Part 3

172 38 10
                                    

"Tuan, seluruh pasukan yang di kirimkan ke daerah Gangnam berhasil ditumbangkan" ujar Lee Felix.

Minho berdeham dan memancarkan seringaian yang selalu ia pamerkan.

Pikirnya, orang orang yang bergabung dengan MadLiver Mafia adalah orang orang yang bodoh dan gampang terpancing. Mereka bahkan tidak tahu bahwa Lee Minho merupakan petinggi dari Shondemin pula.

"Berapa banyak orang yang dikirimkan ke daerah sana?"

"Sekitar 25 orang" jawab Felix.

"Musuh?"

"3 pria, dan 1 wanita"

Minho mendecih kemudian tertawa ringan. Walaupun begitu, pihak lawan benar benar kuat. Ia sengaja mengatur semuanya agar Group yang berisikan kekasih lamanya itu ikut turun tangan dalam aksi yang direkayasa, mengingat hanya Damian yang memiliki keberanian dan ketangguhan dalam berperang, dan juga, sistem MadLiver yang membuat Group mereka berada di peringkat pertama.

Ia bahkan mengetahui seluk beluknya walaupun tidak pernah turun tangan dalam mencari tahu informasi lawan.

"Bangchan benar benar bodoh" ucapnya, dan kembali menyeringai.

↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-

DOR!!

Berkali kali Hyunjin mencoba membidik pistol berisikan peluru itu untuk mengenai sasaran. Namun dari 30 peluru yang di tembak, hanya 10 bidikan yang berhasil menerjang sasaran.

Hyunjin menghela nafasnya lelah. Keringat kembali menetes dari wajahnya, namun ia tidak ingin menyerah disini. Hyunjin mempunyai tekad yang kuat untuk menjadi pembidik, walaupun jabatannya dalam Tentara masih kurang dari setahun.

Bisa dibilang, Hyunjin adalah anak baru yang telah berusia 6 bulan, sedangkan yang lainnya kecuali Changbin sudah dalam Damian selama 1 tahun.

Jujur saja bahwa Hyunjin sebenarnya tidak ahli dalam pelacakan, namun ia berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan tugasnya dengan sempurna.

"Gigih banget, Jin?" Seseorang mengejutkannya. Ia mempertahankan wajah datarnya setelah tahu bahwa Yeji menghampirinya ke ruang bawah tanah.

Yeji mendekatkan diri di sebelah Hyunjin dan menaikkan alis kanannya "Cara megang lo aja salah, gimana mau berhasil" remeh Yeji.

"Lo tahu apa?"

Yeji mengerlingkan matanya "Jangan cuma karena hal kemaren, gue jadi dianggap cupu sama kalian semua. Gue cuma gak sengaja menyimpang dari target" elaknya, lalu mengambil pistol yang menganggur di atas balok kayu.

Ia memegang pistol tersebut dengan kedua tangannya, dan memfokuskan pada papan sasaran "Untuk amatir, lo hanya perlu memegang senjata dengan kedua tangan lo, kemudian pusatkan perhatian lo terhadap titik yang ingin lo tuju"

Dan Yeji menarik pelatuknya, tepat sasaran. Ia meniup ujung pistol seakan pamer, lalu tertawa melihat Hyunjin yang setengah menganga melihatnya berhasil membidik peluru hanya dengan satu kali percobaan.

"Lo gak suka jadi pelacak ya?" Tanya Yeji, karena bukan sekali dua kali ia melihat kegigihan Hyunjin dalam menggunakan pistol.

Hyunjin menoleh ke dia "Bukan gak suka, gua cuma mau turun ke lapangan" ujarnya. Jujur, terkadang merasa iri dengan yang lain karena bisa menghabisi nyawa seseorang dengan tangan mereka sendiri.

My Ex is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang