02

626 93 0
                                    

hai... 

semoga kalian suka

jangan lupa vote ya, biar aku makin semangat nulis nya

buat yang udah vote terimakasih

maaf kalau ada typo.

selamat membaca...

selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat ini kota sedang di guyur hujan lebat.Lagi.

Dan kini Yoonbin tengah berteduh di halte dekat cafe.

Tiba tiba ada seorang pemuda yang juga mendekat ke arah halte tempat Yoonbin duduk.

" mama pasti akan cemas padaku " gerutu pemuda itu membuat Yoonbin mengalihkan pandangannya.

Dan betapa terkejutnya Yoonbin saat melihat ternyata pemuda itu adalah Jihoon. 

" Jihoon-ssi? "

Pemuda itu menoleh

" Ehh, kamu yang di cafe kan? Maaf aku lupa namamu " jawab Jihoon tak enak hati namun itu membuat Yoonbin gemas.

'kenapa imut sekali sihh' batin Yoonbin

" Hmm tak apa Jihoon-ssi namaku Ha Yoonbin. Panggil Yoonbin saja " kata Yoonbin sambil tersenyum tampan, membuat Jihoon memandang nya dalam.

" Panggil aku Jihoon saja, Yoonbin?

" Baiklah... senang bertemu denganmu Jihoon " ucap Yoonbin yang di balas anggukan dan senyuman manis dari Jihoon.

Setelah itu mereka saling bercerita, mereka tertawa karena lelucon yang Yoonbin buat dan begitu terus sampai hujan reda dan bus mereka datang.

Senyum dan tawa Jihoon tak hilang dari ingatan Yoonbin. Bahkan Yoonbin terus tersenyum sepanjang perjalanan. Hampir dikira gila oleh sahabat nya yang tinggal satu flat dengannya --Jaehyuk--

" Heh lo ga kesurupan kan? "

Pertanyaan Jaehyuk hanya di balas senyuman yang makin lebar dari Yoonbin.

Mungkin jika orang lain melihat nya akan mengatakan bahwa Yoonbin tampan tapi senyum itu sangat menyeramkan bagi Jaehyuk.

Yoonbin rasa semesta akan mendukung kisah cintanya.

Ya, semoga saja. 

Saat ini Yoonbin sedang berada di pemakaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Yoonbin sedang berada di pemakaman. 

Yoonbin rindu bundanya. 

" Bunda Ben datang " 

Menaruh bunga yang ia beli tadi dan Yoonbin mulai membersihkan rumput liar diatas makam bundanya. 

" Maaf ya bunda, Ben baru sempat kesini sekarang " 

Tidak ada jawaban. Ya bukankah memang begitu?

Semilir angin yang menerpa wajahnya membuat Yoonbin memejamkan mata menikmatinya. Rasanya seperti bundanya sedang mengelus wajahnya. Sangat nyaman. 

"Bunda Ben bertemu dengan seseorang, aku jatuh cinta padanya bunda bahkan saat pertama kali aku melihatnya"  Yoonbin tersenyum tipis saat membayangkan wajah Jihoon. 

" Bunda...dia manis, cantik, dan tulus. Aku akan memperjuangkan cintaku bunda, doakan aku ya hehe" angin mulai menerpa wajah Yoonbin lagi. 

Yoonbin yakin pasti bundanya mendengar ucapannya saat ini. 

' suatu saat nanti semesta akan mempertemukan mu dengan seseorang yang tepat untukmu ' 

' percayalah sayang, semesta pasti tau yang terbaik untukmu

Yoonbin tersenyum ketika ingatan itu terlintas dipikirannya. 

" Bunda, Ben rasa Jihoon adalah seseorang yang tepat untuk Ben seperti yang bunda ucapkan dulu " 

Hening sejenak. 

" Bunda... biarkan aku ikut kemanapun ia pergi nanti bunda. Kumohon bantu aku agar tidak berpisah dengan nya bunda. " Raut wajah Yoonbin berubah sendu. 

Ia takut. Sangat takut kehilangan orang yang ia cintai lagi. 

Cukup bundanya. 

Jika Tuhan ingin mengambil Jihoon darinya. 

Maka akan Yoonbin pastikan ia akan ikut kemanapun Jihoon pergi. 

Ia tidak akan bisa hidup tanpa semestanya. 

.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Universe [Binhoon]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang