5. Give me hope

749 74 1
                                    

🌹Happy reading 🌹
.

.

Saat mentari sudah mulai menampakkan diri dari tempat biasa dia selalu muncul dan memberikan pertanda bahwa cahayanya akan bersinar terang. Memulai aktivitas yang biasa seperti bekerja,berdagang,dan bersekolah.
Salah seorang pemuda tampan berkulit putih porselen dan memiliki warna rambut hitam,sedang melakukan rutinitas sehari-harinya dengan menuntut ilmu disebuah sekolah.

Menghabiskan waktu dengan melihat serta mencatat apa yang telah diajarkan dan diterangkan oleh sang Guru.
Membosankan,dan itu tidak bisa dihindarkannya. Karna dia tau, tak semua orang bisa beruntung bersekolah seperti dirinya. Pelajaran yg bahkan sudah dihafal diluar kepala. Tinggal menunggu waktu pelulusan dan memasuki universitas perkuliahan dan setelahnya dia akan bekerja disebuah perusahaan yg akan dibangunnya. Yah, tinggal menunggu waktu itu tiba.

Pemuda beriris sekelam malam itu tengah duduk dikursi sekolahnya dan memandang keluar jendela dampingnya. Menggunakan tangan kiri untuk memangku dagunya. Sedang guru sedang mengajar dan tidak melihatnya sedang melamun karna posisi kursi yang didudukinya berada paling belakang. Pemuda bermarga Uchiha itu tidak memikirkan apapun. Tidak. Bukan tidak,tapi hanya sedang memandang kosong seseorang diluar jendela itu yang sepertinya tengah bersama kekasihnya.

Jika dilihatpun mereka tampak sangat bahagia. Saling berpegangan tangan sambil berjalan. Tertawa serta tersenyum bersama dengan orang yang sangat dicintai memang terkesan sangat membahagiakan. Apa lagi jika terus bersama sampai meraskan hari tua mendatangi.

Sasuke berpikir,apakah dia juga akan seperti itu. Apakah dia dan Naruto akan selalu bersama. Apakah tidak mungkin.
Sasuke menghela nafas dengam panjang. Waktu sudah menunjukkan untuk istirahat. Dan kelasnya sudah bubar beberapa menit yang lalu,dan sekarang tinggal dirinya dikelas ini. Dia menelungkupkan kepalanya dimeja. Menutup matanya sekedar untuk beristirahat. Dia lelah. Lelah batin.

Terus memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Apakah dia akan siap menerimanya. Menjalani kehidupan meski tanpa sang kekasih. Lagi lagi dia menghela nafas. Dirasa dia tidak akan sanggup. Untuk bernapas saja dia membutuhkan Naruto. Jika tidak ada,maka dia akan seperti manusia tanpa jiwa. Karna ketahuilah,Naruto sudah seperti asupannya untuk hidup. Melihat naruto yang sakit seperti itu membuat jiwanya seakan mati cmsecara perlahan.

"Oi,sasuke. Kau tidak ingin kekantin?" Tanya kiba yang melihat sasuke berbaring malas. Itu mengingatkannya pada shikamaru. Ah dia tidak masuk sekolah hari ini. Enta karna apa dia ijin sekolah. Melihat sasuke yang berbaring diatas meja seperti itu membuat kiba menyamakannya dengan shika si pemalas itu.

Tidak ada jawaban dari sasuke. Dia masih terus dalam posisinya dan tidak mendengarkan. Tak lama masuk seorang pemuda dengan mata violet miliknya dan rambut panjang diikat setengah itu masuk. Menghampiri kedua sahabatnya dan duduk didepan sasuke.

"Ada apa denganmu sasuke? Kau terlihat buruk hari ini." Tanyanya. Sasuke mendongak mendengar ucapan Neji. Apa benar dia kelihatan buruk.

"Jika kau ada masalah,kau bisa menceritakannya pada kami. Kami ini masih sahabatmu." Ujar kiba mendumel. Menyandarkan tubuhnya dimenja samping sasuje sambil melipat kedua tangannya. Sasuke memang orang yang dingin dan datar. Entah bagaimana dia bisa mendapatkan teman padahal dia tidak pandai bersosialisasi. Tapi mereka saja yang datang dan mengajaknya berbicara. Begitu samapai mereka memilih melanjutkan sekolah bersama dan menjadi sahabat.

Sasuke mulai terbiasa. Begitupun dengan Shikamaru,Neji,dan Kiba. Mereka sudah cukup hafal dengan perilaku sasuke itu. Biarpun sasuke terlihat acuh dan tidak peduli pada sekitarnya,tapi percayalah bahwa dia memiliki hati yang lembut dan masih memiliki rasa kemanusiaan.

My Little Light || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang