Dulu
Sepulang dari kumpul bersama Zangar, Alzhaf merasa amat mengantuk. Lelaki itu pulang lebih awal, meski ledekan dari teman-temannya sempat membuatnya jengkel. Pria berhidung mancung itu pulang bukan untuk memeluk istrinya, melihatnya saja akan merasa lega.
Baru saja dia akan segera masuk kamar, tubuhnya terlempar saat tangan itu mencengkeram jaketnya. Karena tidak siap, Alzhaf terpelanting.
"Dasar lemah!" Lyla mengejek, pria itu tengah mabuk.
Alzhaf menepuk jaketnya. Menatap Lyla dengan kesal, tidak terima dengan perlakuan saudaranya itu.
"Ngomong-ngomong, Aivana cantik kalau lagi tidur," ujar Lyla terkekeh seperti orang tidak waras.
Lelaki yang kancing bajunya terbuka sedikit itu berdiri oleng. Tersenyum miring ke arah Alzhaf, membuat Alzhaf mengepal.
"Apa maksud lo?!" Alzhaf menarik kerah baju Lyla, siap memberinya bogem mentah jika mendapat jawaban yang tidak diinginkan.
"Dia cinta sama gue. Gimana kalau gue tidurin dia?" Seketika, tanpa aba-aba pukulan itu mendarat di wajah Lyla, membuat lelaki yang tengah setengah sadar itu tentu terjatuh, dan sulit untuk berdiri lagi.
"Gue bakal hamilin dia, terus … lo yang besarin anak gue. Ide bagus, kan?" Setelah mengatakan itu, Lyla kembali tertawa di lantai.
Alzhaf kembali mengepal, ucapan Lyla benar-benar tidak bisa membuatnya bersabar lagi. Jika ini mengenai dirinya, Alzhaf memiliki kesabaran yang tidak ada batasnya. Namun, jika tentang Aivana, tidak ada kata tolerir lagi.
Lyla harus dijauhkan dari Aivana, karena pria itu akan menjadikan istri Alzhaf jalan untuknya balas dendam. Aivana hanya akan dijadikan bahan peledak untuk menghancurkan Alzhaf.
"Brengsek!" Alzhaf meninju Lyla kembali dengan brutal, tanpa perlawanan karena pria itu tengah tidak berdaya.
"Alzhaf!" teriak Dara saat melihat kakaknya ditinju dengan brutal, bahkan sudah keluar darah dari hidungnya.
Dara mendorong Alzhaf, dan tentu teriakan gadis itu memancing orang di rumah itu untuk melihat apa yang terjadi. Termasuk Aivana yang terbangun dari tidurnya.
"Lo udah gila?" tanya Dara setelah meninju Alzhaf, untuk membalaskan perbuatannya pada Lyla.
Alzhaf terdiam setelah melihat kehadiran Aivana. Tentu, kejadian itu akan membuatnya tampak seperti orang kasar dan jahat. Aivana bahkan menatap Alzhaf tak percaya, dan langsung menghampiri Lyla.
Namun, wanita itu sadar setelah mencium bau alkohol dari Lyla. Membuatnya mundur karena merasa mual menghirupnya. Beruntung, Dewanto dan Maharani tidak di rumah, kejadian itu tidak akan diperbesar.
Setelah mengantar Lyla ke kamarnya, Dara langsung menghampiri Alzhaf. "Ternyata lo masih punya keberanian, ya, meski sadar lo bukan siapa-siapa di sini? Jijik banget gue saudaraan sama lo!" ujar Dara, tanpa peduli dengan keberadaan Aivana di sana.
Setelah itu, Dara kembali pergi, dan kini Alzhaf hanya menatap Aivana. Wanita itu juga pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan apa pun.
Jujur saja, kadang Alzhaf bosan tinggal di rumah itu. Selalu saja disudutkan. Seandainya saja bukan karena permintaan papanya, Alzhaf memilih pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUGA (TERBIT)
General Fiction"Pada akhirnya, cuma dia pilihan terakhir," jawab Dewanto putus asa. "Enggak! Nggak bisa! Ini pernikahan anakku! Nggak bisa!" teriak Maharani. •••• Berawal dari sebuah perjodohan yang amat Aivana inginkan. Namun, pengantin pria melarikan diri tepat...