•Dugong ¦ 09•

34 12 0
                                    

Kriing! Kriing!

"Oke anak-anak, pelajaran untuk hari ini kita akhiri." Pak Willy selaku guru bahasa Inggris mengakhiri kegiatan ajar mengajarnya.

"See you later," ucap Pak Willy pada murid-muridnya.

"See you, take care."

Sedangkan barisan murid sebelah kanan pojok menjawab, "Siyuuuu, ceker!" siapa lagi kalo bukan Gavin and the geng yang menjawab itu.

"Eh, besok kita kumpul-kumpul yok?" ajak Gavin pada teman-temannya yang masih sibuk membereskan buku-buku pelajaran.

"Mang Agas meuli Chicken!" David melontarkan pantun.

(Mang Agas beli chicken)

"GASKEUN!" jawab mereka serempak kecuali Revana.

"Yayang dugong ikut kan?" tanya Gavin sembari menaik-nurunkan alisnya.

"Gak."

"Kenapa?"

"Ogah gue Pin liat muka lo terus," celetuk Revana mengundang gelak tawa teman-temannya.

"Alasan yang tidak masuk akal. Mana ada liat muka gue bosen, ketagihan yang ada." Gavin melipat kedua tangannya di dada.

"Serah lo!" sentak Revana yang setelah itu pergi dari hadapan Gavin.

"Eh ayang mau ke mana?!" Gavin pergi menyusul Revana.

"Dasar bucin!" ledek Varrel.

"Gobloknya murni dari lahir," sambung David.

**

"Kiw, kiw! Cewek, fiuwiitt!" Gavin terus menggoda Revana sepanjang jalan.

"Apa sih ah. Diem lo!" bentak Revana sembari mempercepat langkahnya melewati koridor-koridor kelas.

"Eh, kok makin cepet sih jalannya?! Tungguin yayang!"

"Pin! Lo bisa gak sih gak ngikutin gue mulu?!" geram Revana yang sudah mulai jengkel dengan Gavin.

Gavin menggeleng antusias.

"Kenapa hah?! Kasih gue alasannya cepet!"

"Karena ...."

"Karena apa?!"

"Karena ... Gue sayang sama lo," ungkap Gavin membuat Revana melotot tak percaya.

"Bacot Pin, bacot!!"

"Van gue serius, kenapa lo gak pernah percaya sih?" Gavin mengembuskan napasnya pelan. "Oke, dulu gue nembak lo cuman buat seneng-seneng aja. Tapi asal lo tau, kali ini gue gak main-main."

"Kenapa harus gue yang lo kejar-kejar? Sedangkan di luaran sana masih banyak cewek-cewek yang tergila-gila sama lo."

"Karena lo spesial."

"Maap gue bukan martabak, Pin."

Gavin menatap malas Revana. "Tau ah lo mah gak asik. Padahal gue udah turunin gengsi gue buat bilang itu semua. Arrghh syalan!" cerocos Gavin.

Dugong I Love You! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang