Langit Mendung #4

10 1 2
                                    

Pagi ini aku baru datang saat di kelas ramai terdengar kasak-kusuk. Aku berjalan menuju ke bangkuku dengan agak bingung. Mai yang tampaknya sudah datang dari tadi dan biasanya tahu banyak informasi segera kutanyai mengenai apa yang terjadi.

Namun, bukannya menjawab, Mai malah balas menanyaiku. "Hikari-chan, memangnya kau tidak melihat berita?"

"Berita?" ulangku.

"Iya, tentang kasus Saegusa Jiro yang menggelapkan uang perusahaan," jelas Mai.

Aku mengangguk sedikit. "Aku tahu itu."

"Itu ayah Saegusa Yuna-san," lanjut Mai sedikit berbisik.

"Eh? Maji de (benarkah)?" seruku tanpa bisa ditahan.

Kali ini Mai yang mengangguk. Pantas saja beberapa hari ini Yuna tidak masuk sekolah. Ternyata dia sedang ada masalah.

Tiba-tiba keributan kecil di kelas pagi itu berhenti. Aku pun mengarahkan pandanganku ke pintu. Di sana ada Yuna. Rupanya hari ini dia sudah kembali ke sekolah.

Seluruh siswa langsung diam. Mieko dan Tsukasa yang biasa menyapa pun hanya melengos saat melihat Yuna lewat di dekat mereka. Sementara itu, Ken belum datang.

Yuna lalu duduk di bangkunya yang terletak di sebelahku. Aku merasa prihatin terhadapnya, tapi tidak tahu harus berkata apa. Saat ini aku tidak tahu perkataan apa yang bisa membuat Yuna merasa lebih baik. Aku memang tidak pandai berkata-kata manis. Akhirnya, aku hanya diam.

Syukurlah bel masuk segera berbunyi sehingga suasana yang kurang menyenangkan itu tidak berlangsung lebih lama lagi. Tak lama, Satsuki tampak setengah berlari masuk ke kelas. Langkah-langkahnya hampir bersamaan dengan langkah-langkah Mikami-sensei. Homeroom pun dimulai.

***

Ame no Uta (Rain Song)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang