Gun kini berada di halte bus ia tak tahu harus pergi kemana lagi, kerumah pamannya? Dia bahkan tidak tahu dimana sekarang rumah pamannya yang baru. Sejak ia memutuskan untuk tinggal serumah dengan Off ia lost contact dengan pamannya.
Tiba-tiba ia teringat akan Chimon ia dengan cepat merogoh saku celananya dan segera menelpon Chimon. Tak lama akhirnya panggil itu tersambung.
"Halo Gun, ada apa?"
"Bisa kau menjemputku?"
"Kau dimana? Aku akan segera kesana."
"Aku di halte Bus dekat dengan cafe tempat biasa kita nongkrong."
"15 menit aku akan segera sampai di sana."
Setelah mematikan panggilannya Gun menarik nafas panjang ia tak menyangka akan berakhir seperti ini keinginan untuk keluar dari rumah itu sudah ada sejak 2 minggu mereka tinggal bersama.
Selama 2 minggu itu Gun akhirnya tahu sifat asli dari Off, dia adalah orang yang temperamental, sering mabuk-mabukan, dan sering membawa pelacur ke rumah, dan juga Off begitu ringan tangan. Ia tak segan-segan untuk memukul Gun ketika ia sedang dalam mood yang buruk.
Gun jelas saja melawan untuk pertama kalinya tapi setiap ia melawan kemarahan Off semakin tak terkendali bahkan Gun pernah di lempar pot bunga di depan rumah ketika ia ingin pergi dari rumah itu. Gun ingin melaporkan ini ke Marco—ayah Off tapi Off mengancamnya akan membunuh Gun jika Gun berani melaporkannya kepada Marco.
Tak lama Chimon datang bersama Ohm—pacarnya Chimon langsung memeluk sahabatnya itu ia tahu penderitaan yang Gun alami Chimon merasakan pundaknya basah ia tahu Gun sedang menangis sekarang.
"Tak apa keluar semua yang mengganggumu, menangislah."
Tangisan Gun terdengar memilukan membuat siapapun yang mendengarnya akan dapat merasakan apa yang dirasakan Gun. "Sudah?" tanya Chimon ketika Gun melepaskan pelukan mereka.
"Kita pulang ya, nanti cerita dirumah saja." Gun hanya mengangguk ia terlalu lelah hanya untuk bersuara saja. Saat Chimon akan membawa Gun masuk tangan seseorang menarik Gun kebelakang. Mereka bertiga kompak menoleh disana ada Off yang mencegah Gun dan yang lain.
"Bangsat!"
Ohm yang melihat Off ia benar-benar tak bisa membendung amarahnya ia langsung melayangkan tinjuan ke pipi Off. Chimon berusaha melerai pertengkaran itu sedangkan Gun hanya terdiam mematung.
"Jika kau terus menyakitinya lepaskan dia! Dia tak berhak untuk terus bersama dengan bajingan sepertimu! Kau tak pantas disebut rumah untuk dia kembali!!"
"Ohm, hentikan." Suara lemah Gun berhasil menghentikan keributan ini Chimon langsung membawa Ohm ke pelukannya guna menenangkan amarah Ohm.
"Apa yang kau inginkan? Apa yang kau inginkan dariku!" Gun berteriak frustasi ia tak tahu jalan pikiran Off.
"Kembali bersamaku." Gun tersenyum hambar ia rasa dirinyalah yang gila bukan Off.
"Maaf menyela tapi Gun tak bisa kembali bersamamu! Sudah cukup aku menahan kesabaran, berhenti menganggu Gun dan hiduplah dengan jalan hidupmu sendiri!!" Chimon menyela ia sudah muak dengan semua drama yang Off mainkan.
"Kau tidak berhak melarang! Biar Gun yang menentukan sendiri!" Ohm akan kkembali melayangkan tinjuan ke arah Off tapi berhasil ditahan Chimon.
"Maaf aku tak bisa." Suasana mendadak hening ketika Gun mengatakan itu Off menunjukkan senyum tipisnya.
"Tak apa setidaknya Kayla lebih baik dari dirimu."
Setelah mengatakan itu Off pergi meninggalkan Gun yang kini kembali menangis mendengar perkataan yang keluar dari mulut Off. Bahkan ia tidak benar-benar mengatakan ia tak ingin kembali pada Off. Jujur ia masih sangat mencintai Off walau perlakukan kurang ajar Off padanya tapi baru saja ia mendengar bahwa Kayla lebih baik darinya dan itu sungguh melukainya."
"Tenanglah! Hapus air matamu kau tak pantas menangisi bajingan seperti dia! Chimon bawa dia masuk ke mobil."
***
"Ahh... Pelan-pelan Chimon."
"Terlalu keras ya? Maaf hehehe...." Ohm yang melihat tingkah kedua orang itu hanya menggelengkan kepalanya saja lalu ia mulai menyalakan satu puntung rokok.
"Kau bisa tinggal di sini sementara waktu Gun." Gun menolehkan kepalanya ke arah Ohm lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak usah aku tidak mau merepotkan kalian."
"Aku senang jika direpotkan. Tidak papa Gun tinggallah sementara waktu di sini." Chimon meyakinkan Gun lalu ia memasang plester ke dahi Gun.
"Baiklah, tapi jika nanti aku sudah menemukan apartemen aku akan pindah bagaimana?" Ohm melirik Gun lalu menganggukkan kepalanya.
"Jika kau masih terus merokok kita lebih baik cerai!" Ohm yang mendengar perkataan suaminya langsung saja membuang rokok tersebut.
"Hehehe sayang...." Ohm mencoba merayu Chimon dengan memeluknya dari belakang.
"Aku janji tadi itu yang terakhir kalinya."
"Kau berjuta-juta kali mengatakan kalimat itu Ohm!"
"Aku sungguh-sungguh itu yang terakhir jangan marah lagi." Chimon akhirnya luluh lalu ia menganggukkan kepalanya Ohm pun langsung mencium Chimon tepat di bibirnya.
"Seharusnya aku tidak menyetujui tawaran mereka untuk tinggal di sini." keluh Gun sembari melihat pemandangan di depannya.
***
Gun berulang kali membalikkan posisi tidurnya berusaha mencari posisi ternyaman namun semua itu sia-sia ketika suara decitan kasur dan suara desahan dari kamar Chimon terus terdengar, Gun tidaklah polos Gun tahu apa yang sedang Chimon dan Ohm lakukan karena sewaktu ia tinggal bersama Off ia sering berhubungan badan dengannya.
Gun akhirnya memilih untuk bangkit dari tempat tidur ia mengambil jaketnya dan memutuskan untuk berjalan-jalan keluar menikmati angin malam.
Gun berjalan dengan santai sembari menikmati beberapa mobil yang masih berlalu-lalang di tengah malam seperti ini. Ia berhenti di samping lampu merah ia akan menyebrang ke pedagang kaki lima untuk membeli makanan entah mengapa perutnya tiba-tiba lapar.
Dari tempatnya berdiri ia melihat seorang pria berkacamata tengah ditarik oleh beberapa orang menuju ke salah satu gang sempit di samping hotel tak jauh dari pedagang kaki lima yang ingin Gun datangin. Setelah lampu penyebrangan berwarna hijau Gun segera berjalan menyebrang lalu menuju ke arah gang sempit.
"Kapan kau akan membayarnya sialan!" Sayup-sayup Gun mendengar perkataan orang-orang itu.
"A-aku janji be-besok akan aku lunasi."
"Kau terus berjanji!" Gun mendengar pukulan yang dilayangkan pada pria berkacamata itu Gun yang melihat itu pun berlari keluar untuk meminta bantuan, untung saja ada polisi yang sedang berpatroli Gun lalu menghentikan polisi tersebut.
"Gun ada apa?" Gun terkejut ternyata itu adalah New—teman masa SMA-nya yang sekarang menjadi seorang polisi.
"New, tolong aku ada seseorang yang dihajar di-gang sempit disana. New melihat ke arah yang Gun tunjuk lalu ia mengangguk.
New dan beberapa polisi lainnya berjalan ke arah gang sempit itu dan benar saja pria berkacamata tadi tengah dihajar habis-habisan oleh beberapa preman itu.
"Berhenti!!" Mereka menoleh ke belakang dan terkejut melihat polisi yang menodongkan pistol ke arah mereka New memberikan isyarat pada temannya untuk menangkap para preman itu. Gun segera berlari ke arah pria berkacamata tadi.
"Hei! Kau tidak papa?" Pria berkacamata itu menatap Gun lalu menggelengkan kepalanya.
"New panggil ambulans!" New dengan sigap segara mengambil ponselnya dan menghubungi ambulans. Pria itu terus menatapi Gun yang tengah panik berusaha menolongnya padahal dia sendiri terlihat biasa saja dengan keadaannya.
"Kenapa kau tersenyum?" Pria itu menggelengkan kepalanya.
"Kau manis dan cantik. Perkenalkan aku Tay Tawan." Setelah mengatakan itu ia pun pingsan.
-💚
-
-💚
-To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Sunrise - Gun Atthaphan ft. Off Adulkittiporn
Fanfic...."Kau ingin apa hah?! Kau ingin kenyataan? Akan ku beritahu! Aku tak pernah mencintaimu! Kau hanya pemuas nafsuku! Aku memanfaatkanmu agar harta ayahku tak jatuh ke tangan Tay!"... *** ⚠Homophobic, Get out! ⚠Lgbt story ⚠BxB ⚠Mpreg ©starfaso_