Amar marah

7 1 0
                                    


Happy reading!


Orang itu ia lah amar. "BANGSATT!" marah amar memuncak, dia memukuli abang abang tadi yg sudah mengusik wanitnya. "laki laki breksek beraninya lo sentuh wanita gw!!" kali ini zia kembali melihat amar semarah ini. Dengan reflek cepat zia bangun dan menahan tangan amar, lalu memeluknya berniat menenangkan nya. Jika tidak zia yg menenangkan nya, abang abang ini bisa saja mati ditempat.

Setelah berhasil nenangkan. Abang abang mesum ini dibawa warga ke petugas yg berwajib. Zia tidak banyak bicara karena masih sangat kaget dengan situasi yg dialaminya. Wajah amar yg semula marah, berubah sendu menatap manik mata wanitanya. Dengan nafas yg masih berderu kencang karena emosi. Amar menarik zia kedalam dekapannya. 

"zia gapapa?" tanya nya lirih, zia hanya mengangguk didalam dekapan amar. Dia merasa aman sekarang.

"ada apa ini??" geo yg baru saja datang dengam minuman yg dibawanya. Dia bingung dengan apa yg matanya lihat, orang orng yg berbondong bondong menyeret seorang laki laki, wajah pucat zia, dan amar yg memeluk zia dengan wajah khawatirnya.

 Amar melepaskan pelukanya.

BRUGGHH!

Satu pukulan baru saja dilayangkan amar kepada geo.

Ini salah satu hal sangat zia benci. Ketika keduanya saling menyakiti, terlebih ini hanya karenanya. Walau kadang mereka seperti ini untuk menjaganya, tetap saja hati zia hancur berkeping keping melihatnya. "knp lo tinggalin zia sendirian bangsat?!!" zia melerai keduanya. Zia memeluk amar bagai cara satu satunya untuk membuat laki laki ini tenang.

"apan ini gw ga gerti? Knp lo marah sama gw??" geo dengan posisi tersungkur dibawah karena pukulan amar. "udah mar udah, gw ga suka lu begini, udah plis kasian geo" lirih zia sambil mengusap pundak amar. Setelah berhasil ia duduk melihat wajah geo yg terluka karena pukulan tadi. Matanya berkaca kaca melihatnya. Geo melihat itu "gw gapapa zia" tuturnya lembut lalu mengusah rambut zia.

"gw salah apa mar sampe lo mukul gw? Gw ga masalah lo mukul gw, tapi gw harus tau apa salah gw biar gw tau pantes ga gw dipukul gtu. Satu lagi, lo boleh pukul gw tapi jangan depan zia" entah mungkin ini sedikit dramatis, tapi klo sudah menyangkut zia semuanya akan jadi overprotektif gitu.

 "lo tinggalin dia sendiri" amar menjeda ucapanya. "dan zia disentuh lakilaki mesum tadi, brengsek" tangan geo mengepal.

Zia hanya menunduk,kalau saja amar terlambat. tidak tau apa yg selanjutnya terjadi. zia khawatir, karenanya kedua laki laki dihadapnya selalu saja terluka. Amar ikut menunduk juga karena dia juga menggalkan zia sendirian. Dia hanya menyalahkan temannya saja, dia sangat tersulut emosi. Sorry batin nya. 

"zia..maaff.. maaffin gw.. lo pasti takut ya" geo memeluk zia. Zia merasakan deru nafas tak karuhan dari geo. Dia tahu bawa geo juga sedang marah.

"pukul gw mar gw salah" zia melihat itu menatap keduanya tidak percaya. "engga." Katanya singkat. "gw jg salah karena ninggalin zia juga, sorry" lanjutnya. Zia menggenggam tangan kedua laki laki nya, "gw gapapa, Cuma kaget aja. Gausah saling nyalahin, gausah saling nyakitin gw ga suka". 

***

loading fo the next part...

***

Separuh dan SeutuhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang