Terjadi lagi

261 35 9
                                    

Happy Reading,

Keesokan harinya saat azan subuh berkumandang, Aisyah berniat kembali ke Asrama setelah berpamitan pada Umi Halimah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya saat azan subuh berkumandang, Aisyah berniat kembali ke Asrama setelah berpamitan pada Umi Halimah.

Namun saat dihalaman Ndalem
Aisyah berpapasan dengan Gus Zidan yang akan menuju Masjid.

Tak ada satupun dari mereka berdua yang menyapa ataupun mengucap salam.

Aisyah hanya menunduk saat merasa pandangan Gus Zidan mengarah padanya,

Karena tak tahan dengan situasi yang amat canggung ini, akhirnya Aisyah memilih untuk melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Gus Zidan sendirian  tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.

Dengan tatapan yang sulit diartikan Gus Zidan masih terus memandang setiap langkah Aisyah sampai tak terlihat dari jangkauan nya.

"Ada apa dengan nya, kenapa pergi begitu saja bahkan tanpa mengucap salam," gumam Zidan
"Apa aku telah membuat kesalahan," lanjutnya.

Tak mau terlarut dalam memikirkan hal tersebut, Zidan lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju Masjid.

.
.
.
.
.
Dan hari itu dilalui Aisyah dengan amat berat, karena saat kembali ke Asrama dia mendapati seluruh pakaiannya direndam didalam bak besar yang ada dikamar mandi.
Tak ada  yang tau siapa yang sudah  melakukan itu dan tak seorang pun yang mau mengaku.

Tata dan Heni pun tak tau, pasalnya saat mereka pergi sholat Subuh semuanya masih biasa saja dan saat kembali dari mengaji pagi mereka baru menyadari jika pakaian Aisyah tidak ada dilemari.

Aisyah tak bisa melakukan apa-apa selain menjemur semua pakaian nya.
Beberapa Santri menyarankan untuk melaporkan kejadian ini pada Ustadzah Nurul, tapi Aisyah menolak karena tak mau memperpanjang masalah ini. Sebenarnya dia sudah curiga dengan satu orang tapi dia tak mau menuduh dikarenakan tidak ada bukti, jadilah ia lebih memilih tak memperpanjang masalah ini.

Dan untuk kejadian tadi malam Aisyah tidak menceritakan pada Tata dan Hani, dia beralasan  membantu Membersihkan Ndalem,  dan menginap disana karena pekerjaan nya baru selesai tadi pagi.
Dan mereka berdua mempercayai nya.

Sebenarnya Aisyah merasa tidak enak karena telah berbohong pada kedua sahabatnya tapi apa boleh buat dia tak mungkin menceritakan kejadian yang sebenarnya pada mereka.
.
.

Saat sedang menjemur, tiba-tiba datang tiga santri menghampiri Aisyah.

Dan kalian pasti tau siapa mereka.
Siapa lagi kalau bukan  Lala, Rara, dan Laras.

Menyadari kehadiran mereka membuat Aisyah teringat kejadian kemarin dan dia ingin melarikan diri saja karena takut kejadian itu terulang lagi.
Tapi sayangnya Lala sudah dulu menariknya tangannya menuju kamar mandi yang letaknya tak jauh dari tempatnya menjemur pakaian.

Lala menarik Aisyah dengan sangat kuat hingga membuat pergelangan tangannya merah.

"Mba Lala mau ngapain bawa aku kesini?" tanya Aisyah seraya berusaha melepaskan tangan Lala.

"Apa kamu bisa diam!" Lala berteriak pada Aisyah.

Aisyah terkejut dengan jawaban Lala.
Dia hanya bertanya kenapa dia harus menjawab dengan teriak-teriak, tidak takut kah dia kalau santri lain atau bahkan Ustadzah mendengar suaranya.

Tapi, tunggu Aisyah baru menyadari keadaan sekitar yang begitu sepi,
"kemana perginya semua santri," batin Aisyah.

Dan saat Lala menariknya kedalam kamar mandi baru lah Aisyah ingat kalau hari ini seluruh Santri Putri ditugaskan untuk memanen sayur, buah dan tanaman lainnya yang memang ditanam oleh pihak Pesantren untuk dijual dan dijadikan media belajar untuk para santri disini.

Tadinya Putri akan menyusul Tata dan Heni setelah selesai menjemur pakaian tapi ternyata tak sempat sudah keburu Lala menariknya kesini, di kamarku mandi ini Entah apa yang akan terjadi lagi kali ini.

"Bukannya aku udah bilang ke kamu untuk menjauh dari Gus Zidan, lalu kenapa kamu malah semakin ngelunjak sekarang hah," teriak Lala pada Aisyah.

"Kamu semalam pura-pura pingsan kan supaya bisa digendong sama Gus Zidan kan, ngaku kamu,"

"Gus Zidan? Yang bawa aku pas pingsan itu Gus Zidan?" tanya Aisyah tak percaya.

"Nggak usah pura-pura, ini semua rencana kamu kan,"

"Enggak mba, bahkan aku ngga tau kalau Gus Zidan yang bawa aku semalem,"

"Jangan sok polos deh, aku semalem liat kamu dibawa sama Gus Zidan ke Ndalem, kamu cuma pura-pura pingsan kan, ngaku aja kalo sebenarnya kamu nggak sebaik yang orang liat yakan," tanpa belas kasih Lala memasukan kepala Aisyah kedalam bak besar yang berisi Air penuh lalu menariknya lagi.

"Jujur aja, kamu sengaja kan ngelakuin itu?" tanya Lala.

Aisyah yang masih terengah-engah karena perlakuan Lala tadi tak menjawab apapun.

Hal itu semakin membuat Lala murka, dan sekali lagi Lala memasukan kepala Aisyah ke dalam Bak dengan durasi yang cukup lama.
Membuat Aisyah hampir kehabisan nafas.

Aisyah tidak bisa melakukan apapun karena kedua tangani ditahan dibelakang oleh Rara.

Saat nafas Aisyah sudah benar-benar menipis dia sudah tidak bisa memikirkan apapun selain memohon pada Allah agar mengirimkan bantuan untuknya.

Dan benar saja, Allah memang selalu menolong hambanya yang sedang berada dalam kesusahan.

"Astaghfirullah, Lala Apa yang sedang kamu lakukan?!" Teriakan ustadzah Nurul mengejutkan mereka bertiga .
Lala langsung melepaskan tangan nya dari kepala Aisyah, lalu Aisya  langsung mengangkat kepalanya dari dalam air.
Tubuhnya langsung terduduk dilantai kamar mandi dengan nafas yang tak beraturan.


.
.
.
.
TBC,
Jangan lupa klik bintang nya ya.
See you

Purbalingga 28/8/21

Dama

Imam Ku Gus Kembar√ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang