GEOFANO #17

2.5K 143 7
                                    

Happy Reading


"Bisa bisanya gw suka ama elu, padahal tipe gw bukan elu"- Author

***

Fani menatap jam didinding yang sudah menunjukkan pukul 21:20 WIB

"Fano kemana sih?" Khawatir Fani

Sudah 7 jam berlalu Fani menunggu Fano di apartemen namun Fano tak kunjung Datang.

Awalnya Fani mengira pria itu punya urusan lain jadi dia tidak peduli, tapi sekarang ia peduli dan Khawatir.

Cht Fani pun tak kunjung di balas oleh Fano, pulang sekolah pun Fani di jemput Gavin.

"Apa gw tanya Nevan ajh?" Gumam Fani, ia pun menelpon Nevan.

"Napa-"

"Fano Mana?" Tanya Fani tanpa Basa-basi

"Ngapain tanya Fano?" Tanya Nevan

"Gak usah kepo napa!"

"Santuyy dong yaelah, btw Fano bolos sekolah. Kek nya dia ke club deh"

"Club?"Beo Fani mengerutkan keningnya

"Iyya club *** dia sering kesana soalnya, ni juga gw ama Gibran mau pergi ksna nyusul Fano"

"Oke thanks"

"Eh tapi-- Tutttttt"

Fani mematikan panggilan telpon, seraya bergegas Menganti baju untuk menyusul Fano.

Setelah bersiap-siap Fani pun memesan Grab sebagai kendaraan nya kesana.

Selang beberapa menit Grab pun tiba, tanpa basa basi Fani langsung Naik.

***

Club. Disinilah Fani sekarang ia baru pertama kali menginjakkan kakinya ke tempat Dakjjal ini.

Fani tak peduli, dia pun memasuki club yang tampak Ramai itu. Bahkan bau Alkohol menusuk indra penciuman Fani

Fani mentap sekeliling dan yah tepat sekali ia menemukan sosok Fano.
Tapi tunggu, apa ini? Fano bercumbu dengan wanita lain?

Fani tersenyum miris melihat Fano dengan Wanita seksi itu, Fani pun melangkah keluar namun seketika langkahnya terhenti

"Hey cantik" Ucap seorang pria yang tiba tiba merangkul Fani

"Eh apasih lepas"

"Gak usah jual mahal lah, berapa 3jam?" Tanya Pria itu

Fani pun tak tinggal diam, dengan penuh tenaga ia mendorong pria itu hingga tersungkur.

"Gw bukan Jalang!" Gertak Fani dan meninggalkan pria tua itu. Membuat seluruh orang menatap nya

Pria itu beranjak dan menatap Fani dari bawah sampai atas " Body loh boleh juga, ayolah jangan jual mahal gw bayar kok berapa pun yang lu mau"

"Gw bilang gw bukan jalang!" Bentak Fani dengan Penuh emosi

Pria itu tersenyum miring, sedetik kemudian pria itu mencium pipi Fani, Membuat Fani melotot kan Matanya tak percaya.

"Lu-"

Bugh

Tiba tiba pria itu tersungkur, membuat Fani menatap seseorang yang memukuli pria itu.

Bugh

"MATI LU ANJING!"

Bugh

Bugh

"Fano Udahh" Takut Fani melihat Fano memukul pria itu dengan membabi buta

"Fano Udahh pliss, dia bisa matii" Histeris Fani melihat Bibir pria itu mengeluarkan Darah

Fano menghentikan pukulannya pada pria itu, Nafas Fano memburuh dan menatap ke Arah Fani yang menunduk Takut.

Fano pun keluar dari club di susul oleh Fani yang mengekor di belakangnya.

"Naik" Ucap Fano melihat Fani yang masih berdiri mematung di samping nya, Fani pun mengangguk dan naik ke jok belakang motor Fano.

13 Menit. Fano memarkirkan motornya dan melangkah masuk ke apartemen yang di susul oleh Fani.

Tidak ada yang membuka percakapan, sunyi itulah yang terjadi.

"Lu ngapain ke club? Mau ngejalang?" Tanya Fano dengan dingin

Fani menatap Fano tak percaya "Lu pikir gw ke club Ngejalang!?hah? Ngotak dong gw ke club karna gw Khawatir ama Elu!"

Fano tersenyum remeh "khawatir?cih basi" Cibir Fano

"Lu make otak dong fan! Gw istri elu! Gw cht lu, lu gak balas balas dan apa yang gw liat? Lu ciuman ama Jalang?hah? Ternyata lu menjyjykkan" Ucap Fani emosi

Sedetik kemudian Fano mencium bibir Fani karna emosi, yang tadi hanya menempel sekarang menjadi lumatan yang kasar.

Fani mendorong dada Fano lalu

Plakkk

"Ishh"Ringis Fano memegangi ujung bibirnya yang berdarah

"Gw gak nyangka lu se sampah itu Fan" Ucap Fani tak menyangka perlakuan Fano yang di luar Batas, Sungguh Fani ingin menangis.

Fano tersenyum miring ia tidak peduli ucapan Fani. Sekarang ia hilang kendali.

"Gw mau hari ini lu jadi milik gw Fani" Ucap Fano dengan nada berat membuat Fani menggeleng kan kepalanya

"Gak fan, g-gw gak mau" Takut Fani, ia sudah meneteskan air mata

Fano tidak peduli, sedetik kemudian bibir Fano dan Fani menyatu. Fano melumatnya dengan kasar.

Perlahan ciuman itu turun ke leher putih milik Fani. Sungguh Fani  menangis sejadi jadinya, Fano tidak peduli dengan perasaan nya sekarang.

Fano membaringkan tubuh Fani ke sofa dan melucuti seluruh pakaian milik Fani, Fani tak bisa menahan kala Fano merobek seluruh Baju nya.

"Fano gw gk mau" Isak Fani dia takut, sangat takut.

"Gw gak peduli" Dingin Fano dan membuka seragam putih abu-abu nya.

Fani hanya bisa pasrah. Toh? Menangis saja tidak membuat Fano sadar akan perbuatannya.

Khmm kalian tau lah apa yang terjadi 🌚
Author masih polos jadi gak tauu🌚👍

Part nya sengaja ku kasih pendek yah bund🌚🤙

GEOFANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang