2. Kamu seharusnya berhenti ketika harus

7.4K 969 68
                                    

"Tidakkah kamu lelah, Adaline?"

Pupil mata Adaline membesar karena terkejut dengan tingkah Adam yang tidak diduga duga. Dia segera memalingkan wajahnya, menghindari sentuhan pria itu yang sebenarnya terasa hangat dan adiktif.

"Archduke, tolong berhenti"

"Berhenti dalam hal apa? Berhenti bertanya atau.. berhenti menyentuhmu?" Adam bertanya. Raut wajahnya masih sama kakunya, dan bahkan terlihat lebih gelap.

"Be.. Berhenti menyentuhku" Adaline menjawab dengan ragu ragu. Dia sungguh ingin menghindari pembicaraan yang beresiko ini.

"Kenapa? Bukankah kau memang datang kesini untuk melayaniku? Aku akan memberikan kontrak kerjasamanya jika kau melayaniku dengan benar malam ini" Adam berkata, tidak menahan apapun dalam kalimatnya.

Alis Adaline berkerut. Dia dengan tajam melihat Adam kembali. "Tolong Archduke, jangan mengatakan hal yang bisa membuat orang salah paham"

"Salah paham? Bukankah kamu menyadarinya juga? Selama ini, kamu memang dikirim suamimu untuk menyenangkan para calon rekan kerjasamanya"

"Saya tidak mengerti maksud Archduke sama sekali"

"Jangan pura pura bodoh, Adaline. Kamu menyadarinya. Jelas sekali kamu menyadarinya. Tapi kamu menolak untuk menyadarinya. Naif" Adam meludahkan kalimat yang sarkas. Tapi entah kenapa, Adaline tak bisa membantahnya sama sekali.

Wanita itu mengepalkan tangannya erat. Tidak tau harus berbuat bagaimana di situasi yang seperti ini.

Adam menyadari kemarahan Adaline, namum senyumnya justru makin lebar.

"Aku tak tau, penerus keluarga Alwinzy akan menjadi selemah ini. Biarkan aku memberitahumu satu hal yang penting. Kamu seharusnya berhenti ketika harus berhenti, Adaline. Hati manusia tidak bisa banyak bekerja sama dengan akal pikiran. Kamulah satu satunya yang akan tersakiti ketika kamu memaksa keduanya bekerja sama" Adam menjelaskan.

Kemudian pria itu menjauh perlahan.
"Baiklah, maaf karena membuatmu marah. Sebagi gantinya, aku akan segera mengirim kontrak kerjasama kita. Tapi aku tidak yakin, apakah kamu bisa mengurus semuanya dalam waktu dekat ini.. Kalau begitu, aku akan pergi lebih dulu"

Adam menunduk sopan kemudian pergi menjauh, meninggalkan Adaline yang masih terpaku sendirian.

Apa maksud dari perkataan pria itu tadi? Adaline bertanya tanya di dalam hatinya.

Adaline pulang dalam keadaan lesu. Karena sudah sangat malam, suasana rumahnya sepi. Mungkin hanya ada beberapa pelayan dan penjaga yang lewat dan berjaga jaga.

Adaline masuk ke dalam kamarnya dan menemukan Zovan sedang tertidur pulas diatas kasur.

Adaline membuka topinya dan meletakkannya diatas meja kemudian berjalan mendekati suaminya itu.

Dia menarik selimut Zovan yang sudah tersibak agar kembali menutupi tubuh Zovan seutuhnya, memastikan bahwa pria itu tidak merasa kedinginan di malam hari.

Kemudian Adaline pergi mengganti bajunya menjadi gaun tidur dan menghapus riasannya di meja rias.

Selama menghapus riasan, Adaline terpaku pada pantulan dirinya di cermin.

Tidakkah kamu lelah, Adaline?

Tiba tiba saja pertanyaan itu melintas dalam ingatannya.

Dia mau tak mau jadi bertanya tanya pada dirinya sendiri. Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan? Apakah dirinya memang sudah lelah?

New Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang