something between us

806 84 3
                                    


"Lalu kita ini apa?"

###




"Aku pulang." Jay berjalan memasuki dormnya, menata sepatu pada rak dan mulai melangkah lebih jauh ke dalamnya. Ia baru saja selesai dengan sekolahnya. Dan seringnya memang seperti ini—saat ia pulang, pasti tidak ada seorangpun. Ia kira sore itupun begitu hingga ketika ia sampai di ruang tengah, langkahnya terhenti. 

Di sofa sedang ada Sunghoon yang tertidur dengan kemeja putihnya yang basah, mungkin saja karena keringat. Astaga, bagaimana bisa ia terlihat sangat indah, bahkan ketika tertidur sekalipun?

Jantung milik Jay saat ini sudah berdegup kencang—kelewat kencang, malah. Mulai melangkah mendekati tempat Sunghoon terpejam, berusaha mengatur deru napasnya yang sudah mulai tak karuan. Tatapannya teralihkan dari tubuh milik Sunghoon, lekuk tubuhnya yang terlihat dari balik kemeja putih yang ia kenakan, menuju wajah indah yang ia tatap saat ini. Entah apa yang ada dipikirannya, tangan Jay tiba-tiba saja mulai terulur, hendak menyentuh wajah Sunghoon, mungkin. Merasa ingin sekali mengusap wajahnya yang terlihat sangat kelelahan itu. Namun ketika jarak tangannya dengan wajah Sunghoon hanya tinggal beberapa senti saja, tiba-tiba Jay tersadar. Menarik tangannya kembali.

Park Jay, apa yang ada dipikiranmu? Bagaimana jika yang lain melihat? Idiot.

Baru saja Jay hendak melangkahkan kakinya menjauh dari tempat Sunghoon berada ketika kemudian dengan tiba-tiba Sunghoon mulai membuka matanya, terbangun dari tidurnya.

"Ah, Jay? Sudah pulang?" Sunghoon bangkit sambil sedikit merenggangkan tubuhnya, "Aku lelah sekali, jadi aku mau tidur saja." Ia mulai beranjak ke arah kamar dengan langkahnya yang entah kenapa sedikit gontai, "bangunkan aku kalau ada apa-apa, ya?" setelah itu menghilang dibalik pintu kamar.

Jay menghela napasnya, memukuli kepalanya berulang kali, sedikit frustasi. Dasar idiot. Ia merutuki mengapa ia harus seperti ini di setiap berdekatan dengan Sunghoon yang notabene adalah member grupnya sendiri. Merutuki, mengapa ia harus merasakan perasaan aneh itu. Pada akhirnya memilih untuk beristirahat di sofa ruang tengah mereka saja daripada harus ke kamar, menaruh tasnya sembarang dan mulai merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya agar mendistrak pikirannya, mungkin. Terlelap setelahnya.







***







Jay terbangun disaat matahari sudah terbenam sepenuhnya. Kepalanya sedikit berdenyut. Efek tidur sore, mungkin. Baru kemudian tersadar bahwa dormnya saat ini masih gelap. Apakah membernya belum pulang juga?

Ah, kalau diingat-ingat lagi, mereka ada jadwal tanpa Jay dan Sunghoon karena Sunghoon juga memiliki jadwalnya sendiri tadi. 

Ia bangkit dari sofa, mulai menyalakan lampu di seluruh ruangan hingga sampai di depan kamar mereka, berhenti sebentar ketika menyadari tidak ada tanda-tanda Sunghoon sudah bangun. Apa mungkin ia terlalu lelah? 

"Sunghoon?"

Tidak ada jawaban apapun yang terdengar. Bahkan setelah berkali-kali kemudian ia panggil. Jay memutuskan untuk membuka pintu dan melangkah masuk ke kamar, mendapati Sunghoon yang terlihat seperti menggigil di atas kasur miliknya yang berada tepat dibawah kasur Sunghoon. Dengan terburu, Jay menghampiri Sunghoon dan menempelkan tangannya pada dahi milik Sunghoon.

"Hoon, astaga. Badanmu panas..."

Sesegera mungkin Jay beralih ke lemari dan mengambil handuk kecil miliknya, kemudian menuju dapur untuk mengambil mangkuk besar dan mengisikan air hangat ke dalamnya. Ia cemas, tentu saja. Bergegas kembali ke kamar setelah merendamkan handuknya sebentar dan memerasnya, meletakkannya pada dahi milik Sunghoon. Selimutnya ia naikkan sampai atas dada Sunghoon, berharap ia akan segera sembuh. 

intermittent • jayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang