Chapter 01 [Jatuhnya Sebuah Ramalan]

363 36 2
                                    

Langkah tegap Jang Sajung memasuki paviliun, membimbingnya memasuki sebuah ruangan. Pandangan Jang Sajung segera mengarah pada sosok wanita yang terbaring di atas ranjang dan tampak kesakitan. Jang Sajung mendekat dan mendapatkan sambutan dari Dayang Choi.

“Tuan sudah datang?” tegur Dayang Choi.

“Kau sudah memanggil tabib?”

“Sudah, Tuan. Sebentar lagi tabib akan sampai di sini.”

Jang Sajung melucuti pedangnya dan mendekati wanita yang tidak lain adalah Putri Yowon, adik kandung dari Raja Wang Geun dan tidak lain adalah wanita yang berstatus sebagai istrinya. Tepatnya satu tahun yang lalu Jang Sajung berhasil mempersunting sang Putri.

Namun meski telah menjadi menantu keluarga kerajaan, Jang Sajung menolak meninggalkan gelarnya sebagai sebagai pengawal pribadi Raja. Hingga detik ini, Jang Sajung masih berdiri di belakang Wang Geun untuk memastikan keselamatan sang Raja.

Jang Sajung duduk di tepi ranjang. Satu tangan pria itu segera menggenggam tangan Putri Yowon. Menyampaikan kekhawatiran ketika melihat wanita itu tampak kesakitan.

“Bertahanlah sebentar lagi, tabib akan segera kemari,” Jang Sajung mencoba menenangkan istrinya.

Putri Yowon membalas genggaman tangan Jang Sajung dan memberikan anggukan pelan. Sementara itu berita tentang Putri Yowon yang akan melahirkan sudah menyebar ke seluruh penjuru istana. Banyak yang menantikan kelahiran anggota baru keluarga kerajaan itu, mengingat Putri Yowon memiliki nama baik bukan hanya di istana, melainkan juga di seluruh dataran Songdo.

Songdo : Ibu Kota Goryeo. Sekarang menjadi Kaesong.

Tak beberapa lama seorang tabib wanita datang dan membantu proses persalinan Putri Yowon. Sedangkan Jang Sajung memilih menunggu di depan pintu kamar dengan wajah yang tampak gusar, dan kegusaran itu semakin bertambah ketika samar-samar terdengar suara dari dalam ruangan.

Saat itu seorang prajurit berlari menghampiri Jang Sajung dengan panik.

“Tuan, kau harus melihat ke luar.”

“Ada apa?”

“Terjadi sesuatu pada matahari.”

Netra Jang Sajung menajam. Dengan langkah lebarnya Jang Sajung lantas bergegas keluar. Netra Jang Sajung memicing ketika melihat keadaan yang sedikit menggelap, namun keributan di luar paviliun berhasil menarik perhatian Pria itu. Melangkahkan kakinya keluar, Jang Sajung memandang ke langit yang masih cerah, namun keadaan perlahan mulai menggelap.

“Apa yang terjadi?” tanya Jang Sajung kemudian.

Prajurit yang masih berdiri di sampingnya lantas memberi jawaban, “sepertinya akan terjadi gerhana matahari, Tuan.”

Netra Jang Sajung membulat. Dengan cepat tatapan menuntut itu jatuh kepada sang prajurit. 

Pria itu bergumam tak percaya, “tidak mungkin.”

Jang Sajung kembali masuk ke paviliun. Dengan langkah yang terburu-buru Jang Sajung kembali memasuki ruangan di mana Putri Yowon berada. Jang Sajung segera menghampiri Putri Yowon dan kembali duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan sang Putri yang tengah berjuang.

THE BROKEN PETALS OF GORYEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang