"Tidak bisa, kah menyuruh Eoni?" Win menggelengkan kepalanya. "Dia tak masuk hari ini jadi kau cepat antarkan ini sebelum pelanggan kita marah." Lalu Win mendorong Gun keluar untuk mengantarkan pesanan Off. Dengan gemetar Gun berjalan mendekat ke arah meja Off.
"Ini pesanannya." Gun meletakkan pesanan Off ia akan segera pergi namun perkataan Off menghentikan langkahnya.
"Kau pulang jam berapa? Tak baik meninggalkan Sky terlalu lama sendirian di rumah."
**
Off memperhatikan Gun yang hanya terdiam dengan kepala menunduk setelah ia menyebutkan nama Sky dalam kalimatnya Gun berbalik dengan wajah terkejut, setelah itu Gun menundukkan kepalanya dan hanya diam.
"K-kau mengetahuinya?" Off tersenyum ia meletakkan kembali gelas kopinya yang sempat ia minum.
"Apa yang tak diketahui oleh Off Jumpol Adulkittiporn." Gun tersenyum kecut Off selalu saja menyombongkan dirinya tak pernah berubah dari dulu.
"Yang kau tak ketahui, kesalahanmu. Aku permisi masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan." Setelah mengatakan itu Gun pergi meninggalkan Off yang terdiam mendengar perkataan Gun sesuatu dalam dirinya terasa begitu nyeri.
"Hah... Sepertinya akan sulit."
***
"Dia mengatakan itu? Hahahaha... Rasakan karmamu Off! Gun benar-benar tak ingin kembali padamu hahaha....." Setelah tamparan yang ia dapatkan dari kalimat Gun, Off memutuskan untuk pergi menemui Kayla dan menceritakan semuanya tapi yang ia dapatkan hanyalah hinaan dan caci dari Kayla.
"Jika kau lupa semua yang terjadi dulu karna kau juga Kayla."
"Hmm... Kau benar dulu aku bodoh karena orang idiot sepertimu dan sekarang aku benar-benar menyesal bisa-bisanya aku jatuh cinta dengan orang idiot sepertimu Off!" Off menghela nafasnya panjang rencananya ia akan kembali mendekati Gun perlahan-lahan tapi melihat kejadian tadi ia yakin Gun tidak akan mudah untuk ia dapatkan.
"Lalu aku harus bagaimana Kay?"
"Coba saja kau dekati Sky siapa tahu Gun bisa menerimamu."
"Akankah berhasil?" Kayla menghela nafasnya ia tak pernah melihat Off seputus asa ini.
"Kau belum mencobanya kau harus mencoba dahulu Off baru kau tahu hasilnya."
***
"Popa... Ini susah sekali." Sky merengek manja pada Gun ia sudah lelah dengan soal matematika dasar di depannya.
"Sky ini mudah loh tinggal di tambahin. Sekarang ikuti Popa. Sky punya lima permen terus dikasih Popa tiga permen jadi sekarang permen Sky ada berapa?" Sky mulai menghitung dengan jarinya yang Gun memperhatikan wajah Sky yang serius menghitung.
"Delapan! Delapan Popa!"
"Pinter sekarang tulis jawabannya." Dengan semangat Sky menuliskan jawabannya di buku tulis Gun melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Sudah Sky sekarang waktunya tidur." Sky menutup buku tulisnya lalu berjalan terlebih dahulu ke kasur. Gun merapikan meja belajar Sky setelah itu ia ikut membaringkan diri di samping Sky.
"Popa... Sky pengen punya ayah seperti ayahnya Amanda." Gun hanya tersenyum lalu mulai mengelus-elus kepala Sky.
"Sky harus percaya kepada keajaiban. Pasti keajaiban itu akan mengabulkan semua keinginan Sky." Sky menganggukkan kepalanya dan mulai menutup mata Gun mencium kening Sky.
"Selamat tidur jagoan Popa."
***
Gun bangun terlebih dahulu sebelum pergi ia menutupi tubuh Sky dengan selimut lalu mencium keningnya. Setelah itu Gun mulai pergi ke kamar mandi untuk mencuci pakainya dan Sky yang kotor. Limabelas menit berlalu Gun selesai dengan acara mencuci bajunya lalu ia keluar menuju rooftop untuk menjemur bajunya.
Sepanjang lorong ia disambut hangat oleh sapaan para penghuni apartemen yang kebanyakan lansia ada beberapa anak muda juga yang menyapa Gun, sesampainya di rooftop Gun mulai menjemur bajunya satu per satu.
Dari sisi jalan di dalam mobil Off memperhatikan Gun yang tengah menjemur baju dengan pakaian putih dan celana sebatas paha Off bisa melihat keindahan Gun apalagi ketika rambutnya tertiup angin pagi sungguh sangat indah.
Off tersenyum melihat Gun mulai berjalan kembali ke dalam apartemennya setelah bayangan Gun tak terlihat mata Off melajukan mobilnya pergi ke perusahaan tempat ia berkerja.
"Sky sayang bangun! Waktunya mandi dan sarapan!" Hening Gun yakin putranya itu masih terlelap di kamar. Gun berjalan memasuki kamar Gun sebelum pergi ia mematikan kompornya terlebih dahulu.
"Sky sayang ayo bangun! Waktunya mandi sayang!" Perlahan Gun menggoyangkan badan Sky terlihat Sky mulai mengerjapkan matanya Gun bangkit lalu membuka gorden dan mematikan lampu.
"Popa...." Rengek Sky manja Gun berjalan mendekat lalu menggendong badan bongsor Sky lalu membawanya menuju dapur yang sekaligus menjadi satu dengan ruang makan.
"Tunggu di sini Popa mau lanjut masak dulu." Sky hanya mengangguk Gun kembali ke aktivitasnya memasak sedangkan Sky meminum susunya sembari menatap Gun yang memasak.
"Popa masak apa?"
"Masak nasi goreng sosis."
"Wah... Pasti enak."
"Sky mandi dulu dong baru boleh makan." Gun menurunkan tubuh Sky lalu Sky langsung berlari menuju kamar mandi. Gun tersenyum lalu melanjutkan masakannya.
***
"Jangan nakal. Ingat kata-kata Popa oke." Gun mengelus rambut Sky lalu mencium kedua pipi Sky.
"Siap Popa." Lalu Sky mulai masuk kedalam penitipan setelah itu Gun berjalan menuju gedung sebrangnya Gun berkerja sebagai OB di perusahaan ini.
Sudah setahun Gun berkerja disini dan kata karyawan dan atasnya Mrs. Celine kinerja Gun baik bahkan dia akrab dengan beberapa karyawan disini. Gun masuk dan disambut sapaan hangat dari karyawan disini.
"Gun kau tahu pemilik perusahaan yang baru akan datang nanti kau harus membersihkan ruangan yang ada dilantai 8." Gun mengangguk mendengar instruksi dari Mrs. Celine setelah mengganti pakainya Gun berjalan menuju eskalator untuk mencapai lantai 8. Ia tak bisa menggunakan lift karena lift dikhususkan untuk karyawan.
Setelah sampai di ruangan yang di maksud Gun mulai membersihkan ruangan itu sembari bersenandung kecil.
"Selamat datang Pak. Ruangan ada sudah kami persiapan di lantai 8 mari saya antarkan." Off hanya mengangguk dan mulai mengikuti wanita itu menuju lift sepanjang perjalanan ia disambut hangat oleh karyawan disini namun hanya wajah dingin yang ia tampakan.
Setelah sampai Off masih mengikuti wanita itu hingga ia bisa mendengar senandung kecil dari ruangan yang ia tuju. Pintu terbuka menampilkan Gun yang masih mengelap kaca walaupun wajah Gun tak nampak tapi Off tahu jika orang didepannya ini adalah Gun.
"Gun sudah." Gun berbalik ia tertegun melihat Off yang berdiri dibelakang Mrs. Celine. Gun menundukkan badannya hormat lalu mulai berjalan keluar namun saat melewati Off tangannya dicekal.
"Mrs. Celine bisa kau tinggalkan kami berdua." Celine sedikit bingung tapi ia mengangguk kepalanya dan keluar dari ruangan itu. Off menarik Gun dan medudukan tubuh mantan kekasihnya itu di meja.
"Apa kabar sweetie?"
-💚
-
-💚
-To be continued....
Ada yang kangen?
Ayo vote dan komen banyak-banyak biar semangat updatenya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Sunrise - Gun Atthaphan ft. Off Adulkittiporn
Fanfiction...."Kau ingin apa hah?! Kau ingin kenyataan? Akan ku beritahu! Aku tak pernah mencintaimu! Kau hanya pemuas nafsuku! Aku memanfaatkanmu agar harta ayahku tak jatuh ke tangan Tay!"... *** ⚠Homophobic, Get out! ⚠Lgbt story ⚠BxB ⚠Mpreg ©starfaso_