05. 🏸|| Terlibat dengan Ko Ryan

332 47 0
                                    

  Senja menatap ogah-ogahan guru kepala plontos yang sedang mengajar akuntansi di kelasnya, jurnal pembelian katanya? Senja tidak paham sama sekali.

  "Gis, Gis! Lo tau ngga?" Senja menoel noel lengan Gisuwa dengan pulpen.

  "Ck, berisik lo Ja! Dengerin tu Pak Botak lagi ngasih petuah, ntar di tanya baru lo gelagepan." Gisuwa menghempas pelan pulpen Senja, wajah dibuat kesal sekesal mungkin.
 
   Gisuwa ini salah satu murid berprestasi dalam bilang akademik, selalu mendapat peringkat satu di kelas. Biasanya ia duduk sendiri, sedangkan Senja sebangku dengan Raphael. Alasan Gisuwa ingin duduk sendiri juga agar dia bisa fokus belajar tanpa gangguan teman sebangkunya, seperti Senja ini contohnya.

   Kalau kalian tanya Langit? Langit, Gege dan Jefran mereka bertiga beda kelas dengan Senja.

   "Yee.. Ngga asik lo Gis." Senja menumpukan dagunya di lipatan tangannya, menatap Gisuwa yang serius mendengar pengajaran dari Pak botak--Eh Pak Bondan.

  Gisuwa ini cantik, manis, pintar lagi.

  "Insicure gue." Gumam Senja pelan.

  "Hah? Apa? Lo ngomong apasi ngga denger gue." Ternyata Gisuwa masih mendengar ucapan Senja walau tidak jelas.

   "Pak Bondan ganteng." Jawab Senja asal, lagian memang pa Bondan tampan, sayang aja botak.

   "Sakit jiwa lo!"

   Kepala Senja dibuat ingin pecah mengikuti semua pelajaran hari ini. Mulai dari pelajaran akuntansi di jam pertama, dilanjut dengan matematika setelah istirahat dan geografi di jam terakhir tadi. Koridor sekolah sudah sepi, memang pulang sekolah sudah bel sejak sepuluh menit lalu.Tadinya Senja ingin menunggu Andi--kokonya di kelas saja, tapi sepi sendirian di kelas seram juga.

   Sudah berkali kali bis berhenti di depan Senja, berkali kali juga Senja menolak dengan senyum. "Duapuluh menit Ko, sampe sejam tinggal pulang nihh." Gerutu Senja yang duduk di kursi halte kemudian berdiri lagi, sesekali melirik ke jalanan dan begitu terus.

  Senja menembuskan nafasnya lega ketika mobil Kokonya sudah datang.

   "Maaf ya, tadi nemuin ko Ray sebentar." Andi membuka pintu kursi penumpang untuk Senja, merasa bersalah membuat Senja menunggu.

   "He'em, nggapa--eh apa? Ko Ray? Koko sekarang dimana?" Tanya Senja seketika panik, ia jadi teringat kelakuannya dengan Raphael tadi pagi.

   "Disini." Andi menunjuk dirinya sendiri, laki-laki berlesung pipi itu terkekeh saat menangkap raut kesal Senja.

   "Bukan Ko An, Ko Ray maksudnya ihh.." Senja mencubit kesal lengan Andi, tidak sakit namun Andi tetap mengaduh.

   Andi terkekeh sebentar, "Ko Ray dikantor." Senja menghembuskan nafasnya lega, terhindar dari 'iblis baik' itu lebih menenangkan jiwa Senja jika berkunjung ke rumah Kokonya ini.

   Li Ryan Xiang, Kepribadiannya yang tegas dan dingin ini membuat Senja merasa di hakimi jika berhadapan dengannya.Tidak hanya Senja, baik Langit juga sangat menghidari bertatap temu dengan kokohnya yang satu ini.

  Kini mobil yang di kemudi Andi sampai di pekarangan rumah mewah milik Ryan. Iya, rumah ini hasil kerja keras Ryan sendiri. Sebenarnya Andi juga bisa membeli rumahnya sendiri, namun Ryan melarang. Katanya selama Andi belum menikah, Andi masih menjadi tanggung jawabnya sebagai abang tertua. Masalah Andi yang ingin mempunyai rumah sendiri? Boleh saja asal di tempati saat ia sudah menikah nanti bersama istrinya.

Senja di Langit NabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang