5.

11 3 0
                                    

Pagi-pagi sekali Ariell sedang berkutat di dapur. Menyiapkan masakan untuk bos barunya. Dari arah belakang munculah Keyla dengan wajah kusutnya.

"Masih pagi udah masak aja Riell! Eh buset banyak amat masakannya. Emang kamu bisa habisin itu semua," Ujar Keyla dengan mata melotot melihat masakan yang dibuat Ariell.

"Bukanlah! yakali aku bisa ngabisin segitu banyaknya, ini tuh buat bos baru aku," jelas Ariell sambil memasak.

"Oh, kamu dapat kerja dimana Riell?" tanya Keyla yang memang belum tahu.

" Aku dapat kerja di perusahaan D'CROP," Jawab Ariell dengan santai.

"Ukhuk ukhuk ... Seriusan Riel?"tanya Keyla yang masih tak percaya, karena setahunya D'CROP bukan perusahaan biasa melainkan perusahaan nomor satu di kota ini.

"Serius, buat apa aku bohong sama kamu?"

"Iya deh percaya."

______

Sekarang Ariell sedang berada di depan rumah sang bos. Sesuai jadwal pagi hari ia harus menyiapkan keperluan bosnya untuk ke kantor. Segera ia mengetuk pintunya. Tak lama kemudian Revan datang dengan muka bantalnya membukakan pintu.

"Selamat pagi pak! Ini saya sudah menyiapkan sarapannya."

Melihat Ariell didepan rumahnya pagi buta begini membuat Revan menjadi bingung. Hingga tak lama kemudian ia teringat.

Revan masuk duluan dan dibuntuti oleh Ariell.

"Oh iya, letakan disitu!" tunjuk Revan ke meja makan.

"Bapak mau sarapan dulu atau mandi?"

"Saya mau mandi dulu, tolong kamu siapkan pakaian saya."

"Iya, pak!"

Entah ada angin apa Ariell bisa berkata lembut seperti ini. Tapi, patut dicurigai seorang Ariell bisa patuh ke orang yang selalu dianggapnya musuh. Pasti ada udang dibalik gimbal.

"Eh kenapa kamu jadi baik gini ke saya. Apa jangan-jangan kamu punya niat jahat sama saya!" tuduh Revan.

"Hah, bapak apaan sih, saya baik salah apalagi engga. Ini juga karena pekerjaan. Bapak lupa atau pura-pura lupa?!" Bentak Ariell tak terima atas tuduhan Revan.

"Oke, saya percaya. Kalau begitu siapkan pakaian saya setelah itu tata makanannya!" titahnya tanpa mau dibantah.

"Iya." Mau tak mau Ariell mengalah, ribut pagi-pagi itu engga enak. Bisa ngabisin tenaga, buang-buang waktu, percuma.

Revan berlenggang pergi ke kamarnya. Saat selesai mandi ia ingin mengambil handuknya, tapi tak ada ditempat biasa.

"Ariell, ambilkan handukku! cepat!" teriak Revan dari kamar mandi.

Ariell yang baru saja ingin keluar kaget mendengar suara teriakan Revan.

"Iya!" teriak Ariell. Lho, kenapa Ariell juga ikutan teriak sih.

"Nih!" Revan membuka sedikit pintunya dan menarik handuk dari tangan Ariell. Saking kuatnya sampai Ariell ikut masuk kedalam kamar mandi.

"Aaaaaaaaaa," teriak Ariell dengan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

_______

Setelah kejadian dikamar mandi itu mereka saling diam.
Merasa bosan akan keheningan yang terjadi hingga Revan yang membuka suara.

"Ekhem tolong siapkan makanan untuk saya! sekalian suapi!"

"Apa?! bapak kan masih punya tangan ngapain juga saya harus menyuapi bapak?"

"Yakin ga mau? Oh yaudah kalo ga mau dapat bonus gapapa. Saya ga maksa kok!" ucap angkuh Revan.

Mendengar itu Ariell langsung mengambilkan makanan dan menyuapi Revan.

"Engga kok pak saya mau!nih saya suapi," ucap Ariell sambil menyodorkan sendok yang sudah terisi makanan.

Revan tersenyum tipis sampai-sampai Ariell tak dapat melihatnya.

Setelah beberapa saat Revan merasa gatal-gatal di seluruh tubuhnya.

______

Ariella & Revan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang