Sepasang suami istri itu nampak nyaman dalam tidur mereka hingga salah satu diantara mereka terjaga. Sakura terbangun terlebih dahulu dibandingkan Naruto, ia nampak melirik jam dinding di kamar tidur mereka.
"Kak, bangun," ucap lembut Sakura, membangunkannya Naruto hingga pria itu terbangun.
Sakura tersenyum kecil pada Naruto, sebuah senyuman manis bak malaikat yang membuat hatinya hangat dan berdebar. Senyum itu miliknya, senyuman bidadari surganya.
"Selamat pagi istriku," sapa Naruto dengan suara seraknya. Tangan Naruto nampak terangkat untuk mengusap wajah istrinya itu.
Sakura mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto membuat Naruto nampak gugup, berpikir Sakura akan menciumnya membuat ia memejamkan matanya.
Basah, itulah yang Naruto rasakan tapi kenapa ia malah merasa seluruh wajahnya bahkan sampai ke dadanya ikutan basah? Harusnya yang basah itu bibirnya yang dikecup manis oleh Sakura.
"UZUMAKI NARUTO BANGUN?!!" Teriakkan menggelegar itu membuat sang pemilik nama segera terjaga.
"Bu, ini jam berapa? Kenapa ibu membangunkanku sepagi ini," ucap Naruto sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Kau ini bagaimana? Bukankah kau bilang mau membangunkan warga," ucap sang ibu yang bernama Kushina sambil berkacak pinggang.
"Hoammm... wargakan bisa bangun sendiri Bu," ucap Naruto dengan malasnya sambil menguap lebar.
"Astaga Uzumaki Naruto?! Kau yang ingin lagipula ini puasa pertama," ucap Kushina membuat Naruto segera melebarkan matanya.
"Oh aku lupa?! Aku harus membangunkan warga! Aku tidak boleh kalah dari si sombong Uchiha Sasuke itu!!" ucap Naruto dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Sasuke?" ucap Kushina bingung hingga tak lama berselang Naruto terdiam.
"Benar juga, sudah lima tahun Sasuke tidak kembali," ucap Naruto lesu ketika ia teringat fakta itu.
Tahun telah berganti, usai lulus sekolah menengah atas banyak dari angkatannya memutuskan untuk merantau tak terkecuali Sasuke yang mengejar mimpinya menjadi abdi negara yakni seorang tentara. Sakura juga pergi untuk mengejar mimpinya menjadi seorang dokter.
Ya, waktu berlalu rasanya begitu cepat. Sudah lima tahun setelah kelulusan mereka dan kini Naruto bekerja di kantor camat sebagai PNS. Beruntung sekali memang, mungkin ia hanya sedang hoki sehingga lulus tes CPNS.
"Ya sudahlah aku pergi Bu, assalamu'alaikum," pamit Naruto beranjak dari kasurnya. Menyempatkan diri untuk menganti pakaian lalu pergi.
Dengan langkah lesu Naruto berjalan menuju pos ronda yang sudah ramai dengan teman-teman prianya. Di sana ada Shikamaru, Neji, Kiba dan Chouji. Ke empat orang itu juga kini punya karir masing-masing yang cukup baik.
Shikamaru kini bekerja sebagai pengacara, diusia yang terbilang muda ia sudah mendirikan firma hukum sendiri. Sementara Chouji kini sukses membuat sebuah restoran. Tak hanya itu, ia tetap meneruskan online shopnya.
Untuk Neji sendiri kini ia bekerja di sebuah perusahaan real estate property dengan gaji yang lumayan. Dan Kiba kini bekerja sebagai seorang polisi.
"HOIII..!!!" teriak Naruto sambil melambangkan tangannya dari kejauhan membuat semua orang yang ada di sana menoleh.
"Orang datang itu mengucapkan salam bukan malah berteriak begitu," celetuk Neji yang entah sudah berapa kali ia memberi tahu Naruto tentang itu. Naruto menampilkan cengirannya mendengar teguran Neji sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.
"Assalamualaikum....!!!" ucap Naruto membuat teman-temannya segera menyahuti dengan mengucapkan 'Waalaikumussalam'.
"Ya bertemu lagi?!" ucap Naruto senang. Meskipun sudah melewati 5 tahun ramadhan yang sepi setidaknya ia masih punya ke empat makhluk tuhan itu.
"Ayo mulai berkeliling, sudah jam berapa ini," ajak Chouji membuat mereka mulai berkeliling.
"SAHURRRRRRR....?!!!" teriak Naruto begitu kencang membuat Shikamaru yang berjalan di sampingnya ngilu.
"Ck, orang ini," ucap Shikamaru kesal karena sudah sedewasa apa pun Naruto tetap saja tingkahnya tak berubah.
"SAHUR WOY SAHUR?!!" teriak Kiba membuat Shikamaru terdiam. Naruto dan Kiba sama saja.
Andai saja ada Sasuke mungkin pria itu akan membangunkan warga dengan gumaman 'hn hn hn hn' yang tidak membangunkan warga sama sekali.
"Sebentar lagi rumah Sakura," ucap Neji yang sudah melihat rumah Sakura dari kejauhan.
"Untuk apa? Sakura juga tidak ada," ucap Naruto tak minat sama sekali padahal biasanya ia begitu bersemangat jika mendengar sesuatu tentang perempuan idamannya itu.
"Andai saja ada Sakura pasti kita sudah mendapatkan makanan yang begitu enak. Dan aku selalu mendapatkan dua kotak," ucap Chouji membuat Naruto geleng-geleng kepala mendengarnya.
"Eh tunggu dulu, kenapa rumah Sakura terlihat menyala lampunya," tanya Kiba ketika mereka berhenti di depan rumah Sakura.
Tak lama berselang benar saja, sang gadis berkerudung merah muda keluar dari dalam rumahnya dengan kotak makanan. Seketika wajah Naruto dan Kiba berseri-seri melihat Sakura, sebegitu bahagianya ia melihat Sakura setelah lima tahun tak bertemu. Apalagi Sakura semakin cantik dan dewasa, sungguh pas rasanya jika Naruto jadikan istri, pikir Naruto.
"SAKURA?!!" teriak bahagia Naruto membuat Sakura tersenyum sambil menundukkan kepalanya.
"Assalamu'alaikum, ini Sakura punya makanan sahur untuk kalian," ucap Sakura sambil membuka pagarnya.
"Waalaikumussalam," jawab semuanya secara serentak.
"Sakura kapan pulang? Makin cantik saja. Kira-kira sudah siap di lamar kakak tidak?" tanya Naruto menggoda dengan kedipan mata genitnya hingga Kiba menampar wajahnya.
"Kurang ajar kau. Heaven's Angel Sakura itu calon istriku," ucap Kiba yang nampaknya belum juga menyerah mengejar Sakura.
Sakura yang mendengar berbagai macam godaan itu hanya bisa tersenyum kecil. Ia sudah terbiasa dengan banyaknya godaan itu apalagi dari teman-temannya sehingga ia menganggap hal itu sebagai candaan saja.
"Kapan sampai?" tanya Shikamaru.
"Oh, kemarin sore," jawab Sakura membuat Shikamaru mengangguk-anggukan kepalanya.
"Alhamdulillah bisa bertemu Sakura ramadhan tahun ini. Sudah rindu sekali dengan masakan Sakura," ucap Chouji ketika Sakura memberikan dua kotak makanan untuknya.
"Tenang saja Chouji, kalau aku menikah dengan Sakura nanti akan kuajak Kau makan di rumahku setiap hari," ucap Naruto sombong sambil merangkul pundak Chouji.
"Assalamu'alaikum." Suara salam kembali terdengar namun jelasnya itu suara seorang pria.
"Waalaikumus- UCHIHA TEME SASUKE?!!!" ucap Naruto dengan teriakan ketika ia melihat Sasuke yang mengucapkan salam.
"Kau?!" ucap Naruto menelusuri dari mana Sasuke datang. Karena Sasuke berada di dalam pagar tepatnya di belakang Sakura membuat Naruto berpikir Sasuke datang ke rumah Sakura pagi-pagi sekali untuk menggoda Sakura, calon istrinya menurutnya.
"Sialan kau?! Berani-beraninya kau subuh-subuh di rumah calon istriku?!" ucap Naruto tak terima. Berusaha menarik tangan Sasuke untuk keluar namun malah membuat Sasuke memeluk Sakura dari belakang. Sakura nampak tak menolak sama sekali.
"Kau?!!" ucap Naruto tak terima padahal karena ulahnya sendiri Sasuke memeluk Sakura dari belakang.
"Apa?!" tanya Sasuke sambil mencium pipi Sakura dengan lembut.
Melihat aksi Sasuke barusan Chouji, Neji, Shikamaru dan Kiba nampak melebarkan mulutnya sementara Sakura nampak bersemu tipis. Naruto justru menunjukan ekspresi yang berbeda, ia mencengkram dadanya sambil kejang-kejang.
"Eh Naruto," ucap kaget Shikamaru hingga Naruto akhirnya pingsan. Mungkin itulah definisi kena mental yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konoha Ramadhan II
FanficNaruto dan kawan-kawan akan menemani kita semua selama Ramadhan dengan kisah menarik dan lucu yang siap dibaca untuk menemani puasamu bagian kedua.