Assalamualaikum
Selamat membaca
Semoga kalian masih sabar nungguin cerita ini ya,Bantu tandain Typo ya
Sayang kalian banyak-banyak 🥰
.
.
.Kehidupan baru Putri di Pesantren berjalan dengan lancar sebagaimama mestinya.
Hanya saja sekarang dia harus bangun lebih pagi dari biasanya, selain karna harus mengaji dulu ketika selepas sholat subuh, Putri juga harus berangkat sekolah lebih awal karena jarak pesantren yang jauh dari sekolahnya.Dan hari ini adalah hari Minggu,
Kegiatan pagi diawali dengan kerja bakti dilingkungan pesantren, semua santri membersihkan lingkungan pesantren dengan semangat nya, tak terkecuali Putri, meski santri baru tapi dia cukup bisa menyesuaikan dengan lingkungan buktinya dia sudah punya banyak teman sekarang diantaranya Tata dan Heni, mereka adalah teman sekamarnya, tak heran jika mereka paling akrab dengan Putri.Setelah kerja bakti selesai bertepatan dengan langit yang mulai menampakkan warna kelabu nya, sepertinya hujan hendak turun sebentar lagi.
Putri baru saja selesai mengangkat jemuran nya saat tiba-tiba Mbak Nisa memanggil nya.
Mbak Nisa ini adalah abdi ndalem, dia abdi ndalem yang mudah untuk untuk diajak berteman, karna sifatnya yang mudah berbaur membuat banyak santri yang suka padanya termasuk Putri.
"Putri," panggil mbak Nisa.
"Nggih mbak, ada apa?," Tanya Putri.
"Kamu lagi sibuk ngga?," Tanya Mba Nisa.
"Ngga mba, gimana ada yang bisa saya bantu,"
"Mbak tadi lagi nyetrika di ndalem, tapi lupa tadi udah di cabut apa belum, boleh minta tolong kamu cek, mbak mau ngangkat jemuran dulu, takut keburu hujan," pinta Mba Nisa.
"Boleh mbak, biar Putri ke ndalem mbak ngangkat jemuran aja,"
"Makasih banget ya Put, maaf ngerepotin,"
"Ngga papa mbak, Putri ngga ngerasa direpoti ko," ujar Putri.
"Ohh ya boleh minta tolong sakalian taruh bajunya Gus Zidan yang sudah disetrika ke kamarnya?,"
"Baju nya Gus Zidan mbak?," Tanya Putri memastikan.
"Iya," jawab Mbak Nisa singkat.
"Putri ngga enak masuk ke kamarnya mbak," ucap Putri ragu.
"Ngga papa ko mbak juga biasanya gitu, ehh tapi biasanya pas mbak mau naruh itu Gus nya lagi di kamar si, jadi mbak ngga sampe masuk ke kamarnya,kamu masuk aja taruh bajunya di kasur tapi kalo kamu ragu-ragu, kamu Taruh aja di meja yang Deket pintu kamarnya Gus Zidan," jelas mbak Nisa.
"Oke mbak, kalo gitu Putri ke ndalem dulu ya mbak,"
"Iya makasih nya, sekali lagi maaf ngerepotin," ucap mbak Nisa.
"Iihh ngga papa mbak Nisa, ehh tapi kamarnya Gus Zidan yang sebelah mana mbak,"
"Kamarnya Gus Zidan itu yang paling ujung, ada papan namanya ko,"
"Ya udah Putri pergi dulu ya mbak, Assalamualaikum," pamit Putri.
Putri melangkah kan kakinya menuju ndalem, lewat pintu belakang dan benar saja setrikanya belum dicabut dari stop kontak nya.
"Belum dicabut ternyata, mbak Nisa ini bener-bener ceroboh untung aja inget,"
Setelah mencabut setrika Putri bergegas mengambil tumpukan baju yang tersisa disitu yang pastinya baju-bajunya Gus Zidan.
Setelah menengok-nengok beberapa pintu akhirnya Putri menemukan Kamar yang bertuliskan 'Zidan' di pintunya.
Tapi sayangnya tidak ada meja didekat pintunya, meja yang di maksud mbak Nisa itu terdapat di kamar yang di ujung satunya lagi yang bertuliskan "Zaki's room " di pintunya."Ini ngga ada meja nya gimana ya, yang ada mejanya itu kamarnya Gus Zaki ternyata, waah mbak Nisa salah ngasih info nih," gumam Putri.
Setelah menimang beberapa saat akhirnya Putri memilih membuka pintunya siapa tau tidak di kunci.
Ceklek
Dan ternyata benar, pintunya tidak dikunci.
Putri memutuskan untuk masuk dan meletakan Bajunya di kasur,"Ngga papa kali ya masuk, cuma naruh baju doang kan, Bismillah Ya Allah,"
Saat melangkahkan kakinya kedalam kamar pemandangan yang pertama kali Putri lihat adalah, gambar- gambar kaligrafi yang terpajang rapi di dinding kamar, cat dindingnya yang berwarna biru muda membuat gambar yang terpasang didinding terlihat lebih indah.
Setelah meletakan baju milik Gus Zidan di kasur Putri berniat langsung keluar tapi tiba-tiba ada seseorang yang berdiri didepan pintu saat Putri membalikan badan nya.
"Astaghfirullah," seru Putri terkejut.
Zidan berdiri didepan pintu dengan wajah pucat nya.
"Mbak Aisyah?," Panggil Gus Zidan.
"Ya Allah Gus, kaget saya," ucap Putri seraya mengelus dadanya.
Zidan hanya membalas dengan senyuman. Dan baru saja Zidan ingin memberikan pertanyaan, Putri sudah lebih dulu berucap,"Saya ngga ngapa-ngapain ko Gus, ini disuruh Mbak Nisa naruh baju," jelas Putri sambil menunjuk baju yang berada di kasur.
Zidan menengok ke arah yang Putri tunjuk dan hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Kalo begitu saya permisi ya Gus, Assalamualaikum," Pamit Putri.
"Terimakasih mbak, Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh" jawab Zidan saat Putri melewati nya. Dan hanya dibalas anggukan oleh Putri.
Dan baru beberapa langkah keluar dari kamar Zidan, Putri mendengar suara barang yang jatuh dari kamar Zidan.
Praaaanggggg
Putri bergegas kembali lagi ke kamar Zidan.
Dan terlihatlah Zidan yang sedang duduk ditepi ranjang dengan sebelah tangan memegangi kepalanya serta pecahan gelas yang sudah berserakan dilantai dekat kakinya."Ya Allah Gus, kenapa? Gus Zidan baik-baik aja?," Tanya Putri khawatir.
Zidan masih tetap menunduk dan memegangi kepalanya.
"Gus sakit ya? Sakit apa? Mau saya panggilkan Dokter?," Putri kelewat panik, sehingga ia tidak sadar bertanya banyak sekali pada Zidan yang mana mungkin bisa dijawab saat sedang seperti ini.
"Saya ngga papa mbak," jawab Zidan lemah.
"Ngga papa gimana itu mukanya udah pucet banget, trus Gus Zidan megangin kepala pasti juga sakit kan,?" tanpa sadar Putri menaikan sedikit nada suaranya dan membuat Zidan memandangnya heran.
Putri yang menyadarinya langsung meminta maaf."Astaghfirullah, maaf Gus saya ngga bermaksud neriakin Gus Zidan, saya cuma khawatir saja dengan Gus Zidan," ucapnya menundukkan kepala.
Tanpa sadar sudut bibir Zidan terangkat mendengar penuturan Putri.
Hening beberapa saat hingga Zidan kembali merasakan sakit dikepalanya semakin bertambah.
"Ssshhh astaghfirullah," Zidan kembali memegangi kepalanya.
"Saya ambilkan obat ya Gus, sebentar sekalian saya bersihkan pecahan gelas ini," tanpa menunggu persetujuan Zidan, Putri sudah terlebih dulu keluar dari kamar Zidan.
Zidan hanya diam saja saat Putri mengatakan nya karna kepalanya sudah benar-benar sakit ..
..
...
....Annyeong, aku kembali lagi guys 🥺
Lama bgt ya ngga up ceritanya huhuhu maafin aku ya🙏🥺
Kemarin aku baru aja selesai dengan rangkaian ujian kelas 12 beserta pemadatan dsb nya, jadi baru sempet update, aku bener2 minta maaf yaMakasih buat kalian yang masih nungguin cerita ini,🥰
Gimana Seneng ngga abis saur dapet notif dari Gus Zidan 🤭
Jangan lupa vote,coment,& share ya
Sayang kalian banyak2🥰Buat yg mau ngasih kritik, saran dan protes Monggo dipersilahkan 😁
Selamat menunaikan ibadah Puasa, dan
jangan lupa baca Al Qur'anPurbalingga 13-04-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Ku Gus Kembar√ [REVISI]
Teen FictionCerita Pertama, Jadi masih berantakan 🙏 Bagaimana jika kamu dicintai oleh 2 orang sekaligus ? Mereka anak kembar, anak kyai tapi punya sifat yang hampir bertolak belakang. Kiranya itu lah yang harus dihadapi Aisyah Kirana Putri Menghadapi kisah p...