4.

12 3 0
                                    

Ariella POV

Hari ini rasanya melelahkan, sekarang saatnya untuk rebahan. Yuhuu kasur i am coming!!

Klunting,
Suara ponsel berbunyi di atas nakas.

Baru aja mau tidur siapa sih yang ganggu orang malem-malem gini?belum pernah kena semprot parfum mumun apa. Dengan rasa malas aku ambil handphone ku, ternyata ada sebuah pesan dari nomer tidak dikenal.

081×××

Mulai besok kamu sudah bisa bekerja, saya sudah kirimkan tugas-tugas yang harus kamu lakukan melalui Email.

Maaf, ini siapa ya?

Saya bos kamu, lupa atau pura-pura ga inget?

Ha? siapa sih? Hingga bunyi suara notif kembali bergema.

Masih ga inget? ck emang bodoh, baru tadi pagi ngelamar pekerjaan malam nya udah lupa, lemot banget sih jadi orang.

Saat si penelepon berkata seperti itu, aku jadi tahu siapa dia.

Enak aja ngatain saya bodoh, bapak tuh yang bodoh ngapain malam-malam menghubungi saya tuan Revan yang terhormat!

Saya cuma mau ngingetin kamu, besok kerja!

Udah tau kali pak ga usah diingatkan terus.

T

uttt tutttt tutttt


Sambungan telepon yang terputus membuat aku kembali kesal. Sudah lah mending tidur. Baru aja mau tidur suara telepon mengganggu ku.

Keyla is calling.....

"Halo, ada apa Key nelfon malam-malam gini."

"Hiks tolongin aku riell hiks plis jemput aku di jalan rajawali hiks cepetan riell."

"Kamu kenapa key?"

"Nanti aku jelasin hiks se ... karang tolong cepetan kesini riell."

"Oke, aku otw sekarang."

Tut Tut Tut

Author POV

Sesampainya dijalan Rajawali, Ariell bingung karena tak melihat keberadaan Keyla. Tapi, sayup-sayup ia mendengar suara orang menangis. Merinding sih, tapi karena rasa penasaran ia mendekati asal suara itu.

"Hallo! Siapa disana?" tanya Ariell yang degup jantungnya menggila.

"Siapa disana?" ulang Ariell sekali lagi.

Tiba-tiba muncullah perempuan berambut panjang dan berbaju putih dari balik semak-semak.

"Aaaaaa," jerit Ariell melihat itu.

Keyla berkata dengan sesegukan.
"Hiks Riell ini aku, Keyla."

"Astaga, kamu buat aku jantungan Key. Aku kira kamu setan," ucap Ariell dengan wajah polosnya. Melihat keadaan Keyla yang seperti mumun alias kunti.

"Kamu kenapa Key?" tanya Ariell lagi.

"Hiks, kita ke rumah kamu dulu. Nanti hiks disana aku cerita."

Mereka berdua pun pergi ke rumah Ariell. Sesampainya disana, Ariell menyuruh Keyla membersihkan badannya. Saat ini Ariell dan Keyla berada diruang tamu.

"Udah lebih tenang?"

"Udah kok Riell, makasih ya udah bantuin aku." Keyla meletakkan tehnya di atas meja.

"Iya, gapapa kok santai aja kali. Tapi sebenarnya kamu kenapa?" tanya Ariell hati-hati takut menyinggung perasaan Keyla.

"Ayah mau jual aku lagi Riell, aku udah lelah sama ayah. Dia masih sering mabuk-mabukan," tutur Keyla menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis.

"Hiks, tadi saat aku ingin mengikuti audisi modeling. Ayah tau dan nyuruh anak buahnya buat nangkap aku. Aku engga tau gimana jadinya kalo ketangkap." Kedua mata Keyla berkaca-kaca syarat akan kesedihan.

"Yang sabar ya key, kamu harus semangat! Harusnya tuh calon model auranya bahagia sumringah gitu. Dan untuk sementara waktu kamu bisa tinggal di rumah aku."

Dulu kehidupan Keyla sangat bahagia dengan berlimpah harta dan kasih sayang. Namun, semenjak ayahnya bangkrut, kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat dimulai dari ibunya yang sering keluar masuk rumah sakit. Dan sekarang ayahnya yang suka berjudi hingga Keyla yang dijadikan korban. Teman-temannya pun tak mau lagi berteman dengannya, kecuali Ariell dan Riri.

Andai Ariell punya banyak uang pasti ia akan membantu Keyla. Namun, itu semua hanya pengandaian.

Ariella & Revan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang