Sulit Percaya
Setelah dari tempat tongkrongan, Alzhaf langsung mengajak Aivana pulang. Takut wanita itu sakit terkena angin malam, hingga jaketnya telah berpindah pada Aivana. Meski awalnya menolak, wanita itu akhirnya menerima jaket Alzhaf untuk mengurangi rasa dinginnya.
Setelah memberikan kunci motornya pada satpam, keduanya masuk ke rumah bersama. Aivana tampak masih canggung, tetapi lebih berusaha terbuka pada pria yang menjadi suaminya itu.
Baru saja langkahnya masuk, pemandangan tak enak sudah disuguhkan. Wanita itu terpaku di tempatnya, air matanya yang tengah mudah jatuh tentu tidak terelakkan.
"Ada apa?" tanya Alzhaf, kini mengikuti arah pandangan Aivana.
Lelaki itu sama kagetnya. Tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Lyla, laki-laki itu tengah duduk di sofa. Namun, bukan itu masalahnya, karena kini ada wanita yang duduk di pangkuannya. Kemeja Lyla terbuka semua, dan bisa Alzhaf pastikan keduanya tengah mabuk.
Alzhaf menutup mata Aivana dengan tangannya. Namun, sepertinya itu terlambat karena wanita itu tengah menahan isakannya. Kesal, Alzhaf memilih menarik wanita bernama Sarah itu bangkit. Menghajar Lyla agar dia sadar apa yang tengah dia lakukan.
"Bajingan!" umpat Alzhaf menendang tubuh Lyla hingga terjatuh ke sofa.
"Kenapa lo ganggu, si?! Malam ini adalah malamnya gue. Pergi dari hadapan gue!" titah Lyla dengan nada suara yang tak bertenaga.
Alzhaf kembali melihat Aivana yang berdiri tak jauh, memberi bogeman lagi yang kini mendarat di perut Lyla. Hingga lelaki itu memuntahkan apa yang telah ditelan.
"Itu untuk Aivana!" ujar Alzhaf, berjalan melewati Sarah yang tampak takut padanya.
Baru saja Alzhaf ingin menghampiri Aivana, wanita itu berlari, membuat Alzhaf ikut berlari menyusulnya. Beruntung, lelaki itu bisa menghentikan istrinya yang hendak mengunci pintu. Alzhaf memaksa masuk, dan Aivana menyerah dengan menangis di hadapan suaminya itu.
Sejenak, Alzhaf membiarkan Aivana menyadari apa yang selama ini dia percaya. Namun, lelaki itu tidak tega melihat isakannya. Sudah terlalu banyak Lyla menimbulkan luka untuk wanita tak berdosa itu.
Setelah lari dari pernikahan, membuat Aivana jatuh cinta, dan mempermainkannya. Kini, Lyla juga menghancurkan harapan Aivana dengan sempurna.
"Itu bukan Lyla, aku yakin Lyla nggak gitu," gumam Aivana, mencoba menolak kenyataan yang jelas terjadi di depan matanya.
"Itu terjadi tepat di hadapan kamu, dan kamu masih menutup mata?" tanya Alzhaf tak mengerti.
"Lyla yang aku kenal nggak gitu. Dia bukan Lyla! Bukan!" Aivana histeris.
Wanita itu histeris, memukuli Alzhaf tanpa henti. "Ini pasti rencana kamu! Pasti kamu jebak Lyla!" tuduh Aivana, wanita itu memukul Alzhaf dan menyalahkan lelaki itu.
Memancing amarah Alzhaf, kini lelaki itu mencekal tangan Aivana. Menatapnya dalam.
"Apa kamu sebuta ini? Aku bersumpah nggak terlibat kali ini," bantah Alzhaf, lelah dengan sikap Aivana yang masih saja bersikeras mempercayai Lyla seperti apa yang ada di kepalanya.
Sungguh, kali ini Alzhaf tidak terlibat. Bahkan, dia membatalkan rencananya, dan tidak mungkin Fahri dan lainnya yang menjalankan rencana ini tanpa izinnya.
"Kamu bohong. Kamu lakuin ini demi mendapatkan aku, kan?" Aivana masih tidak ingin mempercayainya, membuat Alzhaf kesal.
"Terserah! Terserah kalau percaya sama Lyla bikin kamu bahagia. Terserah!" ujar Alzhaf menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUGA (TERBIT)
Ficción General"Pada akhirnya, cuma dia pilihan terakhir," jawab Dewanto putus asa. "Enggak! Nggak bisa! Ini pernikahan anakku! Nggak bisa!" teriak Maharani. •••• Berawal dari sebuah perjodohan yang amat Aivana inginkan. Namun, pengantin pria melarikan diri tepat...