Peluk

6 2 0
                                    


Happy reading!

     

Kini ketiga nya sedang dirumah Geo. Mereka hanya seperti biasa hanya ngobrol hal yg random dan bermain ps diruang keluarga Geo. "tadi diapain ia sama fans gw?" tanya amar tanpa mengalihkan pandangan nya dari televisi. Kini geo dan amar sedang tanding ps. "ya biasa, ngira lo pacar gw, trs pas gw bareng azar, dia ngamuk"mendengar itu amar hanya ketawa.

 "ngomong apa emg?" tanya nya penasaran. Sejujurnya hal tadi tu sangat kecil. Karena biasanya zia diganggu lebih dari ini. Tapi tentu saja tidak ada satu org pun yg sampai berhasil menyentuh nya, pawang nya galak btw.

"tadi mereka bilang ko cowo nya ganti ganti ya gw jawab aja, 'orang gw ga keberatan berbagi cewe sama amar' gtu" bukan zia yg menjawab tapi geo. "jelek bgt emg azar ngomong nya" cetus zia kesal. "enak aja, lu fikir zia apan dibagi bagi" atensi mereka terhadap game yg sedang dimainin mulai pudar. Tapi sepertinya akan ada keributan. "yakan emg zia berdua" zia hanya menatapnya, gemas.

Kadang kala zia seperti menjaga dua anak kecil, kadang juga seperti melihara dua ekor buaya. "lah kata siapa, orang zia gw.." saut amar. Terlihat muka geo yg tidak terima "dih?! Siapa elo? Pacarnya? Emng udah jadia ia???" zia hanya tertawa pelan dan menggeleng gelengkan kepala.

"udah ih. Btw, klo gw fikir fikir gw enak bgt ya" kedua laki laki itu mulai mengubah posisi dan menatap wanitanya. "enak gmn?" tanya salah satunya. "ya enak, ibaratnya gw dapet dua hati. Gw selalu dijaga disayang dimanja dan lain lain, itu kenapa gw ngerasa ga butuh pacar" sambungnya. laki laki disebelah kanan kirinya hanya mengerutkan dahinya.

 "tapi lo lupa ia, kadang lu susah juga. Karena harus bagi diri lo buat kita berdua secara adil"

 Mendengar itu zia tersenyum. "gw sayang banget sama lo bedua" zia menatap dua laki laki disampingnya penuh haru. "AWW JDI MALU" geo merusak suasana. jarang sekali mereka dengan suasana seperti ini. "gw lagi serius azar gantenggggg" yg punya nama Cuma nyengir. "sama dengan lu yg ga butuh pacar. Kita juga gtu ia.." tutur geo,

 "ada zia udah cukup, jagain zia udah cukup, nangis dipundah zia udh cukup. Mecintai zia udah cukup, ga perlu cewe lain yg ambil atensi kita dari zia. Jadi jangan takut ya cantik" lanjut geo.

Mereka tau betul overtingkhing nya zia ya ini, yakut suatu saat mereka pergi dari zia. Padahal zia juga lah yg meminta dua laki laki ini mencari pacar buat jadi tempat mereka bersandar. Zia, memang sulit ditebak kadang. Amar yg hanya diam tersenyum melihat wanitanya.

"gw janji, gw ga biarin siapapun nyakitin zia gw" amar memang ga peka, tapi kadang dia bisa se manis ini. Tentu hanya didepan zia. "zia gw" geo tidak terima.

"apan si galon, ngaku ngaku org punya gw", ternyata ributnya dilanjut. "si anjr ributnya dilanjut, pulang dah gw" kata zia seraya berpura pura akan pergi. "ehhh jangan dong cantik" halang mereka serempak. Dasar kembar. namanya zia, panggilanya cantik begitu katanya. "sini gw mau peluk" zia memeluk kedua laki laki didepan nya. 

"aduh anak mama lagi peluk pelukan, mama ga diajak?" mama datang dari bawah. mama adalah orang tua dari geo. Jadi gini, oranng tua geo dipanggil mama dan papa, orang tua zia dipanggil ayah dan bunda. Sedangkan orang tua amar dipanggil abi dan umi.

"eh ma sini ikutan" ajak zia. Mama ikut memeluk tiga anak remaja yg begitu ia cintai. Geo anak satu satunya, jadi keberadaan zia dan amar sangat berharga buat mama. Rasa cintanya kepada 3 anak nya ini sama besarnya. Begitu pula zia amar dan geo. "mama bikin sup, mau ga?" tanya mama. "kapan si ma mereka nolak masakan mama yg enak?" amar bersuara.  


***

loading for the next part...

***

Separuh dan SeutuhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang