04. 🏸|| Ko An

360 49 1
                                    

Hari ini Senja sudah mulai masuk sekolah. Lagu berjudul "Bahagia" dari GAC mengalun merdu di kamarnya, menurut Senja lagu ini moodbooster-nya di pagi hari.

Ting!

Senja dengan cepat menyimpul tali sepatunya, setelahnya mengambil ponselnya dia atas nakas.

Ko And🍾
早上好亲爱的

"Za-za-zao-za-zaoshang-zhaosang pehhh!" Lidah Senja berbelit sendiri membaca chat dari Koko-nya.

Kooo... Apaan sih,
Senja ngga bisa baca


Ko Andi🍾
Zaoshang hao qin'ai de

Senja ngga ngerti bahasa Cina Ko..


Ko Andi🍾
Selamat pagi, Sayang

Pagi juga, Koko sayang♥

Ko Andi
Koko pulang ke Indonesia.

Nanti Koko jemput pulang sekolah ya, nebeng sama Langit aja perginya.

Seriusan? Aaa...
Senja jadi ngga sabar ketemu Koko😩


Ko Andi🍾
Iya, masa bohongan

Ngga usah sekolah aja deh kalau gitu🤯

Ko Andi
HEH!

Canda, hehe..

Li Andi Hyongyi adalah anak dari adik Yonna--mama Senja. Selama ini Andi berkuliah di Singapura ikut dengan orangtuanya dan setelah wisuda Andi memutuskan mengambil gelar Masternya di Indonesia, sekalian ingin mengelolah perusahaan industri milik papanya.

Senja menyimpan ponselnya di saku seragamnya, ia menyambar tas punggungnya lalu berjalan cepat ke kamar Langit. Seperti biasa menggedor pintu kamar langit tanpa beban, tentu saja yang punya kamar kesal bukan kepalang.

"SENJA!" Teriak Langit dari dalam, padahal sudah biasa tapi tetap saja Langit terkejut.

"Hehe.. Langittt.. Senja nebeng yaaa? Ko An balik ke Indo. Nanti Senja mau pulang bareng Ko An." Teriak Senja dari luar kamar Langit, energinya full sekali hari ini. Namun ketika Langit keluar kamar, kontan Senja membekap mulutnya. Senja syok ketika melihat muka bantal Langit, sedangkan cowok itu dengan santai itu menggaruk pipinya, matanya sayu menatap Senja.

"Langit ngga sekolah?" Tanya Senja yang masih cengo, ia tampak seperti orang bodoh.

"Menurut lo?" Langit meraup kasar wajah Senja. Kalau saja Senja tidak teriak-teriak, ia tidak akan keluar kamar.

"Engga." Jawab Senja polos.

Langit kembali masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu, sedangkan Senja masih menatap pintu kamar Langit dengan tampang bodohnya.

"Buatin surat gue Ja!" Suruh Langit dari dalam.

"Ihh... Kok gitu sih! Senja sama siapa Langittt, ih kesel" Senja menghentak-hentakan kakinya menuruni tangga, tujuan-nya sekarang rumah Raphael.

Dari luar gerbang rumah Raphael yang menjulang tinggi, Senja mendengar suara motor sport yang sedang di panaskan. Dengan sumbringah, Senja membuka pintu gerbang bercat hitam tersebut.Tidak bertahan lama, senyum Senja seketika luntur. Ternyata bukan Raphael yang memanasi motor, tapi Aldean Aldebaran--papinya Raphael yang sedang memanasi motor sport miliknya sendiri.

Senja di Langit NabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang