#CHAPTER 09#

2 1 0
                                    

   Entah apa yang aku janjikan pada Raka ? Bukankah aku sendiri juga tahu jika hari itu tiba akan melukai diriku sendiri ? Lalu, mengapa aku dengan mudah mengiyakan ajakannya ketika nanti dia ingin mengajak perempuan yang ia sukai ? Aku betul - betul sudah tak mampu berpikir secara jernih.

   Sepertinya aku sudah lelah dengan perasaanku yang bahkan hingga saat ini masih belum terbaca oleh Raka. Sulit bagiku menjelaskan perasaanku terhadapnya. Bagaimanapun juga aku tahu. Dari sudut pandang manapun aku tetaplah bersalah. Mengagumi seorang lelaki yang di dalam hatinya telah diisi oleh perempuan lain.

   Lalu aku bisa apa, jika bukan menanti ? Raka semakin membuatku nyaman atas perhatiannya. Sedangkan dia ? Tak pernah menyadarinya bahwa dia adalah sosok lelaki yang membuatku nyaman melalui hari - hari yang cukup berat.

   Biar saja hanya aku yang menyimpan semua ini sendiri. Huft... Bulan depan adalah hari pernikahan Carla. Tak terasa aku akan melalui hari - hariku sendiri lagi. Selama ini aku selalu menceritakan apapun kepadanya. Tetapi sepertinya tidak untuk yang satu ini. Aku masih ragu untuk bercerita padanya. Bukan pada Carla. Tetapi pada perasaanku sendiri. Apakah ini hanya sebatas rasa kagum ? Atau lebih dari sekedar rasa itu ?

   Masih banyak hal yang harus aku pastikan tentang ini. Aku takut jika ini hanya sebuah kekagumanku saja pada Raka.

***

pukul 3 soreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang