•5. Sebenarnya

2.4K 383 35
                                    

Sebenarnya

Pagi sekali, Alzhaf panik saat melihat ranjang telah kosong. Pemuda itu sampai berlari mencari Aivana, takut jika wanita itu pergi atau hal lainnya. Namun, dia bernapas lega saat melihat Aivana ternyata ada di pinggir kolam. Alzhaf memutuskan tidak mengganggu, dan memilih pergi untuk mandi.

Tanpa Alzhaf tahu, Aivana berencana menemui Lyla. Memberitahu segalanya agar teman masa kecilnya itu menyelamatkan dia dari jeratan pernikahan konyol ini.

Wanita itu terlanjur masuk dalam keluarga Dewanto, dan dia akan melanjutkan niatnya, hidup bersama Lyla. Pria yang dia cintai.

Akhirnya, Aivana mendengar suara Lyla. Wanita itu melihat Lyla berjalan menuju kolam renang tempatnya berdiri. Tatapan mereka sempat bertemu, tetapi tidak lama, karena Lyla langsung menaruh handuk di kursi, bersiap untuk berenang.

"Lyla," panggil Aivana. Hatinya bergetar saat memanggil namanya saja.

Bahkan, melafalkan empat huruf itu mampu mengguncangkan hatinya. Apa Lyla tidak mengenalinya sama sekali? Pikir Aivana.

"Bisa kita bicara?" tanya wanita yang sebenarnya ingin sekali memeluk Lyla, berkeluh kesah padanya.

"Maaf soal pernikahannya. Gue nggak bisa nikah sama lo," jelas Lyla. Bahkan meski Lyla mengatakan itu, Aivana masih tidak bisa membencinya.

Kecewa, pasti, karena ulah lelaki itu kini Aivana menikah dengan Alzhaf yang seharusnya menjadi Adik iparnya. Namun, wanita itu tidak ingin kehilangan harapan. Aivana hanya perlu menjelaskan bahwa dia adalah temannya dulu di Timezone.

"Kamu nggak inget aku?" Aivana masih berusaha membuat Lyla mengingatnya.

"Gue tahu lo cinta sama gue. Tapi gue nggak bisa."  Lyla benar-benar tampak tak acuh.

"Timezone. Apa kamu ingat?" Aivana benar-benar tidak memperdulikan ucapan Lyla, karena semua perkataan lelaki itu terpengaruh oleh ketidaktahuan, wanita itu masih mempercayai jika Lyla akan merubah pikirannya setelah mengetahui yang sebenarnya.

"Gue mau berenang," sahutnya tanpa menjawab pertanyaan Aivana, karena merasa tidak tertarik. Meski ingat pertemuan mereka pertama kali, bagi Lyla itu tidak penting.

"Aku Aivana, ingat? Kita–"  Belum selesai Aivana menjelaskan, pria itu telah menyeburkan diri ke kolam.

Namun, Aivana tidak akan menyerah, dia akan menjelaskan masa lalu mereka. Melihat Lyla hidup dengan baik, sudah cukup baginya untuk saat ini. Aivana harus segera memikirkan bagaimana lepas dari Alzhaf. Wanita itu akan berusaha tidak menyakitinya. Lagi pula, pernikahan itu terjadi bukan atas cinta keduanya. Kini, Aivana memutuskan meninggalkan Lyla dari kolam.

Dari jauh, Maharani merasa sedikit puas. Wanita itu berjalan menuju kolam renang bersama putrinya. Wanita yang selalu memakai perhiasan di tubuhnya itu berdiri menunggu Lyla naik ke atas.

Setelah lelaki itu selesai berenang, mengambil handuk, Maharani mendekatinya.

"Kemarin Mama kesel, tapi sekarang udah enggak. Tahu kenapa?" tanya Maharani, terlihat senang.

"Karena ternyata Aivana sangat mencintai kamu," ujar Maharani tertawa bersama Dara.

Keduanya menyadari kalau pernikahan kemarin ternyata tidak merugikan apa pun. Masih mendapat peluang besar dengan memanfaatkan cinta Aivana.

DUGA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang