Seoul, 18 Maret 2018
Bugh!
Srok!
Zrok!
Bruk!
"Hah..hah…"
Klang!
"Hhkkk..hkk…"
Merah dan amis, bau sampah dan sempit. Semua hal itu menjadi satu menyeruak di sebuah gang kecil yang diapit 2 toko.
Hari ini Seoul sedang hujan dan cukup deras. Seharusnya orang orang bisa menghangatkan diri di rumah dengan ginseng atau makanan hangat.
Tapi naas, sebuah kesialan menimpa seorang pria berumur sekitar 29 tahunan yang terkapar berlumur darah. Pembuluh di lehernya terpotong menyebabkan darah muncrat. Pakaian hitamnya penuh darah dan bau amis.
Pria itu sekarat dengan tangan yang mengangkat meminta tolong pada pria berjaket hitam di hadapannya. Tangan satunya memegangi lehernya yang sudah sedikit terpotong itu. Detik berikutnya, keadaan menghening. Tewas sudah pria itu.
Sementara itu, pria berjaket hitam yang menudungi kepalanya berjalan menghampiri mayat pria yang ia bunuh. Tingginya yang sekitar 170 an itu membuatnya berjongkok untuk melihat dari dekat sang mayat.
"Ah… sayang sekali, padahal kau tampan," ia mengelus pipi pria itu. Mata mayat di pandangannya masih terbuka dan terlihat menatapnya.
"Wah, matamu cantik ternyata bung, sini biar ku koleksi, aku akan menaruhnya di museum sebagai koleksi,"
Plup!
Dengan sekejap kedua mata pria itu tercabut dari tempatnya, berpindah ke tangan pria bertudung.
"Haha, terima kasih, kau baik baik ya disini, jangan sampai anjing liar memakanmu,"
Pria bertudung mengangkat tangan mayat itu dan mengecupnya singkat kemudian bangkit dengan seringai jahatnya.
"Oh astaga! Aku lupa," ia berbalik dan mengambil pisau yang berstatus alat pembunuh itu.
Ia memandangi sekitar dan menemukan sebuah kapak disebelah tong sampah. Kemudian mengambilnya dan…
Srak!
Kedua tangan mayat itu terpotong. Si pria bertudung menendang tangan itu jauh jauh dan berlalu. Tak lupa ia menghapus semua bukti yang bisa mengungkit dirinya.
Hujan turun sangat deras membasahi tubuh pria itu yang kini berteduhkan payung dan berjalan seperti tak terjadi apa apa. Seringainya muncul. Seringai yang akan membuat orang gemetar karenanya.
"That was your fault sir, you touch my thing, so you have to pay for it,"

KAMU SEDANG MEMBACA
RAINDROPS ||JINSOO||✔
Romance"aku suka hujan, karena setiap tetesannya bagaikan detik yang terus berjalan menghantarkan aku padamu" . . . Kim Jisoo, seorang dokter forensik muda yang harus bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, Kim Seokjin. Terpaksa memecahkan kasus pembunuh...