abittipsy

961 84 8
                                    


I don't even remember why we broke up.

###



Sunghoon pagi itu masih membereskan cangkir-cangkir dan alat kopi pada etalase kafe, mempersiapkan kafe tempat ia bekerja sebaik mungkin. Hari itu hari minggu-hari yang seharusnya bisa saja ia habiskan untuk berlibur dengan temannya atau mungkin hanya bersantai di rumah ia gunakan untuk bekerja paruh waktu seharian.

"Sunghoon, aku akan pergi pagi ini setelah membantumu membereskan semuanya. Semoga hubunganmu baik dengan penggantiku nanti."

Heeseung, pekerja paruh waktu yang dulu selalu memiliki shift dengannya sudah mengundurkan diri. Pria yang lebih tua satu tahun darinya itu sudah memasuki tahun terakhir kuliah, tidak akan sempat, katanya. Walaupun nanti mungkin ia masih akan sering berkunjung ke kafe itu.

"Padahal hari ini tidak usah datang, kan? Malah merepotkan."

Tawa kecil terdengar dari mulut Heeseung, "Aku hanya ingin membantu membereskan pagi ini. Lagipula penggantiku belum datang kan? Jadi tidak masalah."

"Katanya Yeonjun-hyung akan datang bersama penggantimu, hyung?"

Yang ditanyai memberikan anggukan sebagai jawabannya. Yeonjun adalah pemilik kafe tempat mereka bekerja. Ia mengatakan pada Heeseung jika pagi ini akan datang sambil memperkenalkan pegawai baru disana, walaupun kemudian,

"ah? oh? penggantiku akan datang sendiri? kenapa?"

"ah... baiklah. Aku akan pergi sekarang."

Telepon dari Yeonjun yang tiba-tiba mengabari bahwa ia tidak bisa datang dan membutuhkan Heeseung ke tempatnya membuat Sunghoon harus menunggu pegawai baru itu sendiri saat ini.

"Maafkan aku, Hoon."

Sunghoon hanya menggeleng, "Terimakasih sudah membantuku, hyung."

"Aku pergi dulu!"

Kemudian Heeseung benar-benar pergi. Sunghoon memeriksa jam pada dinding kafe yang menunjukkan pukul 9.30 pagi. Kafe akan buka 30 menit lagi namun pegawai barunya belum menunjukkan kedatangannya. Ia baru saja memutuskan untuk menurunkan meja, merapikan beberapa tata letak lada dan garam di atas meja ketika tiba-tiba ring yang dipasang pada pintu kafe berdering.

Apakah itu pegawai barunya?

Namun ketika menoleh, ia malah mendapati sosok yang sangat ia kenal dalam memorinya.

"Park Jay?" Alisnya terangkat begitu saja, "Ada urusan apa?"

Mata mereka menatap satu sama lain,

"Ah, aku pegawai baru di kafe ini. Mohon bantuannya, Park Sunghoon."

Katakan Sunghoon hanya bermimpi karena entah kenapa ia merasa kesal dengan situasi yang ia temukan saat ini.

"Apa tujuanmu bekerja paruh waktu disini? Kamu tau aku sudah lama di kafe ini."

"Tidak ada tujuan sama sekali? Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan sedikit bermanfaat. Aku melihat disini membutuhkan pegawai baru, jadi aku mendaftar."

"Park Jay...."

"Anggap saja kita sebagai rekan kerja. Aku tidak akan mengungkit apapun, bagaimana?"

Sunghoon hanya menghela napasnya, tidak pernah terpikir akan satu tempat kerja-bahkan satu shift dengan mantan kekasihnya sendiri. Ya, Park Jay, yang saat ini menggantikan posisi Heeseung untuk bekerja bersamanya adalah mantannya sendiri. Bukankah ini sangat membuat situasi menjadi canggung? Setidaknya bagi Sunghoon.

intermittent • jayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang