Taeyong meneguk air ditangannya dengan gugup. Matanya terus mengekori wanita yang sedang duduk tenang memperhatikannya, seakan-akan ada banyak pertanyaan di dalam isi kepala wanita itu.
"Aku sedikit kaget menemukanmu di dalam apartemen Jennie, apakah kau berteman baik dengannya?"
Taeyong menggeleng pelan.
"Tidak, Noona. Aku hanya sebatas mengenalnya, tapi kami tidak pernah dekat."
Wanita itu menaikkan alisnya, seolah-olah mengatakan bahwa ia membutuhkan jawaban yang lebih detail lagi akibat kejadian aneh yang ia lihat barusan.
"Ah, jangan berfikir aneh, Noona. Tadi aku hanya menemukannya sedang minum di minimarket. Karna aku sesama selebriti, aku paham bahwa tidak baik membiarkannya minum sendirian seperti itu." Lelaki itu tersenyum tipis mencoba untuk meyakinkan.
"Hanya saja.. sepertinya dia butuh teman mengobrol maka dari itu ia tadi tidak sengaja memelukku."
Taeyong menggaruk-garukkan lehernya yang tidak gatal, ya walaupun kalau boleh jujur sedikit gatal karena kelakuan hidung Jennie tadi. Wanita didepannya menghelas nafas sembari melihat ke arah gadis yang sekarang sudah tidur lelap.
"Aku mengerti, dia sedang dalam kondisi yang tidak baik hari ini. Wajar kalau ia membutuhkan sandaran untuk menangis."
Lelaki itu kembali melihat ke arah Jennie, sedikit merasa kasihan padanya walau disatu sisi ia masih merasa kesal akan kelakukan gadis itu sebelumnya. Tiba-tiba ia juga merasa aneh akan kehadirannya wanita di depannya.
"Tapi, Noona. Sejujurnya aku juga tidak menyangka bertemu denganmu disini. Terlebih kau mengetahui password apartemennya. Apa kalian sangat dekat?"
Wanita itu tesenyum.
"Maaf membutmu bingung. Aku dan dia sudah lama berteman, kami dikenalkan oleh seseorang." Wanita itu berhenti sejenak, mengingat seseorang yang ada diingatannya.
"Awalnya kami hanya sebatas Senior dan Junior, tetapi semakin sering kami bertemu aku sudah menganggapnya sebagai adik sendiri. Kupastikan publik tidak akan menyangka bahwa kami adalah teman, tetapi kami sering melakukan friendstagram." Wanita itu terkekeh mengingat kelakuan mereka yang sedikit childish sedangkan Taeyong hanya mengangguk-angguk paham.
"Ah, ku dengar kamu membuka instagram baru-baru ini?"
"Oh, iya Noona. Mungkin Noona bisa memfollowku juga. Kita kan sama-sama dinaungi agency yang sama." Taeyong terkekeh sambil melihatkan instagramnya kepada wanita itu.
"Ya. Lihatlah followingmu saja 0, bahkan membermu tidak kamu follow bagaimana bisa kamu memfollowback instagramku."
"Kalau instagram ku difollow oleh user @taeyeon_ss sih bagaimana bisa aku tidak follow back? Kau seperti ratu instagram, Noona."
Wanita dengan nama Taeyeon itu menggelengkan kepalanya sebelum menunjuk gadis yang masih sibuk dengan alam mimpinya.
"Gadis yang sedang tidur nyenyak itu lebih pantas kau katakan sebagai ratu instagram. Tak lihatkah kau followersnya? Seharusnya kau memfollow dia terlebih dahulu."
"Noona mau melihat berita baru lagi?"
"Leader Tampan NCT127 hanya memfollow akun instagram Jennie Blacpink, apakah ini sebuah bentuk kecemburuan akan berita skandalnya?"
Taeyeon terkekeh sebelum terdiam mencerna contoh judul berita yang lelaki itu sebutkan. Ia menaruh gelasnya dan kembali menatap Jennie yang terlelap.
"Taeyong-ah, kau tahukan bahwa tidak semua berita yang disampaikan portal media adalah benar?"
Taeyong mengangguk, mengerti kemana arah pembicaraan ini berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Truth
FanfictionPernakah kamu terbangun dan berharap semua yang terjadi hanyalah sebuah mimpi? Mencoba memejamkan mata dan kembali terlelap untuk menyapa realita. Tetapi, bagaimana jika realita sedang tidak berpihak terhadap kita? 𝕿𝖍𝖊 𝖀𝖓𝖙𝖔𝖑𝖉 𝕿𝖗𝖚𝖙𝖍, ...