Happy Reading!
Sebelum jalan gw kabarin ayah untuk ga jemput, kasian ayah baru pulang kerja harus jemput buru buru juga. Tempat les dan rumah gw ga terlalu jauh sebenarnya. Tidak lama gw dan geo sampe kerumah gw. Saat itu bareng dengan ayah yg baru memarkirkan mobilnya.
Gw beri salam dan jelaskan bahwa gw sudah beri kabar, tapi ayah aja yg belum baca. Ayah mengerti saat itu dan mau berterimakasih ke teman yg nganterin gw. Geo sangat sopan, jadi dia memarkirkan motornya dlu dan turun.
"loh?om??"
"eh geo?!"
"om apa kabar??"
"baik, geo gimana? Sekolahnya lancar"
Gw yg melihat itu hanya emmandang bingung, apa mereka saling mengenal bagaimana bisa?. "ayah kenal geo?" keduanya nengok tapi ga menanggapi. Sepertinya gw harus mengerti situasi itu sendiri.
"jadi geo les disana juga?" ayah malah balik nanya, gwdan geo hanya mengangguk. "jadi zia ini anak om?" tanyanya. "iya zia anak pertama saya" sekarang gw memahami mereka saling kenal, tapi dari mana?mana bisa? Ah membingungkan. Karena hujan ayah minta geo masuk dulu.
"geo ini anak om farhat, temen ayah kamu tau kan?" gw membulatkan mulu sempurna. Gw mengerti bagaimana ayah mengenal geo. Geo adalah anak dari seorang sahabat ayah dari zaman smp. Gw sangat tau tentang om farhat. Tapi ga tau sampe ke anak nya si.
Semenjak hari itu kita semakin dekat, karena ayah dan om farhat bereja sama untuk suatu proyek. Jadi ayah sering kali absen jemput gw les. Alhasil, gw selalu nebeng geo. Sampai saking biasanya, suatu hari gw mau pulang. Saat baru mau ngabarin ayah, gw datang dan menepuk pundak gw. "ayah lo dirumah gw, ayo pulang".
Sampai sampai, geo membeli helm satu lagi khusus untuk gw. Karena ayag selalu nitipin gw ke geo, dan om farhat selalu suruh geo untuk jaga gw. Setelah terbiasa satu sama lain. kita jadi semakin deket mulai dari, main game bareng, terus pergi jajan boba setelah les, main ke mall saat hari libur dan sebagainya.
"Bagaimana dengan amar?"-rania
Suatu hari gw main dirumah geo, karena ayah ada rapat perihat pekerjaan dengan om farhat. Saat itu amar baru bergabung ke kelas les, baru satu hari. Gw dan geo sedang ngobrol santai sambil main game online di ayunan taman belakang rumah geo. "oya zi, lu kenal amar kan? Anak baru ditempat les". Gw mengerutkan jidat sebentar terus ber oh ria.
"oh yg tadi, knp zar?" azar sudah menjadi panggilan gw ke geo saat itu. "lo pasti kaget. Dia anak om afnan." Gw membulatkan mata sempurna. "DEMI??APA??" geo yg melihat itu hanya ketawa. "pantesan mirip" geo hanya mengaggukan kepalanya. "dan dia bakal ke sini, gabung sama kita, gapapa kan zi?" gw berfikir sejenak tapi sepertinya ga masalah.
Om farhat, om afnan dan ayah adalah teman dekat sejak SMP, mereka punya visi hidup yg sama. Cita citapun sama. Makanya sekrang ketiganya bekerja sama untuk suatu projek. Mungkin pertemanan kita bertiga juga karena orangtua kita.
Hari tu hanya ngobrol-ngobro, main ps, jajan, main lagi dan main terus. Semuanya ga secanggug itu ko, untuk dekat dengan amar jugaga butuh waktu lama. Sejak saat itu, kita bersahabat, kemana mana bareng, setiap harinya pasti aja ketemu.
Flashback off
"ya jadi gtu, makanya sampe sekrang kita deket, selalu bareng, saling jaga, saling sayang. Kaya gimana orangtua kita dlu, bedanya aku aja nyasar, cewe sendiri hahah. Tapi karena itu aku jadi selalu diajaga sama mereka, seperti adiknya." Rania yg setia mendengarkan akhirnya mengangguk pertanda dia mengerti. "wah, hebat bgt. Takdir si itu mah".
***
loading for the next part...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh dan Seutuhnya
Romance"lo berdua seperti diri gw, klo gw kehilangan salah satunya. berarti gw kehilangan setengah dari diri gw. sampe sini ngerti knp gw takut kehilangan lo berdua?" kekhawatiran zia terjadi. ketakutan zia menghantamnya keras. kebahagian yg tak terduga...