Setelah perdebatan kecil di kantin rumah sakit tadi, Law mengalah dengan membiarkan tunangan keras-kepalanya tetap berada di sini hingga ia usai bekerja.
Saat ini Law sedang mengarahkan Luffy ke ruang pribadinya sementara menunggunya. Sebuah ruangan berukuran 3x3 meter, bercat serba putih yang di dalamnya terdapat satu ranjang kecil, sofa ukuran sedang di depan televisi, dan pentri mungil yang diletaki kulkas, juga dispenser beserta rak untuk menaruh minuman dan makanan ringan.
Law menyalakan televisi, usai membuatkan coklat hangat untuk Luffy. Pemuda itu nyengir sambil mendengungkan kata terima kasih sebagai balasan.
Saat hendak beranjak meninggalkan ruangan tiba-tiba Law merasakan pergelangannya dicekal. Tentu saja pelakunya adalah tunangan usilnya.
Pemuda bermata bulat itu menggunakan lengan Law sebagai pegangan untuknya berdiri. Law menaikan sebelah alisnya bingung.
"Kenapa?" Tanyanya heran.
Luffy tidak menjawab dan malah berjinjit menarik tengkuk Law ke arahnya untuk dikecup singkat. Setelahnya kedua mata sang dokter langsung dibuat membola gara-gara mendapat serangan dadakan dari pemuda lebih kecil di hadapannya.
"Vitamin sebelum lanjut bekerja." Ujar Luffy enteng diiringi cengiran lebar setelahnya.
Law pun membalasnya dengan sebuah decakan keras. "Siapa yang mengajarimu melakukan hal barusan?"
"Nami!" Jawab Luffy tanpa pikir panjang.
"Nami-ya?"
"Umm!"
"Apa Nami-ya juga mengatakan efek yang harus kau tanggung usai melakukan itu padaku?"
Luffy berpikir sebentar sebelum menjawab. "Entahlah, aku tidak memikirkan sampai sejauh itu. Asal Torao senang, itu sudah cukup bagiku."
Law terhenyak mendengar jawaban tersebut. Tunangannya ini memang paling bisa membuatnya kehilangan kata-kata. Kalau sudah begini, budak cinta seperti dirinya bisa apa selain menarik napas dalam-dalam demi meredam gejolak yang tiba-tiba merenggut kewarasannya.
"Luffy-ya...kau harus bertanggung-jawab dengan ucapanmu..."
Luffy masih mencerna maksud dari ucapan Law ketika merasakan pinggangnya ditarik merapat pada tubuh lebih besar Law.
Hanya dalam hitungan detik jarak mereka sudah sepenuhnya terhapus. Law meraup dan memanggut belah lembut bibir tunangan kecilnya hati-hati.
Mula-mula ia hanya menjilat menggunakan lidah panasnya, lalu melumat lembut dengan diselingi hisapan kecil-kecil. Semua dilakukan supaya pemuda dalam dekapannya bisa mengikuti gerakannya.
Lalu saat Luffy mulai terhanyut, Law berangsur menelusupkan lidahnya. Bergerak sensual, menyentuh titik-titik sensitif yang sukses membuat tubuh kecil submissive-nya melemah.
Ciuman menjadi lebih panas dan menguras energi, kala tangan Law bergerak secara naluriah menuju belahan pantat Luffy. Mengelusnya perlahan, sebelum meremasnya kasar.
"Aahh!"
Ciuman pun terlepas karena Luffy terlonjak kaget. Nyaris merosot jatuh andai tangan Law tak sigap menahannya, lantas mengangkat tubuh melemah itu, dan menggendongnya seperti anak koala.
Luffy menaruh kedua lengannya memutari leher Law, tepat sebelum pria itu menyatukan kembali bibir mereka.
Kakinya mundur perlahan seiring dengan tiap lumatan yang terjadi.
Hal tersebut terus berlanjut sampai tubuh Luffy sudah diturunkan ke atas satu-satunya ranjang di ruangan ini. Kedua lengan Law segera berpindah ke masing-masing sisi kepala Luffy sebagai tumpuan agar tubuh lebih besarnya tak sampai benar-benar menindih tubuh lebih kecil sang tunangan.Law makin intens meraup, serta melumat bergantian belah manis dari bibir Luffy yang terasa semakin memabukkan. Ia mengecup, menjilat, dan menghisap, dimana segela tindakan tersebut langsung membangunkan syaraf-syaraf sensitif dari si manis di bawahnya.
Saat kaitan bibir terlepas, keduanya kontan terengah bersahutan. Mereka saling menatap dalam pandangan sayu yang tampak menggairahkan.
Pun wajah keduanya sudah semerah tomat. Kali ini Luffylah yang lebih dulu berinisiatif menarik kembali tengkuk pria di atasnya untuk dilumat lebih dalam dan lebih intim.
Keduanya bahkan sempat beberapa kali berguling, dan bertukar posisi demi menemukan kepuasan masing-masing dari ciuman yang teramat menguras oksigen tersebut.
Luffy terengah membiarkan wajahnya dibelai ketika ciuman kembali terlepas. Sementara pria di atasnya memanfaatkan momen tersebut untuk semakin mengagumi rupa berantakan namun tetap cantik dari mahluk kesayangannya.
Ia tersenyum teduh, lantas mendekatkan wajahnya, dan mengecup puncak kepala Luffynya dengan sedikit tekanan.
"Sayang sekali kita harus mengakhirinya sampai sini." Ujar Law dalam suara berat yang terdengar begitu frustasi.
Luffy ikut tersenyum, menangkup wajah tunangannya, mengelusnya lembut, lalu mendorong tubuh besar tersebut, untuk bertukar posisi.
Law sempat tersentak kaget, tapi tetap membiarkan tunangan kecilnya duduk di atas perut berototnya.
Seperti yang tadi dilakukan Law padanya, Luffy pun mengecup puncak kepala tunangan tampannya tersebut penuh kasih. Tak sampai disitu, Luffy terus menghujani seluruh wajah Law dengan ciuman kupu-kupu; di dahi, kedua pelipis, kedua mata, hidung, kedua pipi, dan yang terakhir bibir.
Pemuda itu lantas terkekeh di akhir aksinya.
"Tidak apa-apa, kita bisa melanjutkannya nanti setelah Torao selesai bekerja."
Seakan energinya telah kembali terisi, Law bangkit dari atas kasur, menjadikan posisinya seperti tengah memangku Luffy.
"Aku akan segera kembali." Ujarnya lembut.
Luffy mengangguk, sembari membantu merapikan pakaian serta rambut Law yang lumayan berantakan usai kegiatan penuh peluh barusan.
"Cepatlah! Aku akan menunggu dengan tenang di sini."
-fin-
31/10/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsmellow [Oneshoot] - LawLu🔞
Fanfiction[Ini adalah book pindahan dari akun lama aku @chinchapedas] -summary- Hanya sebuah untaian kisah manis tentang sepasang kekasih berbeda karakter