Melihat matanya si dia merah dan penat tak terlena,
Memikirkan kebuntuan yang dihadapi diri sendiri,
Merunsingkan kepala sendiri,
Ada kala aku berasa dosa,
Ada kala aku merasa layak,
Aku lupa aku masih ada insan bernama ayah,
Aku lupa kerja kerasnya mencari pelanggan untuk menanggung kehidupan,
Terkumat kamit bibir berucap maaf,Namun,
Aku pendam, Berdendam,
Mungkin kesilapan yang aku lihat kini akan tercetus buat seluruh kehidupanku,
Aku berdendam,
Aku diam,
Lama kelamaan muka yang pernah mentangisi kerana bahagia melihatku itu kini menjadi suram,
Melihat aku berdendam,
Bibir yang sering mencium dan mengampunkan aku itu tak disentuh seiring dengan ego yang aku tonjolkan,
Aku lupa bukan aku yang mulakan maaf,
Bukan aku yang ikhlas,
Dan bukan aku juga yang memaafkan.Insan yang aku dendamkan itu digelar ayah...
YOU ARE READING
Bicara diam
De Todo"suatu pernah kau sangka hidup kita di alam maya, bergantung teknologi yang tiada apa. Lihatlah dunia sebesar-besarnya, agar bahagia dikau disana, menanti diri hilang raga di jiwa"