•Dugong ¦ 03•

102 26 3
                                    

Slurpp!

"Ah, mantap." Gavin menyeruput minumannya. Kini, ia tengah duduk bersantai di bangku kantin dengan ditemani segelas jus mangga dingin. Sedingin sikap dia ke gue :)

"Gapin!" Panggil Revana dari kejauhan. Lalu ia menghampiri Gavin yang tengah duduk bersantai dengan kaki yang ditumpang di atas lutut.

"Gapin!" panggil Revana tepat di telinga Gavin.

Gavin yang sedang meminum minumannya terlonjak kaget saat suara cempreng Revana tepat di telinganya. Ia menoleh, sontak ia menyemburkan minumannya tepat pada wajah Revana.

"Ihh anj*ng, bau jigong!!" pekik Revana merengek-rengek di tempat.

"Astaga! Sorry Van, sorry. Elu sih ngagetin," ujar Gavin sembari mengelap wajah Revana dengan saputangan yang ia ambil dari sakunya.

Revana menatap Gavin curiga. "Ini saputangannya bekas apa, Pin?"

"Bekas ingus gue," jawab Gavin yang masih mengelapi wajah Revana.

Revana membulatkan matanya, ia mencekal lengan Gavin agar berhenti mengelapinya.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Gavin. Ia mengusap-usap bekas tamparan Revana yang semakin memanas.

"Lo kenapa nampar gue sih?" Gavin tampak mengerucutkan bibirnya.

"Karena lo bego!" dengus Revana.

"Tapi ganteng kan?" Gavin menaik nurunkan alisnya.

Revana memijat pelipisnya, ia sudah kualahan menghadapi sikap Gavin yang aneh ini.

"Bunuh gue, Pin. Bunuh! Capek gue ngadepin lo," ucap Revana geram.

"Gavin terlalu imut untuk menjadi seorang psikopat," ungkap Gavin sembari  mengedip-ngedipkan matanya.

"Ikut gue sekarang!" Revana menarik pergelangan tangan Gavin.

"Kemana?" tanya Gavin polos.

"Beli tiket neraka buat lo ke sana," jawab Revana menyeringai.

"Aaa ... Gak mau, gak suka, gelaayyy ...." Ucap Gavin dengan nada alay sembari memukul-mukul manja bahu Revana.

Revana semakin ngeri melihat Gavin yang semakin hari semakin tidak waras. "Pin, nanti pulang sekolah kita ke psikiater yah."

---------------------

Kriiingg! Kriiingg!

Bel menandakan pulang sekolah telah berbunyi. Kini seluruh siswa dan siswi SMA GARDA KUSUMA berhamburan keluar, termasuk Revana, Gavin, dan kawan-kawan.

"Babay semuanya! Incess pulang dulu, jangan rindu. Kata Dilan rindu itu berat, kalian gak akan kuat. Biar Incess saja," ucap Incess menghayati setiap kata-katanya.

"Maaf nih, maaf yee. Yang ngerinduin lo siape?" sahut Varrel.

Ia tampak berpikir. "Hmm ... Alexander," jawabnya.

"Alexander, siapa?" tanya Kinan penasaran.

"Makhluk yang paling Incess sayang setelah mamih dan papih." Incess memainkan kuku-kukunya.

"Potek deh hati Aa," David berujar.

"Emang itu pacar lo?" tanya Viona yang tak tahu siapa itu Alexander.

Dugong I Love You! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang