Perkara Buku

10 6 8
                                    

Saat jam istirahat Senja yang seharusnya pergi kekantin malah sibuk mencari benda kesayangan nya, apalagi kalau bukan buku diary yang selalu ia simpan rapi didalam tasnya. Senja kalang kabut saat tak menemukan dimana buku itu berada, seingatnya ia menyimpan buku itu ditempat biasa lagipula Senja tak akan seceroboh itu untuk menaruh buku pribadi nya di sembarang tempat.

"Perasaan Gw taruh di sini deh, kok nggak ada ya" Senja menggigit bibirnya pelan

Memang isi diary nya kebanyakan hanya beberapa baris kalimat yang tak banyak orang pahami tapi tetap saja itu benda penting yang seharusnya sekarang berada ditangan nya.

"Senja Lu nyari apa sih daritadi" Leon yang baru memasuki kelas setelah dari kantin menatap bingung Senja yang nampak gelisah

"Lu liat buku Gw gak" Leon menggeleng pelan lalu terdiam beberapa saat

"Eh bentar, sampulnya warna orange, kuning sama ada gambar matahari tenggelam nya bukan?" Seketika Senja langsung menatap Leon

"Iya, judulnya Senja bukan?" Leon kembali mengangguk

"Serius? Lu liat dimana?" Leon tampak menimbang, ia juga bingung harus memberitahu Senja atau tidak

"Ish Lu mau ngasih tau nggak sih, kalo nggak udah sana gak usah ganggu Gw" Leon tersentak saat Senja berkata dengan tajam

"Itu..."

Senja berjalan tergesa kearah Rooftop sekolah dengan wajah yang kentara sangat kesal. Saat Senja sampai Ia melihat sekeliling mencari sosok menyebalkan yang membuat nya kelimpungan tadi pagi bahkan sejak kemarin.

"Itu apa sih, Gw seriusan"

Leon menghela nafasnya pelan sebelum menatap Senja

"Kemaren inget kan pas Lu pingsan, buku itu jatoh dari tas Lu terus Gw ambil buku Lu" kata Leon

"Jadi buku Gw di Lu kan, yaudah balikin sekarang" Leon menggeleng sambil meringis pelan

"Langit ambil kemaren, terus sekarang Langit nya ada di roof top sih tadi Gw tanya" Senja langsung melenggang pergi dengan wajah yang kentara kesal

"Sorry Ngit"

Saat Senja sampai di roof top dengan nafas yang terengah mulai melangkah saat Ia menemukan sosok yang Ia cari. Senja merebut paksa buku ditangan Langit tapi Langit langsung berdiri dan mengangkat buku itu tinggi-tinggi membuat Senja tak bisa menggapai buku miliknya. Senja mulai menutupi dirinya yang hanya setinggi dada Langit, kenapa Ia terasa sangat pendek.

"Lu kalo udah tau pendek jangan sok-sok an deh, kalo gak nyampe gak usah lompat tolol" Senja langsung memukul mulut Langit lumayan keras membuat Langit meringis

"Woyy sakit anjir, mulut Gw" kata Langit sambil mengusap mulutnya

"Makanya tuh mulut jangan kayak tong sampah" Senja menatap tajam Langit yang menatap nya dengan tatapan kesal

"Bacot, mulut-mulut Gw napa Lu yang sewot" kata Langit mulai terpancing emosi

"Soalnya kalo Lu gak mau berubah sikap Lu Gw yang ribet" Senja tak mau kalah, Ia juga mulai sewot

"Eh gak ada urusan ya, Gw gak dan gak akan pernah peduli" kata Langit sambil menatap tajam Senja

"Bodo amat. Sekarang balikin buku Gw se.ka.rang" Langit tersenyum remeh mendengar perkataan Senja

"Lu mau buku Lu balik" Langit mensejajarkan wajah nya dengan Senja, menatap lekat manik Senja

Saat Senja merasakan deruan nafas hangat milik Langit yang menerpa wajah nya, secara refleks Senja menutup mata. Jangan tanya mengapa Senja melakukannya sudah dibilang Ia hanya refleks dan itu yang tubuhnya perintahkan.

Setelah 3 menit lamanya dan tak merasakan nafas Langit yang tadi menerpa wajah nya, Senja kemudian membuka mata dan tak menemukan Langit didepannya.

"Ambil kalo bisa, hahaha" kata Langit yang kemudian berlari meninggalkan Senja yang masih termenung

"Langit sialan" kata Senja lalu menghela nafasnya kasar

Sepertinya tidak mudah untuk Senja mendapatkan kembali buku diary miliknya, yang bisa Senja lakukan saat ini hanya menunggu dan memohon semoga saja Langit tidak membaca diary nya. Lupakan tidak mungkin jika seorang Langit tidak lancang.

Senja memakai tudung hoodie miliknya, menuruni roof top kembali ke kelas nya. Akh Senja rasanya ingin mencabik mulut Langit dan menendangnya jika tidak ingat Langit bisa saja semakin menjadi.

"Fuck" umpat Senja saat berjalan sendirian dikoridor sekolah

Tanpa sengaja seseorang melihat Senja yang berjalan sambil menendang Angin membuatnya terkekeh pelan.

"Lucu"

Hanya kata itu yang keluar dari mulut nya, Ia hanya menatap Senja tak berani menghampiri apalgi mengajaknya berbicara. Bilang saja Ia pengecut tapi ini lebih baik daripada merusak sesuatu yang sudah Ia jaga tahunan.

Saat sampai di kelas, arah pandang Senja langsung mencari sosok Langit yang sudah berani mengambil buku nya. Tapi nihil saat Senja melihat kearah meja nya dan Langit, Langit tak ada disana yang ada hanya Leon yang duduk didepannya sambil memainkan game online di handphone berlogo apel gigit.

"Langit sialan" umpat Senja saat baru saja duduk

Leon yang mendengarnya langsung menghentikan permainannya dan beralih pada Senja.

"Eh temen Gw apain Lu Senja? Buku nya dikasih kan?"

Sengaja menggeleng pelan sambil berdecak kesal, Ia bahkan membanting buku kimia miliknya hingga menimbulkan suara yang lumayan keras. Untung saja kelas berisik jadi tak banyak siswa yang menatap Senja.

"Sabar Senja Gw tau kok, si Langit emng doyan bikin ice mocci"

"Lah sejak kapan Gw bisa bikin dessert" Langit berbicara tepat di samping telinga Leon

"ANJIRRR!! LANGIT SIALAN" teriakan Leon membuatnya menjadi pusat perhatian semua siswa di kelas apalagi dengan jatuhnya Leon dengan sangat tidak etis

"Hahaha.. makan tuh sialan, haha" Langit tertawa puas saat melihat Leon yang jatuh terjengkang

Senja membantu Leon yang jatuh, Leon mendengus saat melihat Langit menatap nya tajam.

"Gak lucu tau gak sih" Senja menatap kesal kearah Langit yang masih tertawa

"Terus Gw peduli gitu, kagak tuh"

Senja mengangkat sebelah alisnya

"Gak papa lagian Gw juga cuma jatoh, biasa Gw sama Langit tuh emang gitu" Leon mencoba melerai

"Tuh Leon aja gak masalah, Lu yang bukan siapa-siapa kok marah" Langit menatap remeh Senja

"Lang maksud Gw tuh.."

"Gue bukan bolang btw" kata Langit dengan wajah datarnya

"Udah lah kalian kek bocah tau gak" Leon

"BODO AMATT" sentak Langit dan Senja bersamaan

"Kenapa jadi Gue yang di bentak tolol" gumam Leon pelan saat Langit dan Senja sudah keluar dari kelas meninggalkannya dengan siswa lain yang menatap mereka berdua bingung.

-Maret2021

LANGIT SENJA & SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang