Wei Xiao tidak habis pikir. Dia sama sekali tidak bisa berpikir. Dia berjalan di atas pasir. Dia tersandung dan jatuh. Tangannya terluka dan mulai berdarah.
Wei Xiao sudah kehilangan segalanya hari ini. Cintanya menipunya, dia membunuh Lan Wang.
Wei Xiao bangkit dan membersihkan pakaiannya dengan tangan yang berdarah, pakaiannya memiliki bekas dua darah - satu dari Lan Wang dan yang lainnya dari darahnya.
Wei Xiao tidak bisa memikirkan hal lain, satu-satunya hal yang bisa dia pikirkan adalah menyalahkan dirinya sendiri atas segalanya dan membenci dirinya sendiri.
"Tubuhku ... tubuhku mencekik ku," ucap Wei Xiao sambil berjalan perlahan menuju ombak yang menghantam pantai. Dia terus berjalan ke laut. Langkahnya baru saja meningkat. Sekarang dia tenggelam hingga pinggangnya. Gelombang kuat datang dari laut dan menghantamnya.
Wei Xiao sekarang perlahan tenggelam semakin dalam ke laut.
Saat dia tenggelam dan mati lemas karena dia tidak bisa bernapas sama sekali, dia mencoba berenang di atas permukaan air, tapi sudah terlambat untuk menyesali keputusannya untuk bunuh diri.
Kupikir mati akan lebih mudah daripada menangani perasaanku, tapi ... itu menakutkan. Menakutkan. Aku tidak bisa bernapas, tapi aku ingin ... aku tenggelam. Aku berharap seseorang ... siapapun ... tolong selamatkan aku, pikir Wei Xiao saat dia hampir kehilangan kesadarannya.
Suara derap datang dari jauh. Seorang pria berpakaian kerajaan putih sedang menunggang kuda putih. Pasir beterbangan di udara saat matahari terbenam dari cakrawala.
Pria ini mengenakan jubah putih yang berkibar di udara.
Pria itu turun dari kuda, melepas jubahnya dan melompat ke laut, dia berenang dengan cepat dan segera mencapai Wei Xiao yang tidak sadarkan diri juga sudah berhenti bernapas.
Pria itu mengeluarkan Wei dari laut dan membaringkannya di pasir halus. Dia menekan perutnya untuk mengeluarkan air dari tubuh Wei Xiao. Air menyembur dari mulut Wei. Tapi dia masih belum bernapas.
Pria itu, lalu memberikan Wei Xiao CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).
Setelah banyak usaha, Wei Xiao akhirnya bernapas, tapi masih tidak sadarkan diri.
Cuacanya juga tidak bagus, langit terlihat sangat hitam, segala sesuatu hari ini tampak suram dan tak tertahankan.
Ada sebuah resor Lan di dekatnya. Pria ini yang menyelamatkan Wei Xiao menggendong Wei Xiao yang basah kuyup di tangannya, membuat Wei Xiao yang tidak sadarkan diri duduk di atas kuda, lalu dia melompat dan membawa Wei Xiao ke resor.
Resor ini tidak digunakan untuk waktu yang lama, tapi dirawat dengan baik oleh para pelayan kerajaan Lan.
Begitu pria misterius ini mencapai resor, pelayan terkemuka menyambutnya dan membimbingnya ke ruang kerajaan pangeran Lan.
Pria itu membaringkan Wei Xiao.
"Bisakah saya mendapatkan pakaian cadangan?" Katanya.
"Ya tuan muda Lan," ucap sang pelayan.
Lan Wang menatapnya dan mengangguk.
Lan Wang masih hidup? Apa yang terjadi? Bagaimana? Semua pertanyaan ini akan terjawab.
"Persiapkan ruangan yang memiliki cukup hangat dan segera hubungi dokter kerajaan," ucap Lan Wang.
"Ya! Pangeran," pelayan itu menyiapkan kamar untuk Lan Wang dan Wei Xiao.
Dokter datang untuk memeriksa kondisi Wei Xiao, "dia kedinginan dari dalam. Dia membutuhkan panas internal. Dia membutuhkan pemanas internal dan saya harap Anda mengerti apa yang saya maksud."
"Tidak adakah jalan yang lain?" ucap Lan Wang.
"Tidak pangeran. Dia membutuhkan panas sekarang, jika tidak, dia mungkin tidak bisa bertahan," ucap dokter itu.
"Tutup pintunya dan jangan biarkan siapa pun menggangguku," ucap Lan Wang kepada pelayan di dekatnya.
Dokter dan pelayan mengangguk dan pergi.
Lan Wang menanggalkan pakaiannya yang basah kuyup serta pakaian Wei Xiao dan berbaring di samping Wei Xiao.
Keesokan harinya, di pagi hari, Wei Xiao membuka matanya dan menemukan Lan Wang sedang tidur di sampingnya.
Aku pikir kamu tidak akan datang ... tapi tetap saja, kamu datang ... kupikir aku akan mati, tapi ... terima kasih, Lan Wang, aku sangat senang memiliki teman sepertimu dalam hidupku ... Pikir Wei Xiao sambil menatap Lan Wang.
Lan Wang bangun dan melihat Wei Xiao terisak-isak.
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?" tanya Lan Wang.
"Apa yang kamu lakukan padaku?" ucap Wei Xiao sambil menangis.
"Hah! Aku sama sekali belum menyentuh keperawanan mu!" ucap Lan Wang.
"Apa? Lalu, kenapa kita dalam kondisi seperti ini?" Tanya Wei Xiao.
"Dokter mengatakan tubuhmu membutuhkan pemanasan internal dan aku sudah membaca di jurnal dokter itu bahwa jika kita membungkus seseorang dengan kain hitam dan memberi mereka panas tubuh kita dengan berpelukan maka mereka akan memanas secara internal juga. Itulah yang aku lakukan. Pertama aku membungkus mu dengan pakaian hitam dan memanaskan mu dengan memelukmu ... setelah kamu dalam kondisi baik ... aku melepas kain itu dan semua yang terjadi di antara kita adalah tubuh telanjang kita yang bersentuhan. Tidak ada yang lain. Selain itu, kamu harus bersyukur. Aku menyelamatkanmu bahkan jika kamu membunuhku," ucap Lan Wang.
"Terima kasih. Terima kasih banyak sudah menyelamatkanku, tapi semua ini adalah rencana mu. Dan itu berhasil. Meski aku tidak menyangka bahwa Meng akan selingkuh. Mungkin ini yang memicu diriku untuk bunuh diri. Tapi percayalah padaku ... ingin seseorang datang dan menyelamatkanku, tapi tidak pernah mengharapkan mu," ucap Wei Xiao.
"Orang sepertiku akan selalu menghargai orang sepertimu," ucap Lan Wang.
"Aku tahu ..." ucap Wei Xiao menutupi wajahnya dengan selimut.
"Lain kali saat kamu ingin mati, datanglah padaku dan berikanlah keperawanan mu terlebih dulu. Dara sekarat adalah dosa," ucap Lan Wang.
Wei Xiao memukul dadanya dan cemberut ... tapi kemudian terkejut melihat ekspresi wajah Lan Wang yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Lan Wang tersenyum pada Wei Xiao-sangat tipis-sangat samar-sangat lembut-tapi tetap saja senyuman-itu sangat berarti.
25 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Symptoms of Love (Terjemahan) (√)
FanfictionPangeran Lan Wang dari kerajaan Lan menderita Alexithymia. Dia tidak memiliki emosi dan tidak bisa merasakan emosi orang lain. Dia tetap terisolasi hampir sepanjang waktu. Kerajaan musuh Wen mengirim seorang pembunuh bernama Wei Xiao untuk membunu...