Chapter 8 || Tawa di Atas Kesedihan.

521 38 0
                                    

Assalamu'alaikum sobat yang lagi baca. Aku mau curhat dikit deh ya.
.
waktu dan tempat dipersilahkan!
.
.
Jadi, ini tuh udah Maret aja dong, tapi ini naskah belum nyampe 10 part😭 padahal minimalnya 40 part. Kasian ya kamu, De.
.

Sekian

.

🥀

     Nashwa memberontak sejak masuk ke dalam mobil milik Berlan. Gadis itu bergerak gelisah ke sana kemari, tapi percuma. Tubuhnya diikat, mulutnya dibungkam, serta matanya ditutup kain. Ia jelas tak bisa berkutik. Sementara, Berlan tersenyum puas sepanjang jalan. Pria itu berterimakasih kepada Rajo, bahkan ia menambah bonus banyak pada Rajo.

Dua pria di depan bersuka ria sejak tadi. Padahal di belakang, ada yang sangat amat sedih.

Berlan dan Rajo saling berbagi senyum kemenangan. Dua pria itu tak henti-hentinya tertawa. Mereka berdua sudah seperti badut, menyeramkan oleh tawanya. Jalanan yang ramai mereka hiraukan. Biasanya jika jalanan ramai dan macet, pasti mereka akan menggerutu, tapi kali ini tidak.

Berlan menatap lurus jalan yang dibelah oleh kendaraannya. "Aku tak menyangka, ternyata kau sangat bagus, Rajo," pujinya. Rajo merasa senang, ketika sang majikan memuji dan memberinya banyak bonus.

"Ini hal yang mudah, Tuan." Rajo menjawab seadanya. Pasalnya, proses penculikan Nashwa ini sangatlah mudah baginya, apalagi gadis yang diculik itu tidak pandai menghindar atau melawan. Paling-paling hanya melawan dengan pukulan rasa tepukan. Jadi, tak heran bukan jika Rajo menangkap gadis itu dengan mudahnya.

"Kau tahu, Rajo. Aku menemukan dia secara tidak sengaja," ucap Berlan memulai bercerita. "Saat aku pergi melihat-lihat universitas yang akan ku pilihkan nanti untuk, Nero. Ternyata aku malah menemukan gadis secantik, seanggun, dan sesempurna dia. Sungguh hasratku meronta saat itu juga. Hahaha ini benar-benar sangat menarik."

"Matamu memang sangat jeli, Tuan."

"Mau bersahabat denganku, Rajo? Jika selama ini kita hanyalah sebatas pekerja dan Tuannya, kali ini kurasa kita sudah begitu dekat." Berlan tipe orang yang mudah bergaul dan sangat hangat pada setiap orang. Asalkan orang itu menyenangkan, pasti Berlan akan dengan senang hati berkenalan.

"Bolehkah?" Rajo tampak ragu. Pria itu tidak lebih dari sekedar pekerja. Selama ini pun baru kali ini ia bekerja dengan orang yang sangat friendly seperti Berlan.

Berlan terkekeh pelan. "Hei, aku yang menawarkan, tentu saja boleh."

"Kalau begitu, saya terima ajakan, Tuan. Terimakasih untuk itu." Jika Rajo dapat melihat senyum tulus Berlan, mengapa harus meragu lagi.

"Sekarang, kau tak perlu lagi memanggilku dengan sebutan 'Tuan' lagi. Sebut saja semaumu."

Refleks, Rajo membelakkan matanya, lalu memandang Berlan tak percaya. "Tidak, Tuan. Kau tetaplah Tuanku. Aku tidak bisa berbuat seperti itu, bukankah itu tidak sopan?" elaknya.

Berlan menghela napasnya. "Baiklah, terserah kau saja," balasnya. "Mau minum kopi dulu tidak?" Sebagai tanda persahabatan dimulai, Berlan ingin ngopi bersama sahabat barunya saat ini.

Rajo melirik ke arah Berlan sebentar, lalu kemudian kembali fokus pada jalanan. "Tidak perlu, Tuan. Saya sudah minum kopi hari ini," jawabnya menolak.

Berlan kecewa, ternyata ajakannya kali ini ditolak juga, tetapi ia tidak bisa memaksa. "Baiklah, kalau kau butuh sesuatu bilanglah padaku."

"Terimakasih, Tuan."

Berlan melongok ke arah belakang, Nashwa yang masih berusaha memberontak itu terlihat mulai lelah. "Cepatlah, Rajo. Aku sudah tidak sabar ingin bermain dengan si Bidadari bumi itu," ujarnya.

Di balik penutup matanya, Nashwa sudah menangis sejak tadi. Gadis itu ingin sekali bebas dari jeratan mereka, tapi tak bisa.  Sejak saat dua pria itu tertawa-tawa dalam kesedihannya, Nashwa hanya berusaha menahan tangis yang membuatnya sesak.

"Ya Tuhan, tolonglah aku...."

Nashwa selalu mengingat Tuhan. Apalagi disaat-saat seperti sekarang ini. Selain doa yang ia lakukan, ia juga selalu berusaha menerima semua ujian ini. Nashwa tahu, bahwa Tuhan masih menyayanginya, sampai-sampai ujian seberat ini ditimpa untuknya.

🥀

Terimakasih atas waktu luangnya untuk membaca cerita saya yang semakin hari semakin ambruladul 🙂✊

.

.

.

Sekian

.

Pagi hari, 3 Maret 2021


SEKALA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang