Hate me to lovE 1

142 2 0
                                    

Benarkah cinta tak memandang usia? Cinta tak memandang rupa? Dan cinta tak memandang materi?

Semua itu terhempas dari pikiran seorang gadis yang sekarang tengah duduk seorang diri disebuah taman bermain.

"Ahjumma, kenapa melamun?". Tanya seorang anak kecil yang menghampirinya.

"No no ahjumma, tapi eonni araseo!".

Anak kecil itu hanya mengangguk, namun tak mengindahkan ucapan gadis itu.

"Ahjumma, mau permen?". Tawar anak kecil itu sambil mengulurkan tangan kirinya yang memegang sebatang permen.

"Shireo". Gadis itu menggeleng tanda menolak.

Anak kecil itu mengerutkan dahinya bingung, dan ia meletakkan sebatang permen tadi tepat disebelahnya kemudian pergi.

"Aish, kepalaku sulit sekali diajak kerja sama!". Kesal gadis itu dan hendak beranjak dari taman bermain itu.

Sebelum pergi, gadis itu mengambil permen pemberian anak kecil itu kemudian tersenyum saat melihat permen itu.

Baru beberapa langkah, gadis itu berhenti lagi karena panggilan seorang anak kecil.

"Ahjumma, eodigayo?".

Gadis itu membalikkan badannya kemudian berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan anak kecil itu.

"Terima kasih permennya, ya".

Anak kecil itu tersenyum lalu mengangguk, "boleh ahjumma menciumku?". kata anak kecil itu sambil menunjuk kedua pipinya.

Gadis itu tersenyum dan mulai mencium kedua pipi anak kecil itu.

"Hahhakhahak, gomawo eonni". Anak kecil itu tertawa.

"Sama-sama gadis manis". Gadis itu mengacak rambut anak kecil itu penuh sayang.

"Eonni pergi dulu ya, dan kembali pada orang tua kamu jangan coba-coba kabur, jangan membuat orang tua jadi khawatir, arachi?!".

"Eum". Anak kecil itu pergi sambil berlari menuju pada kedua orangtuanya yang dari tadi hanya memperhatikan mereka.

Gadis itu bangkit dan kemudian berlalu dari taman bermain itu.

Sepanjang jalan menuju rumahnya, gadis itu terlihat murung dan ia merasa tak bersemangat hari ini, bagaimana tidak? Orang tuanya menjodohkannya pada pria yang sudah berkepala 3 bahkan hampir berkepala 4, sedangkan ia baru berusia 16 tahun.

Jaman sekarang masih ada ya jodoh-menjodohkan?

Gadis itu merasa hidupnya sudah hancur, hanya untuk membuat perusahaan ayahnya semakin berkembang, ayahnya menjodohkan anaknya pada teman  koleganya. Lucu bukan?

Disisi lain, seorang pria dewasa dengan wanita dewasa sedang bermadu kasih.

Saling menyalurkan rasa nikmat dan saling memagut kasih.

Dencitan ranjang terdengar nyaring.

"Mmmph... Ahhmmmppt... Ohh yeah".

Desahan demi desahan dari keduanya begitu intim, bagi siapapun yang mendengarkannya langsung atau menonton mereka pasti akan langsung berlari kekamar mandi.

"Ohh... Leh... Ahhhhh".

"Mmmpt... Yes... Siahhhmmpt uuhh".

"Oohh... Nooo..  Yesss ... Fash... Ahh terhrr..."

Tak berujung lama, kedua orang dewasa itu mencapai pelepasan nya bersama.

Dengan sang pria dewasa menyemburkan benihnya kedalam perut wanita dewasa itu, dan wanita dewasa menyemburkannya mengotori seprai yang baru diganti tadi pagi".

Hei, ini masih siang hari dan mereka melakukan nya?

Melakukan hubungan suami istri tidak kenal waktu bukan, yang penting nafsuh tersalurkan dengan nikmat.

"Kau masih saja kuat, yeobo".

"Tentu, aku pria kuat dan cairanku akan membuahimu disini".

Pria dewasa itu mengelus perut rata sang istri yang tak tertutupi benang sehelaipun.

Mereka kan baru menyelesaikan pertempuran nikmat mereka, bodoh!.

Kembali pada gadis tadi.

Gadis itu tengah duduk seorang diri di kursi halte, ya dia akan pulang kerumahnya, lagian hari sudah hampir gelap.

"Aish, lama banget sih". Gerutu gadis itu karena lama menunggu.

Hei, ini bukan jam bus berhenti, busnya bahkan baru berjalan 3 menit dari halte yang ia singgahi.

"Yaampun kau bodoh sekali hari ini, mengisi daya ponsel saja lupa".

Gadis itu terus merutuki kebodohannya, dari mulai celingak-celinguk melihat apakah bus sudah ada yang datang dan ternyata tidak ada.

Kenapa tidak naik taksi?

Hei, uang yang ia bawa hanya cukup untuk menaiki bus. Jadi mau tidak mau ia harus menunggu bus itu.

Jam menunjukkan pukul 19.00 dan gadis itu kini berada disebuah taman, ia capek menunggu bus dan lebih memilih berjalan-jalan saja.

"Dasar bodoh, kenapa kau malah berjalan-jalan bukannya berjalan pulang malah berjalan-jalan tanpa arah disebuah taman begini".

Dirumah kediaman gadis itu, orang tuanya sedang khawatir, dari pagi tadi sang anak tak memberi kabar ia pergi kemana.

"Telepon polisi saja". Final sang istri yang sangat khawatir karena anaknya tak kunjung pulang kerumah.

"Kita tidak bisa melapor sebelum 24 jam, yeobo".

"Kau menunggu anakmu benar-benar mati baru mencarinya!". Sang istri sedikit meninggikan ucapannya.

"B bukan begitu, jika kita melapor mereka tidak akan membantu".

"Lalu anakku, hiks".

"Aku sudah menyuruh beberapa anak buahku untuk mencari anak kita, kumohon tenang". Sang suami memeluk sang istri guna menenangkan.

"Ini salahmu". Ucap tiba-tiba sang istri dan membuat sang suami melepas pelukan nya.

"Naega?". Tunjuknya pada diri sendiri.

"Jika kamu tidak menjodohkannya pada kolegamu, anakku pasti sudah berada dirumah sekarang".

"Itu semua demi menyelamatkan perusahaan kita, yeobo".

"Tapi, anakku yang terkena imbasnya".




To be continue✨

Story baru dan alur storu baru!
Mohon dukungannya dengan menekan tanda bintang tepat disebelah kiri paling bawah dan jangan lupa untuk komen!

See you next chapter's

©Wattys2021 - ARJE!🐧
8 feb 2021 || 9.50 PM

HATE ME TO LOVE [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang