Suasana terasa hening pada sebuah ruangan bernuansa putih dengan interior yang tergolong cukup mahal. Kedua perempuan yang saat ini sedang duduk terdiam, berhadapan sambil memakan semangkuk ramyun itu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Lelaki yang tadi bersama mereka sekarang sudah tak menunjukkan batang hidungnya dan hanya meninggalkan sebotol wine yang berdiri diatas meja. Jennie yang masih berkutat dengan pikirannya tersadar ketika Taeyeon memberikannya sepiring acar.
"Makanlah, kau terlihat kurus."
"Kalau aku terlihat kurus seharusnya kau memberikanku daging bukan acar." Jennie mendengus walaupun tangannya tetap mengambil acar tersebut dan memakannya dengan lahap.
"Kau tak mempunyai daging, bukankah itu alasan kita makan ramyeon sekarang?"
"Lagian, bagaimana bisa seorang selibriti papan atas tidak mempunyai makanan di rumahnya?"
"Aishh, Eonnie. Selebriti papan atas yang kau maksud sedang sibuk mengurus dirinya jadi ia tidak sempat berbelanja."
"Sudah kubilang, kalau kau sibuk mengurus dirimu harusnya kau tidak diurus pria yang tidak kau kenal tadi malam."
Sumpit yang ada ditangan Jennie ditaruhnya dengan cepat di atas meja menghasilkan suara dentuman besi yang kencang. Pipi chubbynya mengembung dengan bibirnya yang mengerucut. Siapapun yang melihatnya pasti akan merasa gemas, tapi lain perkara dengan Taeyeon.
"Bisakah kau memberitahuku saja apa yang terjadi semalam?"
"Tanyakan pada Taeyong, kenapa bertanya padaku?"
"Eonnie! Tapi aku tidak mengenalnya, bagaimana bisa aku bertanya padanya? Kau mau melihatku dan dia menjadi sangat awkward bahkan ketika aku saja tidak tahu apa yang terjadi."
"Pokoknya aku tidak tau dan tidak mau memberitahumu."
"Kau pelit." Jennie semakin mengerucutkan bibirnya lalu melanjutkan aktifitas makannya yang tertunda. Ia tidak bisa berbohong bahwa perutnya merasa kelaparan akibat semalam.
"Intinya, kau perlu berterima kasih padanya. Ia hampir saja terlibat skandal karenamu."
"Ck. Seperti aku yang memintanya saja."
"Tapi, Eon. Apakah kamu mengerti apa maksud Jiyong oppa barusan?"
Taeyeon memutar bola matanya malas mendengar nama sang mantan kekasihnya lagi. Mungkin seharusnya ia tidak menemui Jennie hari ini, dengan begitu ia tidak akan melihat wajah pria itu lagi.
"Kenapa kau bertanya padaku? Tanyakan padanya."
"Kau selalu berkata 'kenapa bertanya padaku', 'tanyakan padanya'. Tak bisakah kau mengerti bahwa sekarang aku seperti domba yang sedang hilang?"
"Jangan hiperbola, aku memang kesini untuk melihat kondisimu bukan untuk menjadi Google pribadimu."
"Ohhhhh... kukira kamu kesini karena instingmu." Taeyeon yang mendengar kata tersebut memutar bola matanya lagi, sedangkan Jennie yang berhasil menang dari wanita di depannya hanya tersenyum licik.
"Tapi entahlah, Eon. Aku memiliki firasat bahwa pada project oppa kali ini dia akan melibatkan Eonnie."
"Kenapa aku?" Taeyeon menaikkan satu alisnya kebingungan.
"Tidak tahu, hanya feelingku saja. Dia mengatakan akan mengikutsertakan 2 orang lagi. Bisa saja salah satunya Eonnie."
"Bahkan jika itu sebuah kebenaran, sudah pasti akan aku tolak mentah-mentah."
Jennie mengangkat bahunya. "Kita tidak pernah tau, bahkan aku saja tidak pernah menyangka bahwa aku bisa terlibat skandal dating dengan Jiyong Oppa."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Truth
FanfictionPernakah kamu terbangun dan berharap semua yang terjadi hanyalah sebuah mimpi? Mencoba memejamkan mata dan kembali terlelap untuk menyapa realita. Tetapi, bagaimana jika realita sedang tidak berpihak terhadap kita? 𝕿𝖍𝖊 𝖀𝖓𝖙𝖔𝖑𝖉 𝕿𝖗𝖚𝖙𝖍, ...