Law membuka kedua matanya dengan enggan. Sebenarnya ia sudah tersadar sejak beberapa menit lalu, tapi menolak untuk mengakhiri kenyamanan hakiki yang ia dapat dari mendekap terkasihnya yang saat ini masih terlelap.
Toh sekarang masih teramat pagi. Waktu kerjanya masih beberapa jam lagi. Ditambah, tunangannya sedang tidak ada kuliah.
Jika tidak mengingat siang nanti ada jadwal operasi, Law akan memilih tetap dalam posisi ini seharian penuh. Tidur dengan kedua lengan dipenuhi oleh tubuh mungil Luffy, sambil sesekali mengecup pucuk kepala beraroma citrus yang sungguh demi apa, begitu mengekstasinya.
Namun pada akhirnya dengan berat hati, Law tetap melepaskan rengkuhannya pada tubuh mungil itu. Ia sampai menahan napas ketika bergerak. Takut satu helaan napasnya saja sudah mampu membangunkan tunangan manisnya.
Usai membenarkan selimut di tubuh Luffy, Law pun berjinjit keluar kamar. Ia menutup pintu dengan amat perlahan.
Pemuda jangkung itu membasuh wajah dan menggosok gigi. Rutinitas wajibnya saat bangun tidur. Kemudian langsung menuju dapur.
Berhubung kemarin Luffy mengatakan kalau hari mau pergi ke pantai dengan teman se-gengnya, yaitu Zoro, Nami, dan Usop, maka Law memutuskan untuk mengisi pagi berharganya dengan membuatkan bekal yang nantinya bisa dimakan Luffy beserta teman-temannya. Meskipun ia sendiri tak yakin tunangan rakusnya itu akan mau berbagi bekal dengan teman-temannya.
Law bersenandung kecil ketika menyalakan kompor, meletakkan teflon di atas api kecil, minyak disemprotkan ke teflon. Ia mengambil beberapa telur dan daging beku di dalam kulkas, lantas mulai mengocok dan mencampurnya di dalam wadah khusus bersama bumbu. Ia bermaksud membuat telur isi daging sapi kesukaan Laffy.
Pemuda jangkung itu baru usai menyiramkan adonan telur dan daging ke dalam teflon mendidih ketika merasakan punggungnya sedikit memberat. Sepasang lengan pucat nan kurus menelusup perlahan melewati pinggangnya, dan berhenti di atas perutnya, mengunci di sana.
Meski aroma telur dan daging mulai menguar, hidung tajam Law masih dengan mudah mampu mencium aroma citrus kesukaannya. Keringat alami Luffy ketika bangun tidur.
Sudah jelas Luffylah yang tengah merusak konsentrasi memasaknya.
"Dadar gulung kesukaanku." Gumam suara serak khas bangun tidur, pemuda manis di belakang Law.
Ketika pemuda itu hendak menengok masakan Law lewat pundaknya, Law malah sengaja berjinjit, semakin menambah tinggi badannya. Senyumnya mengembang jail, karena ia tahu kepala Luffy tak mungkin melewati pundak berjinjitnya.
Luffy jelas sebal. Ia lepaskan kaitan tangannya di perut Law sesaat, demi mencubit pinggang lelaki di depannya.
Law sedikit memekik kesakitan, tapi karena lebih banyak lucunya, ia tetap terkekeh setelah itu.
Pantang menyerah, Luffy pun segera menemukan jalan lain untuk menonton proses menggoreng makanan kesukaannya.
Ia menelusupkan kepala mungilnya melewati ketiak Law, yang kontan membuat pemuda tinggi itu mendesah. Tak habis pikir dengan tingkah merepotkan namun menggemaskan kekasihnya.
"Bahaya," Tukas Law lembut. "Wajahmu bisa kena minyak goreng."
"Tapi pengen liat." Balas Luffy manyun jelek.
Law mendesah, lantas dengan gerakan sigap ia segera mematikan kompor. Masakan belum sepenuhnya matang ketika ia melakukan itu. Tak heran kalau Luffy bingung. Namun sebelum kebingungan itu berkembang menjadi sebuah pertanyaan, ia tiba-tiba merasakan tubuhnya melayang.
Bukan, bukan karena mendadak dia bisa terbang. Saat ini, Law yang begitu geregetan pada tingkah Luffy, tengah mengangkat tubuh super ringan pemuda itu, di pundaknya. Berjalan santai menuju ruang TV.
"Hei.....turunin aku." Jerit Luffy, diselingi kekehan.
Law pun menurunkan Luffy di atas sofa merah marun yang ada di ruang TV. Bermaksud untuk segera kembali melanjutkan acara memasaknya yang tertunda, tetapi malah tubuhnya mendadak tak seimbang karena Luffy menariknya ke bawah. Hampir jatuh menimpa tubuh lebih kecil di bawahnya andai Law tak sigap menggunakan kedua lengannya sebagai tumpuan.
Tindakan itu membuat Luffy terkekeh lagi.
"Aku mau masak nih, jangan iseng terus dong!" Maksudnya sih Law marah, tapi lagi-lagi masih dengan nada lembut. Sepertinya lelaki satu ini memang tidak tahu caranya marah dengan tunangan nakalnya.
Tapi bukannya menimpali ucapan Law dengan omongan, Luffy malah meletakkan kedua lengannya di balik tengkuk pria itu. Menariknya sedikit ke bawah mendekati wajahnya, lantas mengecup sekilas dua belah bibir favoritnya tersebut. Ia kembali terkekeh karena menemukan reaksi terkejut Law yang amat konyol.
"Luffy-ya!" Hardik Law.
Mendapat serangan dadakan begitu, siapa yang tidak terkejut? Siapa juga yang akan tahan?
Bukankah sudah hukum alam, jika kutub utara magnet akan menarik kutub selatan magnet? Lalu serbuk bunga akan menarik lebah. Dalam konteks ini, Law adalah orang yang ditarik, sedang Luffy adalah Orang yang menarik.
Trafalgar Law pun memilih untuk mengikuti skenario buatan Monkey D Luffy. Masih dalam posisi semula, perlahan ia mendekatkan wajahnya pada pemuda di bawahnya. Jarak mereka langsung terhapus, ketika kedua belah bibir mereka menyatu.
Seakan nektar bunga yang tak kunjung habis dihisap lebah, Law merasakan manis yang tak pernah sirna seberapa banyak pun ia menyesapnya. Mungkin inilah yang dinamakan candu, meski enggan mengakuinya, ia sungguh terbuai dengan candu bernama Luffy.
"Mau aku bantuin masak?" Ucapan pertama Luffy begitu tautan bibir mereka terlepas.
Law tak langsung menjawab, memilih untuk menelusupkan kedua lengannya ke bawah punggung sang tunangan bandel. Mendekap erat tubuh kecil itu, tapi hanya bermaksud untuk menariknya bangun, hingga tubuh mungil itu terduduk sempurna.
Sementara sebelah lengannya masih merengkuh punggung Luffy, sebelah tangan lainnya menggapai remot TV di atas meja. Memencet tombol on, dan benda segi empat berlajar datar tersebut pun sukses menampilkan gambar hidup.
"Kamu nonton TV aja, dan jangan balik ke dapur lagi, ok!"
Usai berkata demikian, Law mengecup pucuk kepala Luffy, setelah itu berlalu kembali ke dapur.
Dia memang harus melakukan itu, agar tak melihat dapurnya kembali dihancurkan oleh sang tunangan seperti tempo hari.
-fin-
Seperti yang kubilang di sinopsis, ini cuma kisah keseharian sepasang kekasih. Jadi nggak ada konflik yang bisa bikin dahi mengkerut😂.
Daaaaan siapa pun bole request adegan yang ingin dilakukan LawLu selanjutnya...😁
Makasih dah mampir baca🙏
26/10/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsmellow [Oneshoot] - LawLu🔞
Fanfic[Ini adalah book pindahan dari akun lama aku @chinchapedas] -summary- Hanya sebuah untaian kisah manis tentang sepasang kekasih berbeda karakter