Chapter 06: Sahur at Kos

1.9K 267 49
                                    

Semalam Naruto menginap di kosan Kiba, ia terpaksa menginap karena ia lembur semalaman dan ketika pulang, rumahnya sudah dikunci. Ia sudah berusaha berteriak membangunkan ayah atau ibunya namun tak ada yang menyahut. Beruntung masih ada kos Kiba yang siap menampungnya.

Memang sejak dulu kosan Kiba menjadi tempat berkumpul favorit mereka. Ya mau bagaimana lagi? Rasanya kosan memang tempat yang paling enak untuk berkumpul sebab tidak ada gangguan atau pun dilihat orang tua, rasanya jadi lebih bebas.

Lihatlah Kiba yang tidur bersama Naruto di atas kasur yang sama. Dua makhluk tuhan yang memiliki IQ yang sama itu nampak nyaman dalam tidur mereka padahal sudah jam empat, tak terlihat tanda-tanda mereka ingin bangun.

Suara alarm yang bahkan membangunkan penghuni kamar kos sebelah saja tidak berhasil membangunkan keduanya. Wajar saja, Kiba cukup lelah hari ini sementara Naruto selain lelah ia memang sulit dibangunkan bahkan terkadang suara luar biasa spektakuler ibunya saja tak berhasil membangunkannya.

Imsak pun tiba, Naruto terbangun. Buru-buru ia membangunkan Kiba, mengajaknya untuk sahur tanpa tahu bahwa imsak telah tiba.

"Haommm..., ngantuk sekali," keluh Kiba sambil melirik jam dinding di kamarnya kemudian berteriak.

"Apa? Kenapa berteriak?" tanya Naruto membuat Kiba menunjuk jam dinding yang juga membuat Naruto berteriak. Terlambat sudah, pikir Naruto.

Alhasil mereka tidak sahur, beruntung sebelum tidur sudah membaca niat puasa. Dengan lesunya mereka mandi, bersiap sholat di masjid. Keduanya berusaha meyakinkan diri bahwa mereka bisa kuat puasa hari ini.

Keduanya pun berjalan kaki menuju masjid hingga Lee menepuk bahu keduanya. Pria beralis tebal dengan rambut bak mangkok ayam itu nampak tersenyum cerah.

"Eh, kalian kenapa?" tanya Lee melihat ekspresi lesu Kiba dan Naruto.

"Jangan dibahas," sahut Kiba.

"Diamlah," sahut Naruto.

Mendapati respon itu pun Lee memilih diam sampai ke masjid. Mereka pun sholat di masjid dengan Asuma sebagai imam. Subuh kali ini cukup ramai nampaknya, ada Naruto, Kiba, Lee, Neji, Shikamaru, Chouji, Kakashi bahkan Sasuke.

Sholat pun selesai, semua orang pergi ke luar masjid untuk bergegas pulang namun Sasuke yang ingin pulang ditahan oleh Neji.

"Sombong sekali, pulang tapi tidak pernah kumpul bersama kami," sindir Neji membuat Sasuke menatapnya.

"Ah, baru pulang ada banyak yang harus dilakukan," ucap Sasuke.

"Tuh Neji, kau tidak boleh berkata jika Teme itu sombong. Dia itu sibuk, dia bukan orang yang kurang kerjaan dan menempel dengan ponsel 24/7 seperti kau," ucap Naruto membela Sasuke. Lebih tepatnya ia tengah mencari 'muka' padahal ia sudah punya 'muka' di depan Sasuke.

"Tidak apa Sasuke, aku mengerti kau sibuk," ucap Lee ikut-ikutan.

"Benar benar, Sasuke ini sibuk," ucap Kiba menambahi membuat Neji memutar bola matanya. Sudah tahu maksud kelakuan ketiga makhluk itu.

"Ya sudah, kita kumpul di pos ronda sebelum pulang," ajak Shikamaru membuat mereka akhirnya berjalan menuju pos ronda.

Naruto, Kiba dan Lee nampak berjalan dibelakang tubuh Sasuke, mengekori seperti anak ayam yang mengikuti induknya membuat Sasuke merasa kurang nyaman.

Setibanya di pos ronda pun mereka duduk di sana. Mengambil posisi ternyaman dengan Chouji dan Neji yang duduk di sebelah Sasuke sementara Trio Bucin Tak Jelas Pada Sakura duduk menghadap Sasuke.

"Jadi bagaimana kabarmu?" tanya Shikamaru pada Sasuke.

"Alhamdulillah baik," jawab singkat Sasuke.

"Ya terlihat sangat baik, Sasuke jadi jauh lebih tampan sekarang, kulitmu juga semakin bersih sekarang, mungkin perempuan akan insecure denganmu," ucap Chouji dengan sedikit candaan.

"Benar juga, ya walaupun kau memang sudah sangat bersih dan rapih, sekarang jadi semakin," tambah Neji.

"Sekarang apa pekerjaanmu Sasuke? Sudah lama sekali tidak pulang," tanya Lee.

"Dilihat dari kulit putih bersih tanpa celah tidak seperti kulit Naruto, pastinya dia bekerja di ruangan ber-AC," ucap Kiba membuat Naruto mendelik.

"Aku tentara pasukan khusus perdamaian PBB, tentara angkatan darat," jelas Sasuke membuat Naruto, Kiba dan Lee meneguk salivanya kembali.

'Repot juga kalau calon kakak ipar sudah jadi tentara, bisa bolong kepalaku kalau membuat kesalahan,' batin Naruto ngeri.

"Tentara? Sungguh? wah sepertinya kau mencapai cita-citamu," ucap Neji yang masih hapal betul cita-cita Sasuke.

"Begitulah, bagaimana dengan kalian?" tanya balik Sasuke.

"Aku sekarang bekerja sebagai pengacara dan alhamdulilahnya sekarang aku punya firma hukum sendiri," jawab Shikamaru. Sasuke tak heran, Shikamaru memang sangat cerdas.

"Kalau aku, membuka restoran. Kapan-kapan mampirlah ke restoku, tak jauh dari pintu masuk desa," jelas Chouji membuat Sasuke mengangguk pelan. Ia memang sudah melihat restoran itu ketika masuk desa.

"Ah aku bekerja di perusahaan real estate property milik Kakekmu," ucap Neji membuat Naruto menatapnya.

"Heh aku baru tahu Sasuke punya kakek yang punya perusahaan real estate property," ucap Naruto kaget.

"Kemana saja kau selama ini? Kakek Sasuke itu pengusaha terkaya di Jepang dengan kekayaan senilai $ 28,6 Miliar atau setara dengan 452 Triliun Rupiah. Raja real estate, orang terkaya di Jepang," jelas Shikamaru membuat Naruto, Kiba dan Lee melongo.

'Calon kakak ipar ku crazy rich ternyata,' batin Naruto insecure.

"Tidak usah melebih-lebihkan," ucap Sasuke tak nyaman, ia tak terlalu suka kekayaan keluarganya dibahas.

"Kalian?" tanya Sasuke menatap Kiba, Lee dan Naruto.

"Aku seorang polisi, keren bukan?" tanya Kiba membuat Sasuke cukup kaget pasalnya Kiba dulunya adalah preman yang berhenti sekolah lalu bertobat.

"Aku guru olahraga sekarang," ucap Lee.

"Aku PNS, bekerja di kantor camat," ucap Naruto menyombongkan dirinya. Sasuke pun menyipitkan matanya, menatap Naruto dengan tak yakin. Sungguh? Makhluk itu seorang PNS? Sulit dipercaya.

"Jangan menatapku seperti itu Teme?!" ucap Naruto seolah mengerti arti tatapan Sasuke.

"Bukankah sudah kukatakan, tak mungkin ada yang percaya jika kau itu PNS," ucap Chouji membuat semua orang tertawa kecuali Sasuke.

"Benar benar, aku yakin ketika tes Naruto menyontek," ucap Kiba dengan tawanya.

"Aku lebih yakin jika dia membuat jawabannya berbentuk zig-zag dan hokinya benar!" ucap Lee dengan tawanya.

Obrolan itu pun berlanjut dengan Naruto yang menjadi bahan bully. Sasuke senang bisa berkumpul kembali namun memikirkan istrinya hamil dan seorang diri di rumah membuat ia tak tenang.

"Aku pulang duluan ya," pamit Sasuke.

"Cepat sekali, ini juga baru jam 6 kurang," ucap Neji nampaknya masih ingin Sasuke bergabung bersama mereka walaupun Sasuke banyak terdiam.

"Sudah tidak apa, pasti Sasuke ada yang harus dikerjakan di rumah," ucap Kiba.

"Hn, nanti malam mampir saja. Buka di rumah, kebetulan hari ini Sakura berniat masak banyak," ucap Sasuke membuat Naruto, Lee dan Kiba sudah tersenyum senang.

"Oke?!" jawab Kiba, Lee dan Naruto dengan semangat dan kompak.

Konoha Ramadhan II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang