01

3.8K 460 69
                                    

"Yuuji berjanjilah pada ibu bahwa kau akan menjaga mereka... Mereka adikmu sayangilah mereka Yuuji ibu mohon"

Tak lama kemudian terdengar suara ventilator. Menandakan bahwa sang insang telah tiada. Itulah yang kata-kata terakhir yang diucapkan ibu Yuuji. Yuuji hanya menangis dalam diam. Dia masih memenggam tangan ibunya. Yuuji masih shock akan kematian ibunya. Berbeda dengan saudara-saudara nya yang sedang menangis kencang.

Pemakamanpun berlangsung dengan hikmat. Hanya tangisan yang terdengar. Banyak sanak-saudara yang berdatangan. Tapi mereka semua langsung pergi setelah menghadiri pemakaman.

Tak terlintas sedikitpun dibenak mereka, bagaimana keempat anak tersebut akan hidup? Tak ada yang mau menampung mereka, Bahkan nenek maupun kakek tidak ada.

Yuuji masih berjongkok di makam ibunya. Dia menangis, dia bingung mau apa, apa yang akan dia lakukan dan saudaranya ini? Saat Yuuji sedang bergulat dengan pikirannya tepukan dipundaknya mengagetkannya.

"Nii-san ayo pulang" ucap Satoru yang masih menangis.

Ahhh, dia masih punya tanggung jawab. Dia masih punya mereka bertiga. Mengapa dia harus bimbang! Dia hanya harus membuat adik-adiknya sekolah dan hidup dengan layak! Ya! Dia harus membahagiakan keluarga nya yang tersisa...

"Iya, ayo pulang" Yuuji memeluk mereka bertiga. Setelah merasa mereka sedikit tenang, mereka pun pulang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

5 bulan kemudian.

Pagi ini Yuuji sedang memasak di dapur. Dia bangun sangat pagi untuk membuatkan sarapan dan bekal untuk ketiga adiknya. Ya, sudah 5 bulan berlalu sejak hari itu. Yuuji hanya tinggal berempat. Dia kerja di kafe milik temannya, gajinya juga lumayan. Itu cukup untuk kebutuhan mereka berempat. Soal biaya sekolah mereka bertiga Yuuji tidak terlalu memikirkannya. Mereka jenius dan mendapat beasiswa.

Setelah selesai memasak Yuuji membangunkan ketiga adiknya. Saat hendak memanggil mereka tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Satoru? Ada apa hm? Kau butuh sesuatu?" Satoru hanya menggeleng sebagai jawabannya.

"Lalu ada ada apa?"

"Nii-san, hari ini aku ingin di antar nii-san" ucap Satoru yang masih betah memeluk Yuuji dari belakang.

"Hanya itu?" Satoru mengangguk sebagai jawabannya "baiklah Nii-san akan mengantarmu" ucap Yuuji dengan senyumnya.

Yuuji melepaskan pelukan Satoru dan  mengelus kepalanya "bisakah kau membangunkan para kakakmu dan segera persiap lalu sarapan?"

"Baiklah" Satoru tersenyum dan langsung pergi membangunkan para kakaknya.

Tak lama kemudian mereka turun bersamaan. "Pagi Megumi, Nobara, Satoru, cepat kemari dan sarapan"

"Pagi nii-san" ucap mereka berbarengan.

Setelah itu mereka sarapan dengan Hidmat tak ada yang bicara saat makan, tapi terkadang Yuuji menanyakan kabar dan hati mereka bersekolah.

Setelah sarapan Nobara membantu Yuuji membereskan piring kotor.

"Nobara apa kau ingin membawa bekal?"

"Hah? Tentu saja mau! Bukankah nii-san suka membuatnya untuk ku? Apa nii-san tidak ingin membuat nya lagi untuk ku?!"

"Bukan begitu Nobara, kau tau, temanku bilang bahwa anak jaman sekarang jarang ada yang membawa bento. Aku jadi khawatir kau akan merasa malu karena membawanya"

"Nii-san jangan dengarkan perkataan teman bodohmu itu, bento buatan nii-san itu sangat enak!"

"Ahaha... Kalau begitu nii-san merasa sangat senang. Megumi kau mau bawa juga?"

"Mau" Megumi menghampiri Yuuji dan membantunya membuat bekal. Saat Megumi ingin membantu tangannya di pukul oleh Satoru.

"Apa yang kau lakukan Satoru" Megumi geram melihat tingkah adik bungsunya ini.

"Aku hanya ingin bento buatan Yuuji nii-san!"

"Hahhh?!!" Perempatan imajinasi muncul di dahi Megumi. Satoru hanya menatapnya tajam.

"Hufttt... Hentikan itu Megumi Satoru" ucap Yuuji menengahi.

Mereka hanya diam. "Kau sudah selesai Nobara? Kalau sudah segera siap-siap. Kalian juga Megumi Satoru!"

"Ha'i~" jawab mereka bersama

Setelah bersiap-siap Yuuji memberikan bento yang tadi ia buat pada masing-masing adiknya. Mereka pergi ke depan bersama-sama.

"Are? Nii-san juga berangkat pagi ini? Bukannya nanti siang?" Itu Megumi yang bertanya

"Ah, hari ini aku ingin mengantar Satoru" seketika Megumi menatap tajam Satoru, dan yang ditatap hanya acuh tak acuh.

"Satoru berhentilah membuat nii-san kere---"  ucapan Megumi terpotong

"Hentikan itu Rahmat! Biarkan saja Satoru masih kecil!" Nobara malah menasihatinya balik. Dan Megumi hanya bisa berdecih.

Cuupp..

Nobara mengecup pipi Yuuji, begitu juga dengan Megumi. Sudah bagaikan ritual mereka melakukan itu. Aneh? Biarkan saja orang beranggapan begitu itu sudah kebiasaan mereka. Toh Yuuji juga tak mempersalahkannya.

"Kami berangkat nii-san! Jangan memaksakan dirimu!" Ucap Nobara yang diangguki Megumi. Mereka sudah pergi ke sekolah.

Yuuji melirik Satoru, "Ayo kita juga berangkat" saat Yuuji memegang tangannya Satoru, Satoru sama sekali tidak bergerak dari sana.

"Ada apa Satoru?"

"Aku ingin digendong nii-san" Satoru memasang wajah serius dan menatap Yuuji.  Yuuji hanya tersenyum.

"Ayo"

Hupp... Yuuji menggendongnya di tangannya dan Satoru berpegangan di pundak Yuuji.

 Yuuji menggendongnya di tangannya dan Satoru berpegangan di pundak Yuuji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa mereka berjalan sudah sampai saja di depan sekolah Satoru. Satoru bahkan tak merasa malu sedikit pun di gendong oleh Yuuji. Dia sudah kelas 6 SD dah tak malu di ejek temannya. 'Yang penting ku bisa berdekatan dengan nii-san, peduli setan sama mereka!'. Itu lah yang dipikirannya.

Yuuji menurunkan Satoru. "Belajar yang baik Satoru" ucapnya dengan mengelus rambut Satoru. Mau bagaimana pun Yuuji sepertinya lupa bahwa Satoru sudah pintar, bahkan gurunya meminta Satoru untuk loncat kelas langsung ke SMP tapi Yuuji tidak menginginkannya dia takut Satoru tidak mempunyai masa muda dengan teman sebayanya.

Cuupp...

Satoru mengucup pipi Yuuji. Bukankah dia sudah bilang? Bahwa dia tidak peduli temannya akan mengejeknya! Peduli setan!

"Kau juga nii-san jangan memaksakan dirimu"

Yuuji hanya mengangguk. Satoru langsung pergi ke kelas dan Yuuji pun langsung berbalik pulang bersiap untuk bekerja.

"Hari ini juga hari yang cerah!" Ucap Yuuji memandang langit sebentar dan pulang

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Maaf jika ada typo

Mau lanjut kah?

Maaf jelek ya

Nii-san! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang