yang keberapa kalinya. "Kau harus menikah dengan Sasuke atau kita akan terus berada dalam lingkaran setan dendam yang tidak berkesudahan, Hinata."
"Jangan memaksaku. Kau tidak tau seburuk apa Sasuke dan seluruh keluarga Uchiha itu. Aku tidak mau terjebak dalam keluarga penjahat seperti mereka."
"Hinata ... Ini demi keselamatan bersama."
"Kau sendiri, kalau kau ada di posisiku, memangnya kau mau dengan sukarela untuk menikah dengan keluarga pembunuh itu? Merelakan dirimu untuk bersama dengan penjahat seperti mereka?"
"Kalau aku mampu dan mereka memiliki anak perempuan aku akan melakukannya. Karena hanya dengan cara ini kita menghentikan pertumpahan darah yang tidak perlu, Hinata."
"Kau pikir aku bisa tahan hidup dengan pria yang tak memiliki aturan dan penuh ambisi itu?! Dia melecehkanku, Neji-nii. Kau ingin aku menikah dengan orang yang telah melecehkanku dan membuat hidupku menjadi buruk?!"
Neji mengusap kepalanya. Frustasi. Semua hasutan ayahnya telah masuk dengan indah di kepala Hinata. Semua kata-kata buruk mengenai keluarga Uchiha sudah tertanam lebih dulu di kepala saudara perempuannya. Dan Neji bukannya buta untuk tahu jika Sasuke sudah melakukan sesuatu untuk memperburuk perspektif Hinata soal keluarga Uchiha.
Padahal yang sesungguhnya penjahat dalam hal ini adalah ayahnya sendiri.
"Hinata ... Dia mencintaimu. Setidaknya dia akan menjamin dan mengorbankan segala kehidupannya untukmu. Bukankah hal itu cukup manis?" bujuk Neji dengan lembut.
"Naruto akan melakukan jauh lebih baik darinya. Aku mencintai Naruto, Neji-nii. Lagipula Ibu juga sudah tidak ada bersama kita jadi kita tidak perlu melakukan keramahan gila dengan keluarga Uchiha."
"Ini bukan perkara Ibu, Hinata. Ini perkara keselamatanmu."
"Naruto juga bisa melindungiku."
"Dia tidak bisa."
"Apa maksudmu?"
"Hinata ... Keluarga Uchiha selama ini sangat baik dengan kita. Kumohon ..."
"Baik dari mana?! Yang kutahu adalah Ibu meninggal karena ulah mereka!"
"Aku tahu! Aku ada di mobil itu! Dan aku satu-satunya yang selamat dari kejadian itu! Aku tidak gila dan buta, Hinata!"
"Lalu kenapa kau memaksaku?!"
"Kau akan memahaminya setelah beberapa waktu."
"Aku tidak mau."
"Kau ungin segalanya kacau? Kau ingin yang terburuk terjadi?"
Hinata menghela napas jengah. Hatinya sakit luar biasa karena Neji masih sjaa bersikeras bahwa pernikahan dengan Sasuke adalah opsi terbaik yang dimiliki Hinata saat ini. Apa saudaranya ini benar-benar ingin melihatnya menderita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go
Fanfic"Bukankah hubungan yang penuh luka seperti ini sebaiknya dihentikan?" Hinata merintih dalam hati. Menatap pria yang masih ia cintai hingga detik ini. Pria bermata biru lembut itu berusaha menggapai tangan Hinata yang langsung dihentikan oleh wanita...