Isakan tangis dapat terdengar oleh siapapun yang berdiri di ruangan kecil berlapis cat putih tersebut. Gadis itu tak henti-hentinya meneteskan air mata sambil memandangi layar ponselnya. Sebuah artikel bertuliskan nama gadis tersebut, Kim Jennie, dengan seorang pria yang sudah ia anggap seperti kakak laki-lakinya berdampingan mengisi kolom headline berita. Lagi, untuk kedua kalinya mulut mungilnya ingin memaki manusia yang berani menuliskan namanya dalam berita tidak tahu diri ini.
Ini pasti mimpi.. Tolong bangunkan aku..
"Jennie-ya..."
Jennie melihat ke arah pintu kamarnya yang terbuka dan mendapatkan member tertuanya, menyapanya dengan mata yang berkaca. Apakah sekarang Jisoo juga mengasihaninya? Atau sekarang dia marah padaku karna lagi-lagi aku terkena skandal dan mengecewakan BLACKPINK? Tetapi pertanyaan itu dengan cepat terbantah ketika Jisoo langsung memeluknya dengan erat.
"Gwaechana.. Bukan salahmu, Jennie-ya."
"Eonnie.. kenapa mereka selalu mengusikku?"
Jisoo semakin memeluknya dengan erat sambil membiarkan Jennie menangis kencang di pundaknya. Tangannya bergerak untuk mengelus punggung adik kesayangannya tersebut, berharap itu dapat menenangkannya.
"You are strong. Mereka mengusikkmu karna kamu seseorang yang hebat. Jangan pernah berfikir bahwa itu kesalahanmu."
"Tapi kenapa selalu aku? A-apakah aku memang pantas mendapat ini semua?"
"Percayalah bahwa mereka hanya membutuhkan namamu untuk membersihkan portal berita saat ini. Kau tahu, sedang banyak isu terjadi saat ini."
"Tapi bagaimana caranya untuk memberitahu itu tidak benar, YG tidak akan pernah mengkonfirmasi walaupun itu benar atau tidak."
"Justru itu, mari kita berharap agar BLINK tidak langsung mengambil kesimpulan sendiri. Selama ini masih belum terkonfirmasi kalian berdua pacaran maka tidak bisa dikatakan seperti itu."
"I hope they understand.."
Jennie kembali menenggelamkan wajahnya di pundak Jisoo dan menangis lebih kencang. Setidaknya dengan kata-kata Jisoo, ia merasa lebih tenang sekarang. Walaupun di benak hatinya yang paling dalam ia masih berharap bahwa berita hari ini tidak pernah muncul dan semua ini hanyalah mimpi. Tangisannya mereda setelah Jisoo mencoba menangkup pipinya sambil mengusap air mata di pipi chubby gadis itu.
"Sudah, apakah kau mau kubuatkan yoghurt dengan irisan strawberry ala Rose favoritmu?"
Jennie terkekeh mendengar candaan Eonnienya.
"Tidak usah, aku akan keluar sebentar untuk mencari udara segar." Ucapnya sambil menghapus sisa-sisa bulir air mata.
"Apa kau yakin? Ini sudah lumayan gelap dan mungkin lebih baik kamu diam di rumah setelah berita tersebut."
"Eonnie, jangan ingatkan aku tentang berita itu lagi. Aku ingin melupakannya sejenak walau hanya semalam."
Gadis itu langsung berdiri dan bersiap-siap. Ia mencuci mukanya agar menghilangkan muka sembab yang dihasilkan oleh tangisanya yang tiada henti. Jennie-pun tak lupa untuk mengambil mantel, topi dan kacamata, tipikal disguise selebriti untuk keluar rumah. Ia sengaja memilih barang-barang fashion murah untuk pakaian keluarnya agar orang sekitar tidak mencurigai bahwa ia seorang selebriti. Jisoo yang melihat kelakuan keras kepala membernya tersebut hanya bisa menggeleng pasrah dan membiarkan Jennie pergi. Jisoo tahu bahwa Jennie sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri.
"Baiklah.. Kabari aku jika terjadi apa-apa. Ingat, jangan berbuat yang aneh-aneh"
"Aku bisa pastikan, kau tak perlu khawatir." Ia pun tersenyum dibalik masker hitamnya dan melangkah keluar, meninggalkan Jisoo yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Truth
FanfictionPernakah kamu terbangun dan berharap semua yang terjadi hanyalah sebuah mimpi? Mencoba memejamkan mata dan kembali terlelap untuk menyapa realita. Tetapi, bagaimana jika realita sedang tidak berpihak terhadap kita? 𝕿𝖍𝖊 𝖀𝖓𝖙𝖔𝖑𝖉 𝕿𝖗𝖚𝖙𝖍, ...